Minggu, 15 November 2015

Kisah Cinta Radit (Antara Cinta Pertama dan Cinta Terakhir)

--Awal Aku Jumpa Dia--

Suara ketukan pintu dan teriakan mama diluar membangunkanku

"dit, udah bangun belum? Ini udah hampir jam setengah tujuh" suara mama
diluar. Aku menoleh ke arah jam weker di meja, "astaga...Jamku mati" aku
sangat kaget ketika melihat jam itu menunjuk pada angka 12. Aku lihat ke
arah jam dinding sudah menunjukan pukul setengah tujuh.

Aku langsung lompat dari tempat tidur menuju kamar mandi.

"bagaimana ini, telat telat telat" gumamku. Kebiasaan mandi 10-15 menit,
sekarang hanya 5 menit selesai. Setelah memakai baju putih dan celana
abu-abu aku langsung berlari kedapur menemui mama. Aku berlari ke meja
makan, langsung mencium tangan papa dan mama "pa, ma radit berangkat
dulu" kataku.

"dit..Dit, tunggu" kata mama.

"radit udah telat ma, assalamualaikum" kataku sambil menarik gas motor
keluar halaman.

Aku tancap gas menuju sekolah, tepat di pintu gerbang pak satpam udah
mau tutup pintu gerbang.

"pak, bentar" Aku teriak ke pak satpam.

"radit, tumben telat?" kata pak satpam.

"ceritanya nanti aja pak, aku mau masuk dulu" aku berlari menuju kelas.

Pintu kelas sudah tertutup, "gimana nie mau masuk kelas gak mungkin,
karena pak teguh guru matematika sangat benci dengan keterlambatan"
gumamku didepan pintu. Perlahan aku pegang gagang pintu dan ku buka
perlahan. "radit, kamu telat ya?" suara ibu vina wali kelasku
mengagetkanku dari belakang.

"i.Iya bu" jawabku gugup.

"yaudah ayo masuk" kata ibu vina.

"tapi bu, pak teguh gak akan ngijinin siswanya telat untuk ikuti mata
pelajarannya" jawabku. Ibu vina hanya tersenyum dan membuka pintu kelas.
Syukurlah ternyata pak teguh gak datang hari ini, dan hanya memberikan
tugas 5 soal matematika dengan tingkat kesulitan yang lumayan.

"ASSALAMUALAIKUM, ma'af ibu mengganggu sebentar" dengan suaranya yang
lembut ibu vina menyapa teman2 dikelas. Aku langsung duduk di bangkuku.

"kalian akan mendapatkan dua teman baru, dia pindahan dari luar kota"
kata ibu vina.

"dheo, lita ayo masuk" ibu vina memanggil mereka. Waw…ternyata gadis
cantik yang masuk dan disusul laki-laki putih dan tampan dibelakangnya.

"ayo kenalkan diri kalian" ibu vina mempersilahkan dheo dan lita untuk
memperkenalkan diri.

" nama saya lita anggraeni, asal dari kota surabaya" lita dengan
tersenyum malu-malu memperkenalkan dirinya. Dan disusul suara dheo.

"Saya nanda dheo, panggil saja dheo. Asal dari manado" dheo dengan
mantap memperkenalkan dirinya dan tanpa ada senyuman dibibirnya.
Tiba-tiba andi temanku dibelakang berbisik, "kayaknya orang ini sombong
banget dit, liat aja ntar kalo sombong kita kerjain aja" kata andi
dibelakangku. " iya benar, sombing banget, tapi si lita cantik
ndi..hehehhe" kataku pada andi.

Tiba-tiba ibu vina memanggil namaku, "Radit atur tempat duduk dheo dan
lita" kata ibu vina.

"maksudnya bu?" jawabku.

"kamu ketua kelas di sini, harusnya kamu tahu harus bagaimana" ibu vina
mengarahkanku.

"baiklah bu, nanti saya usahakan hubungi bagian perlengkapan untuk
menambah satu tempat duduk" jawabku sedikit murung. Beginilah kalo jadi
ketua kelas harus bertanggung jawab atas semua yang ada di kelas. Aku
langsung berdiri dan mempersilahkan lita untuk duduk di sebelah eny
temenku, karena temam sebangkunya tidak masuk. Sedangkan aku menyuruh
dheo menempati bangkuku dan bersebelahan dengan roby teman sekelas ku.
Ibu vina langsung keluar dari kelas dan aku mengikutinya untuk hubungi
bagian perlengkapan.

Setelah semua tempat duduk lengkap dheo langsung pindah ke bangku paling
belakang. Sepertinya dheo orangnya tertutup, dia hanya membaca buku yang
dikeluarkan dari tasnya. Satu jam lagi pergantian mata pelajaran, namun
aku belum satu soal pun ku kerjakan. Aku langsung saja keluarkan buku
tulis dan unruk menghemat waktu aku nyontek pekerjaan roby dan lumayan
tiga soal sudah selesai. Roby dan teman-teman lain sedikit kesulitan
mengerjakan soal no empat dan lima. Aku pandangi soal itu dan berfikir
keras, dengan sedikit menurunkan rumus akhirnya dapat ditemukan
pemecahannya. Dan rumus itu juga dapat di gunakan memecahkan soal nomor
lima. Roby yang mengetahuiku dapat menemukan jawaban kedua soal itu
langsung memberi tahu teman-teman lain. Tidak disangka mejaku penuh
dengan teman-teman yang kerjasama memecahkan soal tersebut, dan kulihat
lita juga menghampiri mejaku.

"yang nomor lima gak mungkin diselesaikan dengan cara ini, karena
masalahnya beda" suara lita terdengar membuat teman-teman lain berhenti
menulis di mejaku.

" seharusnya pakai rumus ini disusitusikan dengan persamaan ini, baru
didapat persamaan baru yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
nomor lima" lita dengan antusias mencorat-coret kertas coretanku dimeja.

" oia, piter banget kamu lit" aku tersenyum pada lita yang cantik itu.

"cie, bakal ada saingan ne dit" kata roby disebelahku. Sontak
teman-teman juga meledekku. aku hanya tersenyum malu, dan mukaku memerah.

Akhirnya teman-teman kembali kebangku masing-masing dan menumpuk
pekerjaan mereka dimejaku. Dan tak kusangka dheo juga mengumpulkan buku
pekrjaannya. Saat dia mengumpulkan buku tugasnya dia memandang wajahku,
dan ku sambut dengan senyuman sekedar menyapa dan bersikap baik
kepadanya. Tanpa ekspresi dia berlalu meninggalkan mejaku.

"heh, sombong banget ne anak…aku gak yakin dia akan punya teman disini
jika dia bersikap seperti itu" gumamku dalam batinku.

Sebelum pergantian mata pelajaran aku langsung menuju ke ruang guru
untuk meletakkan buku pekerjaan teman-teman di meja pak teguh. Tiba-tiba
ada pikiran di benakku, "bagaimana dengan pekerjaan dheo? Padahal dia
tadi tidak berdiskusi dengan teman-teman lain" pikirku. Aku langsung
melihat pekerjaan dheo dan ternyata dheo dapat menyelesaikan semua
pekerjaannya dan penguraiaan rumus adan persamaannya sangat sederhana.
Aku tersenyum melihat pekerjaan dheo "hm, otak kedua teman baruku
ternyata tidak dapat dientengkan" aku bergumam.

## keakrabanku ##

Seminggu telah berlalu, dan hari ini adalah hari senin. Setelah
melaksanakan upacara rutin tiap hari senin kami langsung menuju kelas
masing-masing. Ternyata di kelas ada nita teman sebangku eny yang sudah
seminggu tidak masuk sekolah karena sakit. "waduh, bakal ada rombakan
tempat duduk lagi ni" kataku pada roby. Tidak mungkin ku suruh nita
untuk duduk dengan dheo dibelakang karena nita dan eny sudah sebangku
bersama sejak kelas satu, dan sampai sekarang di kelas tiga ini.
akhirnya roby punya pemecahan masalah untuk mengatasi semua ini, biarlah
roby duduk ditengah bersama ceweknya, sedangkan lita pindah kebangku
cewek roby. Sedangkan dheo sebangku bersama ku.

"aku dengan si sombong itu"? tanyaku pada roby.

"yah kalau kamu mau sih tapi terserah kamu aja, yang pusing kamu sendiri
sebagai ketua kelas" jawab roby datar.

"okelah kalau begitu, ini semua demi kamu dan kelas kita" jawabku

"demi aku?" tanya roby.

"ya iyalah biar kamu bisa berdua sama si selly cewekmu. Hehhehe" jawabku
sambil berlalu menuju bangku. Roby hanya cengengesan dibelakangku. Aku
menghampiri lita untuk duduk di bangku lely, lely langsung senyum ketika
aku pasangkan dengan roby. Selanjutnya aku menuju kebangku dheo dan
mengajaknya pindah ke mejaku.

"dheo, maaf ganggu, ada perubahan tempat duduk karena teman kita yang
sakit sekarang sudah masuk" kataku pada dheo.

"terus apa masalahnya?" jawabnya. Awalnya dheo tidak mau pindah tempat
duduk namun setelah beberapa pengertian dari teman-teman akhirnya dheo
mau berdiri dan pindah dari tempat duduknya.

"Alhamdulillah anak sombong ini mau pindah, nggak harus repot
menghubungi bagianperlengkapan lagi" kataku dala hati. Semua sudah beres
dan pelajaran pertama pun dimulai. Aku dan dheo hari itu tidak tidak
saling bicara. Hingga istirahat menjelang.

"dit, yuk kantin." Kata temenku

"ok, ayo aku udah laper ni tadi lupa gak sarapan" kataku pada mereka
sambil memegang perutku.

"dheo, ke kantin bareng kami yuk" ajakku padanya.

"sorry, saya sibuk" jawabnya datar dan mengeluarkan bukuya.

"yaudah, kita ke kantin dulu" kataku. Dia hanya diam tanpa melihat kami.

"heh dit, si dheo itu kok sombong banget yah" kata rendy

"iya dit, emang kamu tahan dsebangku sama dia? Timpal jony.

"halah dia kan juga manusia, dan mungkin masih kangen kampung halamannya
di manado sana" jawabku pada mereka.

Kantin sangat ramai aku tidak mengerti padahal ada dua kantin
disekolahku ini, namun yang paling rame adalah kantin ini. masakannya
biasa, dan sama dengan kantin lain. Mungkin hanya suasananya yang nyaman
dan adem membuat kantin ini selalu ramai.

"hai dit, ni aku pesenin kamu makanan" lita dengan senyuman termanisnya
menghampiri ku dengan teman-teman. Aku dan beberapa teman langsung duduk
di meja yang belum di huni oleh sisiwa lain.

"lho? Siapa yang pesen makanan ini lit?" tanyaku pada lita saat dia
menyodorkan semangkok mie rebus kepadaku.

"halah…dimakan aja dit, tadi aku denger kamu ngobrol di kelas ma
temen-temen katanya lapar karena lupa gak sarapan,. Yaudah ketika aku
lihat kamu menuju kantin aku langsung pesenin makanan ini, kamu kan suka
yang namanya mie. Hehehe" jawab lita panjang lebar. Aku hanya tersenyum
kepada lita, dan mulai melahap semangkok mie rebus.

"loh lit? kok Cuma radit yang dipesenin?" kata jony

"iya, karena tadi yang laper Cuma radit..hehehe" jawab lita cengengesan.

"ouw, pilih kasih ni ye…mentang-mentang radit ketua kelas" jawab jhony

"iya ne…atau jangan-jangan.." kata rendy menggantung dan langsung menuju
roby yang lagi mesan makanan. Aku melempar rendy yang cengengesan dengan
tisu.

"lit nggak usah dengarkan teman-teman, mereka semua emang gitu. Gokil."
Kataku mencairkan suasana saat ku lihat wajah lita memerah.

"iya dit, gpp" lita tersenyum dan melanjutkan makannya.

Seperti biasa setelah makan ku sempatkan untuk ke perpustakaan sekedar
membaca buku. Pastinya gank ku ini paling anti ke perpustakaan jadi aku
selalu sendiri.

"lit aku mau keperpus, mau ikut nggak?" tanyaku.

" sorry dit, aku nggak bisa, itu teman-teman ku nungguin aku" jawab lita.

"okelah…aku keperpus dulu" kataku pada mereka.

Akhirnya diriku ada didalam perpus, "tumben ya kok sepi?" tanyaku dalam
hati. Aku langsung menuju rak buku dimana buku-buku sejarah tentang
bangsa indonesia diletakan. Ternyata buku yang aku cari tidak ada di
tempatnya, dan aku langsung menuju petugas perpus dan menanyakannya, "
ma'af bu, buku tentang sejarah pemimpin indonesia ada yang pinjam ya?
Padahal kemarin masih belum ada yang minjam" tanyaku pada penjaga
perpus. " maaf dik ibu juga gak tahu, mungkin iya tadi ada yang pinjam,
tunggu aja sekitar seminggu pasti udah dikembalikan." Kata ibu itu,
Padahal aku ingin baca buku itu, tapi mau mau bagaimana lagi, bukunya
sudah ada yang pinjam.

"ini buku yang kamu maksud?" suara yang tidak asing buatku. Aku langsung
menoleh kebelakang dan ternyata dheo memegang buku yang aku maksud.

"iya…buku tentang sejarahpemimpin indonesia isinya bagus lho, tapi
karena kamu yang pinjam yasudah aku nunggu kamu selesai baca aja"
jawabku pada dheo.

"aku suka buku ini, dan isinya sangat terbuka dan tidak ada unsur
menjelek-jelekan suatu orang atau kelompok" kata dheo. "kamu suka
sejarah juga ya?" tanyaku antusias. "yah begitulah, meski kita di
jurusan ipa, kita tidak boleh melupakan disiplin ilmu lain" jawab dheo.
Dheo langsung memberikan buku itu kepadaku dan aku langsung meminjamnya.
Seperti biasa dheo pergi tanpa pamit, dia langsung saja menuju kelas
kitika bunyi bell pertanda masuk jam ke enam. Tiga jam berlalu seperti
biasa aku dan dheo meski kita sebangku hampir tidak pernah berbicara.
Aku jadi penasaran kepada ini anak, wajah ganteng, putih, perfum yang
wangi, dan smart tapi kenapa dia begitu sombong dan cuek ya?

Jam menunjukan tepat pukul 11:30 dan bell tanda pulang pun berbunyi.
Kami semua membereskan buku dan keluar kelas. Aku langsung menuju tempat
parkir dan kulihat ban motorku kempes. Waduh mati aku, jarak rumah
sangat jauh dan disekitar sekolah tidak ada tempat tambal ban. Dengan
wajah kusam aku dorong motorku keluar halaman sekolah. Bebrapa teman
hanya menyapaku tanpa menanyakan kenapa motorku didorong. Begitulah
kalau hidup dikota, semua orang merasa dirinya lebih sibuk sehingga
enggan membantu orang seperti aku. Aku dorong terus motorku menyisir
jalan raya.

"titn..tin" suara klakson motor dan langsung berhenti didepanku. Motor
ninja berwarna hitam di naiki cowok berjaket biru dan berhelem hitam.
Aku hentikan langkahku dan memandangnya, tiba-tiba helemnya dibuka
dengan wajah meringis akibat menahan terik dan silaunya cahaya matahari
dheo menyapaku "hei dit, motormu kenapa?" tanya dheo.

"biasa banku bocor, tapi nggak apa-apa kok tempat tembel ban-nya udah
dekat" jawabku. Aku melanjutkan langkah kakiku mendorong motorku, panas
terik matahari membuat keringatku bercucuran. Akhirnya tempat tambal
motor udah kelihatan dan semakin dekat. Di tempat itu ternyata ada si
dheo, "dheo ngapai disini?" tanyaku rada heran. Nggak ada Cuma mastiin
tempat tambal bannya buka dan kamu bisa sampai disini, kalo pingsan
dijalan gimana?" ledek dhe sambil tersenyum. Pertama kali aku lihat dheo
tersenyum, ternyata senyumannya menambah ketampananya.

"ow, thanks ya…!" jawabku. Dhe menemaniku ditempat tambal ban, dan
ternyata ban dalamku itu harus "yaudah, ayo dit aku antar" dheo
menawarkan diri.

"boleh, tapi kamu gak repot kan? Atau biar aku naik angot aja" jawabku.

"udah nggakpapa ayo cepat keburu sore dan bengkelnya tutup" ajak dheo.

Aku langsung neik kemotornya, sadel motor yang agak nungging dan licin
membuat diriku nempel pada punggung dheo. Agar bagian selangkangku tidak
menyentuh belakan dheo, sengaja aku perpegangan dan menahan di
pinggangnya. Dheo mungkin biasa naik motor sangat kencang, dan nekad
membuat diriku sesekali mengeratkan pegangan tanganku. setibanya
dibengkel aku langsung beli ban motorku dan saat aku rogoh kantong
celanaku ternyata dompetku ketinggalan dirumah. Dheo mungkin melihatku
sedang kebingungan dan tahu bahwa aku tidak bawa dompet. Tiba-tiba dheo
menjulurkan uang Rp 50.000 kepada pemilik toko. dan aku ambil uang
kembaliannya, dheo terimakasih ya atas bantuannmu. Aku tiba di tempat
tambal ban, dan ternyata velegku juga harus di center ulang.

" dheo kamu pulang saja tinggalin aku aja di sini, ntar kamu dicari
orang tuamu" aku menyarankan dheo pulang saja karena mungkin ini masih
lama. Dan aku berencana juga mau pulang naik ojek kerumah, biar nanti
aku ambil motorku sore hari. ternyata dheo menawarkan tumpangan karena
arah rumah kami searah. Aku langsung setuju saja dan aku senang bisa
dekat dengan dheo.

Sesampainya dirumah, mama baru turun dari mobil. Melihat aku datang
dengan seorang teman tanpa membawa motorku mama langsung menghampiriku.

"radit…kamu kenapa?" tanya mama sampil memegang diriku dan memerikasa
keadaanku.

"apa'an sih ma, aku nggak apa-apa motorku lagi dibenerin dibengkel, tadi
bannya bocor dan velegnya disetel ulang, untung ada temanku yang
nganterin aku" langsung saja aku nyerocos kepada mama. Mama langsung
mengerti dan terlihat lebih tenang, aku ajak dheo untuk masuk kerumah,
namun dheo menolak ajakanku. Untung saja ada mama disana, dan dheo
terpaksa masuk ikut kedalam atas ajakan mama. Aku temani dheo duduk di
tuang tamu setelah bibi memberikan jus kepada dheo aku pamit untuk ke
kamar dulu.

"dheo, aku ganti baju dulu ya. Kamu di sini atau mau istirahat ke
kamar?" tanyaku.

"aku mau pulang saja dit, nggak enak aku sungkan ke mama-mu" jawab dheo.
Aku hanya tersenyum dengan jawaban dheo, aku dekati dia dan kutarik
lengannya untuk mengikutiku, "kalau gitu ayop ke kamarku saja yo, bawa
tuh minumannya" ajakku pada dheo. Dheo mengikutiku kelantai dua menuju
kamarku. Aku persilahkan dheo masuk kekamar dan istirahat.

"dheo, aku ganti baju dan sholat dulu ya" aku pamit dan langsung menuju
kamar mandi, lepas itu aku langsung sholat. Ternyata dheo orangnya
pemalu dan ketika ada dikamar dia merasa nyaman karena tidak merasa
sungkan terhadap mama disana. Aku hidupkan komputer dikamarku dan
kuputar music kesukaanku.

"oia, dheo aku boleh tanya sesuatu nggak?" aku membuka pertanyaan.

"tanya apa dit?" jawab dheo.

" banyak yang aku ingin tanyakan padamu" lanjutku

"yaudah tanya aja, tapi satu pertanyaan 10.000, hehehe" dheo mulai
bercanda. Aku hanya tertawa dan melemparnya dengan bantal. Sebenarnya
banyak yang aku tanyakan kepada dheo namun untuk sementara aku hanya
ingin bertanya beberapa hal. dheo pindah ke kota malang ini karena
papanya pindah tugas, dan dia harus ikut dengan papanya. Dan kenapa dia
cuek dan tampak sombong disekolah itu karena dia lagi banyak masalah
dengan papanya setelah dia pindah ke malang. Katanya dia masih butuh
proses untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. dan melihat
penampilan teman-temanku serta diriku sendiri dheo merasa kami adalah
orang-orang yang nggak bener. Tapi sejak sebangku denganku dheo
memperhatikanku dan ternyata dugaanya tentang aku salah. Banyak hal yang
diceritkan dheo kepadaku dan membuat kami berdua sangat akrab.

Keakraban kami membuat teman-teman juga suka bergaul dengan dheo,
ternyata dheo orangnya asik kalau sudah kenal. Dheo juga sering ke rumah
untuk belajar bersama bahkan dia juga pernah sekali nginap di rumah.
Papa dan mama juga sudah mengenal dheo sebagai salah satu teman akrabku,
dan dheo pun tidak lagi canggung menghadapi mama dan papa.

# Malam Bersejarah #

Pada suatu hari papa dheo lagi-lagi ada rapat ke luar kota, sebagai
teman akrabnya dheo mengajakku untuk menginap dirumahnya. Sebelum
kerumah dheo kita jalan-jalan dulu ke kota malang, berkeliling dan
mengunjungi pusat perbelanjaan yang ada disana. Puas berbelanja beberapa
keperluan kita langsung mampir ke warung makan untuk beli makanan untuk
kami berdua, namun malam itu dheo tidak mau makan di warung jadi kita
bungkus saja makanannya. Sesampainya dirumah dheo aku langsung meletakan
barang belanjaanku di sofa ruang tamu. Dheo langsung menuju ke dapur
mengambil piring dan sendok. Aku menyusulnya untuk membawakan air minum,
kita sengaja tidak makan di meja makan karena kita mau nonton bola.
Kebetulan hari itu Arema sedang berlaga. Selesai makan dan nonton bola
mataku merasa berat, ingin tidur.

"yo, aku udah ngantuk ne…seharian aku kurang istirahat" kataku pada dheo
yang sibuk mengganti chanel TV.

"yaudah, kita ke kamar aja dit, lagian chanelnya jelek" kata dheo.

Kita langsung menuju kamar dheo dan aku menuju ke kamar mandi untuk
gosok gigi dan cuci muka. Setelah selesai semuanya aku langsung
merebahkan diri di tempat tidur.

"yo, aku tidur dulu ya" aku minta izin untuk tidur lebih awal

"he'em, aku masih belum ngantuk ne masih mau cari berita di internet"
dheo mengotak atik komputer di kamarnya.

"yaudah yo, met malem" kataku dan memejamkan mata. Beberapa menit
kemudian badanku merasa panas dan aku terbangun dari tidurku.

"yo, kok kamarnya panas sih?" kataku.

"iya kipas anginnya mati dit, kemarin belum sempat di benerin. Atau buka
aja jendelanya" kata dheo.

" nggak usah yo, banyak nyamuk' boleh nggak aku buka baju?" kataku.

"kamu ini dit, kayak baru kenal aja apa yang mau dilakukan mesti harus
tanya dulu." Kata dheo yang masih sibuk dengan komputernya.

"hehehe…gak enak lah yo" kataku sampil tertawa.

"kamu tuh dit, mau buka baju mau telanjang bulat nggak apa-apa asal
nggak malu aja ma aku, heheheh" ledek radit dan dia melihat kearahku.

"wah dit, badan kamu putih dan ramping ya. coba fitnes pasti lebih bagus
dit" kata dheo sambil cengengesan.

"apaan sih yo, aku tidur dulu " aku langsung menyelimuti tubuhku dan
meninggalkan dheo tidur.

Beberapa menit aku tertidur, handphoneku bergetar.

"hemmm siapa lagi yang telfon" aku raih handphoneku di atas tempat tidur
"private number is calling" itu yang aku lihat di layar handphoneku. Aku
pencet dan ternyata di matikan, mungkin orang iseng karena aku sering
dapat telfon seperti itu saat jam tidur. Langsung saja aku matikan
hp-ku. Aku coba pejamkan lagi mataku yang ada didalam selimut.
Samar-samar aku mendengar suara desahan laki-laki dan itu berasal dari
sound komputer dheo. Aku buka selimutku dan kulihat kearah dheo,
ternyata aku tiduk bisa melihat film apa yang di tonton dheo karna
ketutupan oleh kepalanya. Aku yakin itu adalah film porno, dan kulihat
tangan dheo bergerak-gerak di selangkangannya. Aku tahu sekarang " dheo
pasti lagi colly, hemmm aku isengin ah" ide gilaku. Aku langsung turun
dari tempat tidur dan menuju dheo, "hayo…ngapain ni" gertakku padanya
dan alhasil dia sangat kaget dan malu.

"dheoooo? Kamu…? Kataku kaget saat melihat ternyata yang di tonton dheo
adalah film bokep gay.

Aku langsung mundur ke tempat tidur, aku tak nyangka dheo seperti itu.
Dheo langsung menutup film itu, dan berdiri menghampiriku sambil
membenarkan celananya.

"dit, dengerin penjelasanku dulu" dheo mengajakku untuk berbicara.

"kamu gay ya?. Jangan khawatir aku tidak akan membeberkan rahasiamu ke
orang lain" kataku sambil masuk ke selimut untuk tidur.

Jatungku berdetak sangat kencang, aku tak tahu apa yang aku rasakan saat
ini. ***sebenarnya aku takut aku akan kembali lagi masuk kedunia seperti
ini. aku sudah bisa melupakan dunia gay sejak aku masuk SMA dan menjalin
hubungan dengan seorang gadis cantik, ternyata benar kata buku psikolog
yang aku baca, seseorang yang akan meninggalkan kebiasaan buruknya harus
benar-benar menjauh dari semua yang menghubungkan kita kearah itu. aku
akui kalau aku seorang gay, dan aku ketahui saat aku masuk SMP, aku
lebih tertarik kepada seorang cowok ganteng dari pada seorang cewek. Itu
semua karena cewek di kelasku tidak ada yag sesuia dengan kriteriku. Dan
saat aku masuk SMA aku baru bisa tertarik kepada seoarang gadis, dan dia
adalah bintang disekolah. Namun hubunganku hancur karena gadis itu
dikeluarkan dari sekolah gara-gara ketahuan membawa obat terlarang. Dan
terakhir aku tahu bahwa dia sering keluar dengan om2 hidung belang. Saat
itu juga aku putuskan dia, dan aku menjomblo lagi mulai kelas tiga SMA,
namun karena aku terbiasa tidak mendekatkan diri dalam kehidupanku dulu,
aku hampir lupa bahwa aku dulu pernah tertarik pada seoarang laki-laki***.

Memori masa laluku kempali diperlihatkan.

Tiba-tiba ada tangan yang merangkul tubuhku dari belakang. "dit, aku
minta maaf aku tidak pernah bercerita tentang kehidupanku ini" kata dheo
dan terdengar suaranya bergetar. Aku hanya diam dan tidak melepas
pelukannya. Tangan dheo mengarah kedadaku, dan merasakan detak jantungku.

"dit, kamu tidak usah takut. Meski aku mencintaimu aku tidak akan
memaksamu untuk bisa cinta padaku" kata dheo dan semakin mempererat
plukannya.

Aku langsung melepas pelukannya dan langsung duduk diatas tempat tidur.
"cinta?" kataku sedikit meninggikan suara.

"iy dit, sejak aku lihat kamu di depan kelas sepertinya aku suka padamu,
dan rasa itu semakin besar sejalan dengan ke akraban kita" dheo
membalikan tubuhnya membelakangiku.

"dheo, rahasia apa lagi yang belum kamu bongkar kepadaku?" tanyaku.

"rahasia terbesarku sudah kamu ketahui dit, dan semua itu terserah kamu.
Kamu bisa membicarakan semua ini kepada semua teman-teman dan kepada
papaku. Aku tak peduli, karena sebenarnya aku sudah tidak ingin hidup
lagi. aku ingin mati saja dit.." dheo menangis dan menundukan kepalanya.

"yo, jangan ngomong seperti itu, aku tidak akan bercerita kepada siapa
pun" kataku. Dheo masih terdiam membisu.

"yo, aku mengerti perasaanmu, dan aku tahu kamu tidak menginginkan
terlahir sebagai seorang gay" kataku pada dheo dan ku tarik pundaknya
untuk menghadap diriku.

"aku juga punya rahasia yo, sebenarnya aku juga sakit sepertimu, namun
semuanya sudah aku pendam saat aku menjalani hubungan dengan seorang
gadis hingga gadis itu pergi meninghianatiku. Namun aku masih bisa tidak
masuk lagi ke dunia ini. hingga suatu hari kamu datang kesekolahku dan
perasaan itu muncul lagi. aku berusaha menghilangkan perasaan itu,
semakin aku berusaha semakin besar penyakit itu muncul lagi. semakin
hari semakin membesar dan mungkin hari ini sudah mencapai puncaknya. Aku
juga mencintaimu yo." Aku mengakhiri kata-kataku dengan ungkapan
perasaanku padanya.

Dheo langsung mengangkat kepalanya dan menatapku, ku lihat matanya
berkaca-kaca. Aku sedikit tersenyum kepadanya untuk menghilangkan rasa
sedih dan bersalahnya. Dheo langsung memelukku dengan erat, "dit, aku
tidak mau kehilangan kamu, jadilah kekasihku" suara dheo terdengar tulus
di telingaku. Aku mengelus punggungnya "jangan pernah kecewakan aku yo,
aku juga mencintaimu" kataku dan melepas pelukannya. Dheo langsung
tersenyum " aku janji dit" kata dheo sambil menyapu matanya. Aku sedikit
menampar pipinya dan tersenyum padanya.

"kita tidur yuk, besok terlambat kesekolah baru tahu rasa kau" kataku
dan membenarkan diri untuk tidur.

"heh kamu amnesia ya? besok kan hari minggu" kata dheo sambil menuju
komputernya dan mematikannya.

"hahaha, iya aku lupa. Tapi tetap aja kita harus tidur" aku tertawa dan
langsung masuk kedalam selimut.

"tidur? Hanya tidur saja? Tidak ada yang lain?" kata dheo cengengesan.

"pokoknya kita harus tidur, atau aku pulang saja gimana?" jawabku.

"hehehe, aku Cuma bercanda kok sayang" kata dheo sambil mnuju tempat tidur.

"iya, awas macem-macem kau" kataku sambil memejamkan mataku. Dheo haya
tertawa kecil. Dan aku pun tertidur dengan pulas.

Pagi hari aku terbangun dan kurasakan ternyata dheo memeluk tubuhku. aku
hanya tersenyum damai ternyata dheo orangnya bukan tipe berhubungan yang
mengutamakan sex. Ini terbukti dari dia tidak mengajakku ML saat malam
jadi kita. Aku rasakan kontol dheo menegang dan ditempelkan dipahaku,
biasalah seorang laki-laki pasti akan tegang pada pagi ini. termasuk
kontolku juga ikut tegang, dan ini normal bagi seorang laki-laki. Aku
bangunkan dheo dari tidurnya, saat dheo setengah sadar aku pegang
kontolnya " hei, milikmu nggak pernah disekolahkan ya? kok maen nempel
di lahan orang" kataku sambil tertawa. Dheo langsung tersenyum " hehehe,
ada-ada aju kamu dit, pagi-pagi udah buat aku tertawa" kata dheo.

@ kenangan terakhirnya @

pagi hari tepat jam 8:00 aku dan dheo menuju rumahku. Aku ajak dheo
untuk makan bersama papa dan mama.

"dheo, ayo nambah nggak usah malu2" kata papa

"iya nak, jangan kayak radit kurang makan makanya di gak berisi" timpal
mama.

"iya tan, terima kasih, masakan tante enak " kata dheo merayu mama.

"huh mama, biarin meski ngGAK Gemuk kan tetap sehat, iya yo" kataku.

"udah, ayo selesaikan makannya" kata papa.

Setelah makan aku dan dheo duduk di ruang tamu, disusul oleh papa.

"dheo, papa kamu belum pulang ya?" kata papa

"iya om, mungkin besok sore" kata dheo.

"ya udah dheo nginap disini aja biar ada temannya" kata papa.

"terimakasih om tapi aku tidak bisa meninggalkan rumah dalam keadaan
kosong, takut ada apa2" kata dheo.

"dit, kamu temani dheo aja di rumahnya" kata papa.

"tapi besok radit kan sekolah" kataku

"kamu ini, bisa berangkat dari rumah dheo kan? Bawa aja seragam dan
bukunya." kata papa. Dheo hanya tersenyum.

"yaudah pa, nanti sore setelah makan aku ke rumah dheo" kataku.

Sore hari setelah makan aku dan dheo langsung menuju rumahnya. Aku
membawa motor sendiri mengikuti laju motor dheo. Sesampainya di sana aku
langsung mandi dan menonton TV hingga waktu menunjukan pukul 21:00.

"dit, besok kita sekolah ayo tidur" kat dheo.

"iya ayo, jangan lupa kunci semua pintu" kataku.

"udah semua kok, ayo yank kita tidur" kata dheo.

"hmm, manggil sayang pasti ada maunya" kataku

"halah buruk sangka aja kamu dit" sambil mentowel keningku. Aku hanya
tertawa menuju kamar dheo.

Aku buka bajuku dan hanya memakai boxer. Dheo juga membuka bajunya dan
hanya memakai celana dalam. Kita langsung masuk kedalam selimut.

"dit, mama kamu baik yah" kata dheo.

"mama siapa dulu yo, udah aku mau tidur" kataku. Dheo hanya tertawa dan
langsung tak bersuara. Aku langsung pejamkan mataku untuk masuk kedalam
dunia mimpi. Beberapa saat kemudian aku membuka mataku dan menoleh ke
arah dheo. Kulihat dheo belum tidur dan air matanya mengalir.

"dheo, kamu kok nangis?" aku langsung duduk.

"aku ingat mama dit, dan aku sangat merindukannya." kta dheo.

"ma'af yo, emang mama kamu dimana?" tanyaku.

"mama ku di manado yo, papa dan mama sudah bercerai" jawab dheo lirih

"ma'af ya yo, gara-gara aku kamu tambah sedih" aku pegang tangannya
untuk meringankan bebannya. Dheo membalas erat pegangan tanganku. Aku
langsung duduk dan mencium kening dheo "yang sabar ya, sekarang kan ada
aku yang bisa menemanimu" kataku padanya. Dheo langsung mencium bibirku
dan aku membalas lumatannya. Aku naiki tubuhnya dan aku jatuhkan selimut
yang menutupi kita. Dheo masih melumat bibirku dan meraba punggungku.
Aku lepaskan ciuman dheo dan aku beralih ke lehernya.

"dit, jangan bikin tanda" kata dheo. Namun aku sudah terlanjur mengecup
lehernya dan berbekas tanda merah. Aku gesekan tongkat keras kita dan
dheo sepertinya sudah tidak tahan. Dia langsung membalikan tubuhku dan
membuka celana boxer dan CDku. Dheo memegang kontolku dan menjilatinya,
dan terakhir memasukan ke dalam mulutnya. Aku hanya mendesah ke enakan.
Dheo memutar tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya ke mukaku. Aku
langsung melumatnya. Hingga akhirnya kita selesaikan pergumulan cinta
ini dengan saling anal untuk meraih puncak kenikmatan.

Pergumulan cinta malam itu adalah malam pertama aku tumpahkan spermaku
kedalam tubuh orang lain. Orang yang aku cintai dialah dheo.

Beberapa bulan hubungan kami berjalan dan berapa kali kita melakukan sex
namun tidak ada yang tahu tentang hubungan kita. Baik teman terdekat
kami di sekolah, karena aku dan dheo tidak terlalu dekat di sekolah.
Lita murid baru juga sudah menjadi cewekku, dan tentunya atas se izin dheo.

4 desember dheo juga mendapatkan kekasih seorang perempuan, dia adik
kelas kami. Terkadang kami jalan2 bersama mengunjungi tempat wisata yang
ada di malang. Hubunganku dengan dheo semakin dekat. Terkadang kita
tertawa bersama saat mengingat hubungan yang kita jalani, serta hubungan
kita dengan cewek kita. Dheo mengakui bahwa hubungannya dengan adik
kelas hanya sebagai topeng untuk menutupi dirinya. Namun dheo tidak
mempermasalahkan hubunganku dengan lita.

25 desember 2007 aku dan dheo menghabiskan liburan di pantai. Dheo
memberitahukan bahwa pas tahun baru dia akan ke manado menemui mamanya.
Dia sudah sangat kangen mamanya.

"dit, aku mau kemanado tanggal 1 januari, aku kangen mama sekalian
meminta restu untuk UAN" kata dheo.

"berapa lama yo? Kamu mau izin bolos ya?"tanyaku.

"iya dit, mungkin empat hari aku disana." kata dheo.

"aku pasti akan merasa sangat kanget yo" kataku memasang muka sedih.

"udah nggak usah akting, kan ada si lita" kata dheo sambil mencubit
hidungku dan berlari.

"hei, awas kamu ya" kataku mengejarnya.

Tanggal 31 desember 2007 sepulang sekolah aku dan radit jalan2. Ke
tempat romantis di kota batu.

"dit, besok aku mau ke manado selama 4 hari, dan aku yakin aku akan
merindukanmu" kata dheo.

"aku juga akan merindukanmu yo, jangan lupa sering2 hubungi aku ya"
kataku padanya.

"itu pasti sayank, bagaimana kalau kamu nanti menginap dirumah, aku ada
hadiah dan kenang2an buat kamu" kata dheo.

"hus...Jangan ngomong kenang2an yo, kayak gak akan jumpa lagi" kataku.

"hehehe, kan kita sama-sama nggak tahu" kata dheo.

"udah, ayo pulang makin ngaco ngomong ma kamu" aku mengajaknya pulang.
Dan akhirnya aku tiba dirumah, dheo nggak mau masuk karena harus
membereskan barangnya buat besok pagi.

Aku izin ke mama dan papa untuk menginap di rumah dheo, karena aku dan
dheo serta teman2 lain mengadakan pesta tahun baru. Mama dan papa
mengizinkanku. Tepat pukul 7 malam aku langsung mengarahkan motorku ke
rumah dheo. Aku pencet tombol bel rumah. Ternyata papa dhe yang
membukakan pintu itu.

"eh, radit..Ayo masuk dheo ada di kamarnya langsung saja kesana" kata
papanya. Aku dan papa dheo sudah saling kenal karena teman dheo hanya
aku yang sering main ke rumahnya. Dan sejak dheo kenal aku, dheo berubah
menjadi anak yang peduli kepada papanya pasca perceraian dan
perpindahannya ke sini.

Aku langsung menuju kamar dheo, "heh...Ayo kita berangkat teman-teman
udah pada sms ne" kataku.

"Iya aku udah siap kok, aku langsung kerumah dewi [pacarnya]" kata radit.

"ya iyalah dit, masak kamu mau bareng aku, terus lita mau gimana?"
jawabku. Akhirnya aku dan dheo berangkat bersama dan berkumpul dirumah
roby. Acara pesta tahun baru pun dimulai hingga tepat jam 00:00 suara
trompet dan petasan saling bersautan. Kita juga meniup troMpet dan
saling mengucApkan selamat tahun baru.

Selesai acara kami langsung pulang, dan aku mengantar lita ke rumahnya.
Tepat pukul 01:00 aku dan dheo tiba dirumahnya. Papa dheo ternyata sudah
tidur. Kami langsung masuk ke kamar dheo. Aku rebahkan badanku di atas
ranjang. Dheo membuka bajunya dan menuju ke lemari besar dan mengambil
susuatu di dalamnya.

"nah, ini hadiah yang aku maksud" kata dheo sambil memberikan kado kepadaku.

"apa ne yo?" kataku.

"buka saja, pasti kamu suka" jawabnya dengan senyuman termanisnya.
Setelah aku buka ternyata dheo memberikan aku suiter dan di depannya ada
bordiran bertuliskan D&R, aku sangat suka dengan kejutan dari dheo. Tak
kuasa aku memeluknya dan mencium bibirnya. Dheo juga membalas
perlakuanku, dia membuka pakaianku sedikit kasar, dan membuka celanaku.

"wah udah ngGAK tahan ne? Kok buru2 bnget" ledekku. Dheo hanya senyum
dan menelanjangi dirinya.

"aku akan puasin kamu yank malam ini" kata dheo sambil menciumi leherku.
Aku juga tak mau kalah, aku juga bersikap agresif. Permainan panas pun
di mulai, tanpa ada pemanasan lebih dahulu. Dua kali aku orgasme dan
tiga kali untuk radit. Aku sudah tidak kuat lagi, dan kita semua
tertidur telanjang bulat.

Pagi telah datang, aku terbangun tepat jam 6 pagi, aku bngunkan dheo
agar bisa siap2 untuk ke manado. Setelah mandi aku langsung pulang
kerumah dan berjanji akan kembali lagi sebelum jam 8 pagi. Aku arahkan
motorku menuju rumahku, dan berlari ke kamar. Aku ambil jaket
kesayanganku dan aku masukan kedalam tas. Aku temui mama yang ada di
dapur, "ma, dheo mau ke manado, dia nggak sempat pamit ke mama" kataku.

"lho? Dia mau pindah lagi?" kata mama.

"enggak ma, cuma mau nemui ibunya dan minta restu agar uan sukses"
kataku. Aku langsung pamit ke rumah dheo.

Tepat jam 07:30 aku sampai dirumah dheo. Dheo udah siap2 dikamarnya,

"dheo, ini kamu bawa jaket kesayanganku agar kalau kamu kangen bisa
pakai jaket ini" kataku sambil memberikan jaket padanya.

"thanks yank " katanya sambil melepas jaket yang dia pakai dan
menggantinya dengan jaketku. Aku sangat senang melihat dheo memakai
jaketku. Aku langsung memeluknya, "dheo, jangan tinggalkan aku ya"
kataku. "iya sayank, aku tidak akan meninggalkanmu, dan hanya kematian
yang bisa memisahkan kita" dheo memelukku dan mencium keningku.

Akhirnya jam tanganku menunjukan pukul 09:00, papa dheo sudah memanggil
dheo untuk siap2 berangkat. Aku bawakan koper dheo menuju ruang tamu,
"lho? Radit belum pulang ya?" Tanya om prastyo papa radit

"sebenarnya tadi udah balik om, tapi ada barang ketinggalan" jawabku
sekenanya.

Dheo memasukan kopernya ke dalam mobil. Dan aku mengeluarkan motorku ke
pinggir jalan. Mobil yang di bawa papa dheo juga udah keluar dari
halaman, dheo langsung menutup gerbang dan berjalan ke arahku.

"hei sob, aku berangkat dulu yah" dheo memelukku sangat erat.

"heh, ada papamu nggak enak tau." aku berbisik dan melepaskan pelukan dheo.

"nggak apa apa, tenang aja pasti aman" dia mengedipkan matanya dan
berjalan masuk ke mobil.

"radit, kita berangkat dulu ya" kata papa dheo.

"iya om, hati-hati dijalan" kataku. Dheo hanya melambaikan tangannya dan
tersenyum saat mobilnya berjalan.

Aku langsung melajukan motorku ke rumah. Sesampainya dirumah aku
langsung masuk kamar dan istirahat. Sekitar 45 menit aku teringat dengan
suiter pemberian dheo. Aku pakai suiter itu, dan aku sms ke dheo.

"skrg q pke suiter U, dn q sangt mrindukanmu, sdh nyampe mana yank." smsku

"aku juga teringat kamu ketika menciuam aroma jaketmu ini, aku masih di
perjalanan menuju bandara juanda" blz dheo.

"yaudah, nanti kalo udah mau naik pesawat sms Q ya"

"iya sayank"kata dheo. Aku langsung istirahat karena memang sangat
ngantuk. Hingga tepat jam 12:30 aku terbangun suara telfon dari
dheo."halo sayank, aku entar lagi udah masuk kepesawat, dan pastinya
hanphoneQ dimatikan" suara di ujung telfon sana.
"iya nggak apa apa yank, aku kangen berat ne" kataku memanja

"hehehe, iya ku juga kangen" kata dheo.

"nanti di manado jangan nakal ya, awas kalau nakal" kataku meledeknya.

"iya yank, nggak mungkinlah karena kamu adalah cinta matiku" kata dheo.

"hem...Mulai lagi ngegombalnya" kataku.

"hehehe, beneran kamu adalah cinta terakhirku" jawab dheo. Aku hanya
tertawa. "udah yank, aku mau masuk ke pesawat, bye yank." suara telfon
terputus sebelum aku menjawabnya. Aku telfon dheo, ternyata sudah tidak
aktif.

Aku putuskan untuk tidur siang namun aku merasa sangat gelisah saat itu,
aku tidak bisa memejamkan mataku meski aku merasa sangat lelah. Aku
putuskan untuk makan didapur, mungkin jika perut kenyang aku bisa tidur.
Sekarang jam menunjukan pukul 14:00 wib, setelah sholat dxuhur aku
langsung menyalakan televisi. Jam-jam gini acara pada gak seru, semuanya
hanya berisi tentang ibu-ibu, senetron anak-anak dll, aku terus
mengganti chanel hingga aku berhenti di chanel swasta yakni SCTV, disana
ada breaking news tentang hilangnya pesawat ADAM AIR, dan dipastikan
pesawat itu jatuh.

"Pesawat Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan DHI 574 yang melayani
rute penerbangan Surabaya- Manado telah siap di Bandara Juanda Surabaya
pada Senin 1 Januari 2007. Pukul 05.59 UTC atau 12.55 WIB pesawat
tersebut lepas landas dengan mengangkut 102 orang. Diperkirakan pesawat
tersebut mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado pukul 08.14 UTC atau
16.14 Wita. Namun tiba-tiba pesawat tersebut hilang kontak. Komunikasi
terakhir adalah pada pukul 15.07 WITA atau 07.07 UTC. Saat itu, diduga
pesawat naas ini berada di sekitar Rantepao"

Itulah berita ditelevisi, yang aku simak hingga terdengar suara mama di
belakangku,

"radit, itu pesawat ke manado" kata mama mengagetkanku

"iy ma, dheo..!" kataku setengah berteriak dan kaget, panik bercampur
jadi satu.

"dit, coba hubungi dheo" kata mama yang ikut panik. Aku coba menghubungi
nomor dheo tetapi tidak nyambung. Aku semakin gugup mama juga
kebingungan memanggil papa.

"dit, kamu tahu dheo naik pesawat apa?" kata papa

"nggak pa, aku tidak menanyakannya" jawabku

"yaudah kamu hubungi papa dheo tanyakan dheo naik pesawat apa" kata papa.

"aku tidak tahu nomor papa dheo, ma" jawabku.

"yasudah kamu tenang dulu, kita harap dheo tidak ada di pesawat naas
itu" kata papa

"amin" mama menimpali.

Aku izin ke papa dan mama untuk kerumah dheo, mungkin papa dheo sudah
ada di rumah. Papa mengantarku kerumah dheo, namun om pras papa dheo
belum datang. Aku meminta papa nunggu setengah jam lagi dan ternyata
mobil papa dheo datang. Ku lihat papa dheo turun dari mobil dan dan
membuka pintu gerbangnya. Aku berusaha turun namun papa menghalangiku
dengan alasan biarkan om pras masuk kerumah dulu. Setelah memasukan
mobilnya aku dan papa langsung turun dari mobil mendekati om pras.

"om, boleh tahu tidak dheo naik pesawat apa?" kataku gugup.

"ada apa dit kok nanyak tentang pesawat dheo? Oh..ini papa radit ya,
prastyo? Kata om pras sambil menjabat tangan papa.

"beny" kata papa

"dheo naik pesawat ADAM AIR dari surabaya ke manado emang ada apa ya?"
tanya om pras heran.

"Tidak mungkin..tidak mungkin" kataku. Papa langsung memegang pundakku.
Jatungku seperti berhenti berdetak ketika ku dengar dheo ada di dalam
pesawat itu.

"kenapa?" tanya om pras.

"kita omongin di dalam saja pak" kata papa. Kami bertiga langsung masuk
ke dalam rumah dheo. Papa menjelaskan bahwa tadi ada berita bahwa ada
pesawat adam air hilang kontak dan kemungkinan jatuh.

"itu nggak mungkin" kata om pras sambil menyalakan Televisi. Om pras
makin sedih ketika semua stasiun televisi memberitakan tentang hilangnya
pesawat adam air.

"dheooooo…" teriakan om pras dan langsung pingsan. Untung disana ada
papa, jadi aku dan papa membaringkan om pras di sofa. Aku berlari
kedapur untuk ambil minyak kayuputih dan air. Aku tahu semua sudut rumah
ini karena aku sering main di rumah ini. setelah om pras sadar, om pras
langsung menelfon mantan istrinya menanyakan tentang dheo, dan ternyata
mama dheo menunggu dheo di Bandara Sam Ratulangi Manado dan juga
mendengar kabar naas ini dari pihak bandara. Ternyata benar dheo ada di
pesawat itu. aku tak kuasa menahan air mataku mengalir di pipiku, "dheo,
ternyata semalam kenang-kenangan terakhirmu" aku meratapi kepergian
dheo. Sehari telah berlalu tidak ada kabar dari puing-puing ADAM AIR.
Aku yakin dheo sudah tidak lagi ada di dunia ini. teman-teman semua
berdoa agar dheo selamat, namun tuhan berkata lain dheo telah tiada
jasatnyapun juga tidak ada. Aku merasa sangat kehilangan dheo, papa dan
mama sangat tahu bahwa aku telah kehilangan seorang sahabat. Namun mama
dan papa tidak tahu kalau aku telah kehilangan cinta pertamaku. Aku
berjanji pada dheo untuk bisa lulus pada UAN nanti dan aku tidak boleh
mengecewakan dheo sebagai teman belajarku. Kelulusanku adalah kelulusan
dheo. Akhirnya aku bisa menerima kepergian dhio dan lulus dengan nilai
memuaskan. Suiter pemberian dheo adalah kenang-kengan yang paling
berharga. Selamat jalan dheo semoga kamu di tempatkan di Tempat
terbaik-NYA, amin.

Inilah kisah perjalanan cinta pertamaku yang akan selalu aku kenang.
Setelah aku lulus SMA, aku kuliah di universitas udayanna BALI, karena
papa pindah tugas, dan mama juga mau mengembangkan usahanya di pulau
bali. Hingga suatu hari aku berjumpa dengan Romy, wajah dan sikap romy
mendekati dheo. Aku tahu romy bukan dheo namun aku menemukan cinta dheo
di dalam diri romy. Dan aku mencintai romy dan aku harus mendapatkannya
meski aku tahu romy memiliki kekasih yakni jimmy. jimmy maafkan aku, ku
rebut cintamu. Dan sekarang aku memiliki romy dan aku menyayangi dan
mencintainya sebagai romy, biarlah dheo bersemayam didalam memoriku. Romy

I LOVE YOU.

Rabu, 16 September 2015

CERITA SEX : SUAMIKU MENGIZINKAN AKU ML DENGAN MANTANKU

Aku adalah seorang ibu rumah tangga berusia kurang lebih 30 tahun.
Pernikahan kami telah berjalan kurang lebih 7 tahun dan mempunyai
seorang anak yang sudah sekolah di playgroup. Suamiku adalah seorang
pekerja di perusahaan swasta, karena kesibukan pekerjaannya dia biasa
pergi pagi dan pulang malam. Walau begitu hubungan kami berjalan dengan
baik.

Kami biasa terbuka dalam berbagai hal, termasuk masalah sex. Sayangnya
karena pekerjaannya, staminanya di ranjang kurang bisa memuaskan
keinginanku. Aku inginnya berhubungan sex tiap hari, sementara suamiku
paling sanggup tiga hari sekali. Itupun setelah ejakulasi, dia tidak
sanggup untuk menambah ronde. Satu hal yang dia suka bilang adalah
keinginannya untuk melihatku berhubungan sex dengan laki-laki lain. Dan
bahkan dia bilang kalau dia enggak perlu melihat langsung, asal setiap
aku sudah berhubungan sex dengan laki-laki lain aku harus menceritakan
detailnya dan dilakukan dengan sepengetahuan suamiku. Syarat lainnya
adalah, bahwa aku menyukai laki-laki tsb, ganteng dan yang penting aku
bisa menikmati hubungan sex-ku dengan laki-laki tersebut.
Perlu aku ceritakan, bahwa sebelum menikah dengan suamiku sekarang ini,

aku hanya pernah mempunyai pacar sekali. Itupun kami hanya sebatas

berpacaran, jangankan berhubungan sex, bahkan berciuman pun belum

pernah. Meskipun pernah pacarku dulu itu memintaku untuk menciumku namun

dengan halus aku menolaknya. Jadi bagiku suamiku adalah laki-laki

pertama yang berhubungan sex denganku. Awalnya keinginan suamiku ini

cuma sekedar 'pillow-talk' atau fantasi ketika kami melakukan pemanasan

sebelum melakukan hubungan sex dengan suamiku. Sampai pada suatu hari.

Awalnya suatu pagi, seperti biasa setelah suamiku pergi ke kantor

sekaligus mengantarku anakku pergi ke playgroup, aku pergi mandi. Karena

biasanya pagi hari sebelum suami dan anakku pergi, aku menyelesaikan

pekerjaan rutin rumah tangga dan menyiapkan sarapan. Ketika baru saja

aku selesai mandi, dan masih mengenakan kimono handuk, tiba-tiba bel

berbunyi. Dalam keadaan tubuh telanjang dan hanya ditutupi kimono, aku

pergi untuk membuka pintu. Betapa kagetnya aku, ketika ternyata yang

datang adalah bram, mantan pacarku dulu.

Dalam keadaan gugup, bercampur senang aku tidak mampu berkata kecuali

mempersilakan dia masuk dan lalu mengunci pintu. Aku bahkan lupa kalau

aku cuma pake kimono. Tampangnya masih seperti dulu, kecuali bahwa kini

dia tampak sedikit lebih gemuk dan lebih dewasa. Meski aku akui bahwa

aku sangat menyayangi suamiku, kadang-kadang aku masih suka merindukan

mantan pacarku ini. Dalam keadaan masih gugup, tiba-tiba bram

menggenggam tanganku dan bertanya tentang kabarku, aku hanya bisa

menjawab lirih. Namun aku tidak bisa menyembunyikan binar mataku,

melepas rinduku padanya. Tiba-tiba dia mendaratkan ciumannya ke pipiku

dengan lembut, dia bilang dia sangat merindukanku. Sambil kemudian

tangannya memelukku, dia bilang kalau dia tunggu dari pagi diatas

mobilnya, dan begitu tahu kalau suamiku sudah pergi dia lalu pergi

memencet bel rumahku.

Dalam pelukannya yang makin erat dia bilang, aku ingin menciummu.

Sesuatu yang dari dulu ingin dia lakukan namun belum terlaksana. Dalam

keadaan seperti itu aku hanya bisa memejamkan mataku dan bersiap

menerima ciumannya. Lalu kurasakan bibir bram dengan kumis tipisnya

mulai menyentuh bibirku, dan aku lalu menyambut ciumannya dengan membuka

mulutku. Masih dalam keadaan mata terpejam lidah bram mulai menjelajahi

mulutku dan aku membalasnya dengan penuh gairah kerinduan. Lalu perlahan

kurasakan tangannya yang tadi mendekapku mulai mengelus bagian pantatku

dari luar kimono.

Awalnya cuma remasan ringan namun kemudian dia mulai meremas dengan

penuh berahi. Mendapat perlakuan demikian, nafasku makin tersengal dan

ciumanku makin hot. Lalu tangan bram mulai menelusup ke balik kimonoku

dan meremas pantatku dengan mesranya. Aku makin terhanyut, dan sangat

menikmati permainannya ketika akhirnya bibirnya mulai menjelajahi

leherku lalu kemudian turun ke arah payudaraku. Perlahan tangan bram

mulai membuka kimonoku sampai akhirnya kimonoku terjatuh di lantai dan

aku kini telanjang bulat. Ya, baru pertama kalinya kini tubuh

telanjangku disaksikan oleh laki-laki lain selain suamiku. Namun

birahiku sudah makin meninggi, sehingga tanganku pun mulai membuka

kemeja bram dan kuusap dadanya dan kadang kuelus puting bram. Bibir bram

kini mulai mengisap payudaraku bergantian dan jari tangannya mulai

memainkan vaginaku.

Aku kini sudah benar-benar enggak tahan dan meminta dia untuk memasukkan

penisnya ke vaginaku yang kini sudah sangat basah. Lalu dia menggendong

tubuh telanjangku ke kamar tidur, dimana aku biasa tidur dengan suamiku.

Setelah meletakanku di ranjang bram lalu membuka celananya sehingga kini

dia pun telanjang. Aku agak sedikit kaget, ternya ukuran penis bram

lebih besar dari ukuran suamiku. Meskipun badannya lebih kecil dari

suamiku. bram lalu menghampiriku mencium bibirku lagi dan perlahan

mencium seluruh badanku sampai akhirnya bibirnya mulai menyentuh vaginaku.

Betapa lembutnya, lidahnya mulai menjilati klitorisku dan terkadang

dimasukannya ke lubang vaginaku. Vaginaku makin basah, tanganku pun

mulai meraih penisnya, yang ternyata benar benar lebih besar dari milik

suamiku. Sampai aku tidak tahan lagi dan memohon bram untuk segera

memasukkan penisnya ke vaginaku. Setelah membasahi kepala penisnya, bram

mulai mengarahkan penisnya ke arah vaginaku yang kini benar benar

menginginkan untuk dimasuki penisnya yang besar itu. Agak susah awalnya,

namun secara perlahan dan lembut penisnya kini masuk seluruhnya di

vaginaku. Tak dapat kugambarkan betapa kini aku sangat terhanyut,

vaginaku terasa penuh oleh penisnya dan gairah yang didorong

kerinduanku. Sehingga tak lama aku merasakan orgasmeku makin dekat dan

aku meminta bram untuk menggerakkan penisnya dengan cepat. Sampai

kemudian aku benar benar mencapai puncak dan memeluknya dengan erat.

Melepaskan segala rindu dan hasrat.

Setelah orgasmeku mulai menurun bram masih memelukku dengan erat, lalu

mulai menggerakkan penisnya lagi dengan perlahan. Kira-kira lima belas

menit berlalu namun ternyata bram masih belum ejakulasi. Padahal

biasanya suamiku paling tahan sekitar lima menitan. Lalu kemudian bram

membalikkan badanku, sehingga kini aku yang di atas dan dia di bawah.

Aku lalu mengambil inisiatif dengan setengah berjongkok dan menggerakkan

pantatku merasakan penisnya keluar masuk di vaginaku. Aku hampir

mencapai orgasmeku yang kedua ketika tiba-tiba bram bilang kalau dia

hampir ejakulasi, dia lalu tanya apakah dia harus ejakulasi di luar, aku

bilang di dalam saja karena toh aku sudah pasang KB. Lalu kemudian dia

benar benar berejakulasi. Kurasakan spermanya menyemprot dengan keras.

Sampai 5 kali dia menyemprotkan spermanya yang hangat di vaginaku lalu

akhirnya diapun terkulai lemas. Aku hanya bisa memeluknya, merasakan

kehangatan spermanya dan menikmati sisa sisa kekerasan penisnya yang

mulai mengecil di vaginaku.

Tiba tiba aku dengar pintu garasi terbuka. Lalu cepat kusambar kimonoku.

Aku pikir pasti suamiku yang datang, karena biasanya dia masuk melalui

pintu garasi. Ternyata benar, suamiku yang datang. Dalam keadaan rambut

acak-acakan dan sperma bram yang menetes sampai ke pahaku, aku tanya

kenapa dia pulang. Rupanya dia ketinggalan agenda kerjanya dan bermaksud

mengambil kedalam. Tapi aku larang, dia bilang kenapa, lalu aku

ceritakan singkat kalau di dalam ada bram. Terus dia tanya kenapa

rambutku acak-acakan, dipikirnya aku belum mandi.

Tadinya aku takut untuk berterus terang sampai kemudian dia bilang

apakah aku baru making love sama bram. Aku jawab ya, ternyata mendengar

itu, suamiku jadi sangat terangsang. Lalu dia bilang boleh dia lihat.

Lalu kubuka kimonoku, tampak vaginaku yang memerah dan sperma bram yang

masih menetes dari vaginaku. Lalu tanpa banyak bicara suamiku jongkok di

hadapanku yang masih berdiri dan mulai menjilati cairan sperma yang

menetes di pahaku, lalu jilatannya mulai beralih ke vaginaku dan

menjilati sperma bram sampai bersih. Setelah itu dia memintaku

menungging, lalu suamiku menurunkan celananya sampai di mata kaki dan

mulai memasukkan penisnya ke vaginaku yang masih dipenuhi sisa sperma bram.

Vaginaku kini terasa longgar, karena baru dimasuki penis yang lebih

besar dan masih penuh sisa sperma, namun tampaknya suamiku sudah sangat

bernafsu, mungkin karena fantasinya kini jadi nyata. Sehingga tak lama

dia pun langsung berejakulasi, menyebabkan vaginaku kini terisi oleh

sperma dari dua laki-laki yang berbeda. Lalu dia kembali mengancingkan

celananya, dan bilang untuk ambilkan agendanya. Lalu dia bilang kalau

dia lagi buru-buru karena mau ada rapat di kantornya. Setelah suamiku

pergi, aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan vaginaku. Ketika aku

kembali ke kamar, bram bertanya siapa yang datang, lalu kujawab tadi

orang yang minta iuran bulanan RT. Lalu aku hampiri bram, lalu kukulum

penisnya yang masih kecil. Perlahan penisnya mulai menegang kembali dan

kamipun kembali making love sampai aku mengalami dua kali orgasme dan

dia menumpahkan kembali spermanya di vaginaku.

Baik bram maupun aku sangat terkesan dengan apa yang baru kami lakukan.

Menjadi sangat istimewa karena baru saat inilah aku merasakan memekku

dimasuki kontol selain milik suamiku dan sekaligus orang yang mengisinya

adalah seseorang yang pernah punya kesan khusus di hatiku. Dengan berat

hati aku bilang kalau sekarang dia harus pergi karena aku harus

menjemput anakku. Sebelum pergi, bram meninggalkan nomor handphone dan

memintaku untuk menghubunginya setiap saat aku membutuhkannya. Aku

kemudian mengantarnya sampai ke pintu depan dan dia meninggalkanku

dengan ciuman lembut di pipi.

Malamnya ketika suamiku pulang, dan anakku sudah tidur suamiku minta aku

menceritakan tentang apa yang aku lakukan dengan bram tadi siang. Sambil

berbaring berdua aku mulai bercerita. Sambil seksama mendengarkan

tangannya menelusup ke balik rokku dan langsung menuju ke memekku (aku

tidak pakai celana dalam). Lalu di bilang, wah memeknya masih bengkak

nih. Lalu jarinya mulai mengusap itilku. Sambil terus bercerita aku usap

puting susu suamiku sehingga suamiku makin terangsang mendengar

ceritaku. Dia jadi tidak sabar dan membuka celananya lalu memasukkan

kontolnya ke memekku.

Aku baru mulai menikmati gerakan kontolnya di memekku ketika tiba-tiba

suamiku bilang kalau dia sudah mau ejakulasi. Aku bilang tahan dulu

karena aku masih belum mau orgasme, namun apa daya suamiku tak mampu

menahan dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya di dalam memekku. Tak

lama kontolnya mulai layu dan kemudian dia tertidur kecapean. Aku kini

dalam posisi "menggantung" karena aku belum orgasme. Kemudian kucoba

untuk melanjutkan dengan jalan memainkan jariku di memekku. Entah

mengapa meskipun suamiku ada di sisiku, saat bermastrubasi yang justru

aku bayangkan seolah-olah bram yang kini sedang menyetubuhiku. Sambil

membayangkan kejadian tadi siang aku terus memainkan memekku sampai

kemudian aku orgasme. Namun kuakui rasanya tidak sehebat dengan apa yang

aku rasakan tadi siang.

Besoknya perasaan menggantung itu masih ada. Dan seperti rutinitas

biasa, setelah suami dan anakku pergi, aku kembali sendiri di rumah.

Tiba-tiba keinginan untuk mengulangi apa yang kulakukan kemarin dengan

bram muncul dengan kuat. Aku hubungi nomor HP-nya dan menanyakan apakah

ia bisa datang sekarang. Sayangnya dia bilang tidak bisa, karena ada

yang harus dia kerjakan pagi ini. Lalu aku tanya gimana kalau malam. Dia

balik tanya bagaimana dengan suamiku. Aku bilang kalau suamiku

sebernarnya tahu apa yang kita lakukan kemarin dan dia menyetujuinya.

Jadi aku pikir malam ini pun tidak apa-apa kalau dia datang. Tapi dia

jawab dia masih merasa sungkan untuk ketemu dengan suamiku.

Akhirnya aku usulkan gimana kalau kita keluar sekalian makan malam, tapi

aku mau bilang suamiku dulu. Dia bilang setuju karena malam ini dia

punya banyak waktu. Katanya hari ini adalah hari terakhir dia berada di

kotaku untuk pekerjaannya sebelum besok di kembali ke kotanya. Aku

kemudian menelepon suamiku dan menceritakan rencanaku, suamiku bilang

oke. Aku begitu bersemangat dan ingin mempersiapkan sesuatunya dengan

baik. Aku lalu pergi ke kamar mandi, mencukur bulu memekku dan memakai

lulur wangi sehingga nanti malam bram benar-benar terkesan dengan

penampilanku.

Malam hari jam delapan suamiku pulang. Anakku sudah tertidur setengah

jam yang lalu karena siangnya dia bermain sehingga tidak tidur siang.

Suamiku mendapatiku sudah berdandan rapi dan wangi. Dia kemudian ajak

aku makan malam, namun aku bilang kalau aku mau makan malam diluar

dengan bram. Akhirnya dia makan malam sendiri. Aku lalu telepon bram

untuk datang menjemputku. Sebelum bram datang suamiku memeluk dan

menciumku, tangannya lalu merambah memekku, dia merasakan memekku yang

licin karena pagi tadi baru dicukur. Sambil tersenyum dia bilang, wah

persiapannya hebat sekali, katanya lagi dia jamin bram pasti tidak akan

merasa cukup menyetubuhiku cuma sekali. Sebelum aku pergi dengan bram

suamiku penasaran ingin menjilat memekku yang licin, lalu dia

menyingkapkan rokku, membuka celana dalamku dan mulai menjilati memekku.

Aku sedang menikmati jilatan lidahnya di memekku ketika kudengar suara

klakson di depan. Kulihat melalui jendela, ternyata bram yang datang.

Lantas aku pamit sama suamiku, suamiku bilang celana dalamnya enggak

usah dipake toh aku tidak akan membutuhkannya. Aku cuma tersipu

mendengar ucapannya.

Aku keluar dan langsung menuju bram yang masih dimobilnya. Sampai di

dalam mobil bram menyambutku dengan ciuman kecil di pipiku. Lalu dia

tanya sekarang mau kemana. Aku cuma bilang terserah dia. Lantas bram

mengarahkan mobilnya ke sebuah restoran. Turun dari mobil, bram memeluk

pinggangku sambil berjalan menuju restoran, serasa masa berpacaran kami

dulu. Makan malam berlangsung dengan romantis, diselilngi dengan saling

bercerita tentang masa kami berpacaran dulu. Dia bilang dia sangat

berbahagia karena kini telah merasakan apa yang dulu sangat ingin

rasakan namun belum pernah terlaksana. Dia menambahkan kalau sampai

sekarang dia masih belum menikah. Dia bilang meskipun kini dia sudah

punya tunangan, dia masih sering mengingatku dan karenanya benar-benar

menikmati kebersamaan ini.

Selesai makan malam, bram mengarahkan mobilnya ke luar kota. Menjelang

di luar kota, di daerah yang sejuk kami lalu berbelok memasuki sebuah

motel. Sebuah motel yang cukup luas dan asri. Mobil langsung menuju

garasi yang terletak persis di bawah kamar motel. Seorang pelayan

membukakan pintu garasi dan langsung menyodorkan formulir check-in.

Setelah menandatangani formulir serta membayar tagihan awal, si pelayan

kemudian menutup pintu garasi. bram lalu mengajakku menaiki tangga

menuju kamar motel di atas.

Kamar motel itu cukup luas, ada sebuah ranjang ukuran kingbed,

seperangkat sofa dan TV set, serta kamar mandi yang dilengkapi bathtub.

bram rupanya sudah tidak sabar lagi, tanpa berkata dia langsung

menarikku dan mencium bibirku dengan penuh gairah. Kusambut ciumannya

dengan penuh gairah pula. Sambil menciumku tangan bram dengan

semangatnya meremas susuku. Aku kemudian membuka celana yang dia kenakan

dan tak sabar aku dorong bram ke arah ranjang. Dalam keadaan bram yang

terlentang kumasukkan kontol bram ke mulutku dan mulai mengulumnya

dengan semangat. Kumainkan kontolnya yang besar itu keluar masuk

mulutku. bram hanya bisa memejamkan matanya menikmati hisapanku. Tak

lama bram bilang kalau dia ingin menjilati memekku. bram lantas mencopot

seluruh pakaianku dan pakaiannya sendiri, sampai kami berdua kini

telanjang bulat. Lalu dia kembali berbaring dan memintaku meletakkan

pantatku di atas mukanya.

Maka dengan posisi 69 aku kembali mengulum kontol bram sementara dia

menjilat memek dan itilku. Kira kira setengah jam kami dalam posisi itu

ketika kurasakan orgasmeku telah mendekat, sampai kemudian aku mencapai

orgasme. Dengan mulut masih mengisap kontol bram, kutekankan memekku

dengan kuat ke muka bram. Dia sendiri dengan kuat mengisap itilku sampai

aku benar benar melayang. Beberapa saat setelah orgasmeku memudar, bram

lalu membaringkanku di ranjang, mulutnya kini mengisap puting susuku

bergantian. Setelah puas mengisap dan mengulum susuku, kemudian dia naik

ke atasku dan mengarahkan kontolnya di memekku. Dengan lembut dia

mengusapkan kepala kontolnya di memekku. Memekku kini sudah sangat basah

dan menginginkan kontolnya untuk segera dimasukkan ke memekku. Perlahan

bram menekan kontolnya ke lubang memekku. Meski memekku sudah basah,

bram agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya. Dengan jariku, kubuka

bibir memekku lebar-lebar, sampai kemudian seluruh kontolnya masuk di

memekku. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk memekku.

Setelah kira-kira 10 menit bram mengentotku, tiba tiba aku merasakan

kalau aku ingin pipis. Aku bilang kalau aku mau pipis dulu, bram

mencabut kontolnya dan lalu menuntunku ke kamar mandi. Di kamar mandi,

bram minta aku kencing sambil berdiri, lalu mulutnya kembali menjilati

memekku. Dorongan untuk pipis sudah sangat mendesak dan aku sudah tidak

tahan lagi. Dan air kencingku kini menyembur dengan deras. Tapi bram

malah terus menjilati memekku sehingga air kencingku mengenai wajahnya

bertubi-tubi. Setelah selesai, bram menyalakan shower dan mengajakku

mandi bareng. Tangannya membalurkan sabun ke seluruh tubuhku, dan ketika

giliranku menyabuninya ketika sampai di bagian kontolnya kukocok

kontolnya sampai sambil tertawa dia bilang "sudah nanti aku keburu

nyampe di luar". Sambil terus bercanda bram bilang sini aku sabuni

bagian dalam memekku. Aku bilang gimana caranya? Lalu dia memintaku

sedikit menungging, sambil masih berdiri dan kontolnya penuh sabun, dia

lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Dia bilang begini caranya

menyabuni bagian dalam memekmu.

Lantas, dia mengisi bathtub lalu mengajak untuk meneruskan permainan

cinta kami di bathtub. bram lalu berbaring dan minta aku memasukkan

kontolnya dengan posisiku di atas. Aku menggerakkan pantatku naik turun

sampai air di bathtub bergelombang karena gerakan kami. Setelah kurang

lebih setengah jam bram lalu memintaku menungging di bathtub dan

memasukkan kontolnya dari belakang. Dengan gerakan yang makin lama makin

cepat aku kemudian mencapai orgasmeku yang kedua yang tak lama kemudian

bram pun mencapai ejakulasi. bram menyemprotkan spermanya yang hangat di

memekku.

Setelah mengeringkan badan, lalu kami berdua pergi ke ranjang dan sambil

saling berpelukan kami tertidur bagaikan sepasang pengantin baru. Ketika

terbangun kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. bram lalu

kubangunkan karena aku harus pulang. Namun dia bilang dia masih mau

menyetubuhiku sekali lagi sebelum pulang. Lalu dengan romantis bram

kembali mencumbuku untuk kemudian memasukkan kontolnya kembali di

memekku. Akhirnya kami berdua mencapai orgasme, aku sengaja tidak

membersihkan memekku karena aku tahu suamiku suka melihat memekku masih

basah oleh sperma laki-laki lain yang baru bersetubuh denganku.

Kami sampai di rumah pukul setengah lima. Dan bram meninggalkanku di

pintu depan. Dia bilang dia akan mengusahakan untuk datang ke kotaku

sesering mungkin. Ketika aku masuk kudapati suamiku masih lelap

tertidur. Perlahan aku naik ke ranjang dan kudekatkan memekku di muka

suamiku. Dari memekku, sperma bram menetes keluar membasahi wajah

suamiku, suamiku terbangun dan tersenyum melihatku. Lalu tanpa banyak

omong dia langsung menjilati memekku yang sangat basah oleh sperma bram.

Setelah bersih, aku lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Sambil

bercinta, suamiku minta aku menceritakan kejadian tadi malam. Suamiku

bilang gimana kalau kapan-kapan ajak bram untuk bermain bertiga. Aku

bilang nanti aku coba hubungi dia. Akhirnya suamiku pun kembali mencapai

ejakulasinya dan menambah sperma di dalam memekku dengan miliknya,

tercampur dengan sperma bram.

Atas permintaan suamiku aku menghubungi bram melalui telepon,

mengundangnya untuk datang ke rumah kami. Awalnya bram agak segan untuk

bertemu suamiku, namun aku berusaha meyakinkan bahwa suamiku sudah

mengetahui semua yang kita lakukan dan dia malah menyetujuinya.

Kutambahkan bahwa dengan demikian maka kesempatan kita untuk bertemu

semakin besar karena bisa dilakukan kapan saja jika waktu dan kesempatan

memungkinkan. Akhirnya bram setuju dan akan meneleponku terlebih dahulu

sebelum datang.

Selang beberapa minggu kemudian barulah aku menerima telepon dari bram

mengabarkan bahwa dia akan datang pada akhir minggu ini, bertepatan

dengan long weekend (hari libur nasional yang berdempetan dengan hari

minggu). Saat itu juga aku langsung menelepon suamiku yang masih di

kantor tentang rencana bram yang akan datang berkunjung. Suamiku lantas

mengusulkan bagaimana jika kita sekalian berlibur keluar kota bersama,

mumpung long weekend. Aku bilang aku sih setuju saja, asalkan bram juga

setuju. Suamiku bilang kalau dia akan booking kamar dari sekarang,

soalnya kalau tidak, susah dapat hotel di saat long weekend.

Akhirnya, hari Sabtu yang ditunggu tiba. bram datang sekitar jam 11

siang. Saat itu anakku masih di sekolahnya dan baru akan pulang sekitar

jam 12-an, sementara suamiku masih di kantor. Aku langsung menyambut

bram dengan pelukan kangen dan bram balas memelukku, lalu lantas mencium

bibirku. Namun meskipun hasratku begitu menggebu untuk segera making

love dengan bram, aku harus menahan diri karena sebentar lagi anakku

segera datang. bram lalu kemudian pamit untuk pergi ke kamar mandi untuk

membersihkan badannya selepas perjalanan jauh dari kotanya.

Aku sendiri kemudian menyiapkan makan siang untuk bram dan keluargaku.

Sekitar jam 12 anakku sampai di rumah. Aku lalu perkenalkan bram sebagai

teman ayahnya. bram cepat akrab dengan anakku. Setengah jam kemudian

suamiku datang dari kantor dan aku langsung mengajaknya ketemu bram.

Sebenarnya suamiku sempat mengenal bram, itu dulu ketika aku masih

pacaran sama bram aku sebenarnya sudah mengenal suamiku sekarang ini,

tapi saat itu hanya sebatas teman. Dan dalam satu kesempatan aku sempat

mengenalkan bram sebagai pacarku kepada suamiku. Tapi saat itu mereka

hanya saling bertegur sapa dan tidak berkenalan lebih jauh.

Suamiku lantas menyapa bram, yang kelihatan agak canggung. Namun

kemudian aku mengajak mereka untuk bersama makan siang. Di meja makan

suamiku aktif memulai pembicaraan, namun umumnya yang dibahas sekitar

masalah bisnis dan politik secara umum. Setelah makan selesai, terlihat

kekakuan sudah mulai mencair. Sementara aku membereskan meja makan,

mereka berdua lalu melanjutkan obrolan mereka sambil merokok di beranda

rumah. Kelihatannya mereka berdua sudah mulai akrab, kerena sesekali

tawa lepas mereka terdengar. Belakangan aku tahu bahwa mereka

membicarakan aku, tentang betapa hot-nya aku di ranjang.

Selepas pukul tujuh malam setelah kami selesai berkemas, kami berempat

(termasuk anakku) dengan menggunakan sebuah mobil kijang pergi menuju ke

sebuah tempat di luar kota, ke hotel yang telah kami book sebelumnya.

Sengaja kami memilih waktu agak malam untuk menghindari macet yang

biasanya terjadi di sore hari. Suamiku yang menyetir mobil, dan bram di

kursi depan. Aku dan anakku duduk di jok tengah. Setelah satu jam

perjalanan anakku mulai tertidur mungkin karena siangnya dia tidak tidur

maka dengan cepat ia terlelap.

Sementara itu obrolan diantara kami sudah mulai terhenti, mungkin karena

kehabisan topik. Suamiku dengan penuh konsentrasi mengemudikan

kendaraannya, dan bram menatap lurus ke arah depan. Sementara itu aku

mulai merasakan memekku gatal, karena menahan hasrat dari siang. Aku

lalu berinisiatif mengulurkan tanganku ke depan dan memeluk bram dari

belakang. bram awalnya merasa enggak enak dan melihat ke arah suamiku,

seolah minta persetujuan. Suamiku tersenyum dan memberikan isyarat bahwa

dia setuju. bram lalu sedikit merebahkan kursinya dan aku lantas mencium

bibirnya dari arah belakang. Dengan kepala tersandar aku mulai melumat

bibir bram dan dibalas bram dengan mengulum lidahku.

Kedua tanganku menelusup ke balik kemeja bram dan mulai mengusap kedua

putingnya. Sementara itu bram lantas melingkarkan kedua tangannya

kebelakang dan meremas pantatku dengan erat. Tak lama tangan bram

menelusup ke balik rok dan mengelus pahaku dengan lembut. Perlahan

tangannya bergerak semakin ke atas, kurasakan jari-jarinya menyibakkan

tepian celana dalamku dan mulai menyentuh bibir memekku. Jarinya lalu

memainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang memekku

yang sudah basah. Tanpa melepaskan ciuman, bram terus memainkan

jari-jarinya di memekku sampai satu saat aku merasakan kalau orgasmeku

tak terbendung lagi. Sambil menahan suaraku, aku melumat bibir bram

sekeras mungkin dan mendekapkan kedua pahaku seolah tangannya jangan

sampai terlepas dari memekku. Dan ketika orgasmeku mulai pudar nafasku

sungguh tak beraturan. Ketika aku melirik ke arah suamiku, dia hanya

tersenyum.

Beberapa saat kemudian masih dari arah belakang, aku membuka ikat

pinggang bram dan menelesupkan tanganku ke balik celananya. Kurasakan

kontol bram yang memang lebih besar dari punya suamiku menegang dengan

keras sekali. Lalu dengan sedikit berjongkok dari arah belakang aku lalu

mendekatkan bibirku ke arah kontol bram. Aku lantas mulai mengulum

kontol bram. Sementara itu suamiku hanya bisa menyaksikan dari sudut

matanya, karena ia harus mencurahkan konsentrasinya ke jalan. Setelah

beberapa lama mengulum kontolnya dan menggerakannya keluar masuk

mulutku, bram berbisik kalau dia udah mau nyampe alias ejakulasi.Aku
lalu mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk bibirku, lalu tak

lama bram mulai melenguh dan memuncratkan sperma-nya yang hangat di

mulutku. Saking banyaknya, sebagian dari sperma bram menetes membasahi

pinggiran bibirku. Aku kemudian menelan sperma bram. Suamiku tersenyum

kepada kami berdua dan hanya bisa bilang wow. Aku lalu mencium bibir

suamiku (dengan sisa-sisa sperma bram yang masih menempel di bibirku)

sambil berbisik aku bilang terima kasih.

Tak lama kami tiba di hotel tujuan kami. Rupanya suamiku memesan dua

kamar yang dilengkapi connecting door, bersebelahan untuk memudahkan

akses dari satu kamar ke yang lainnya. Sementara suamiku membereskan

administrasi hotel aku dengan menggendong anakku yang masih tertidur

naik ke lantai 3 bareng dengan bram. Lalu aku masuk ke kamarku dan bram

ke kamar sebelahnya. Setelah menidurkan anakku di ranjang dan

membereskan barang bawaan kami, aku lalu pergi ke kamar mandi dan mulai

mengisi bathtub. Kemudian sambil berendam aku memainkan memekku.

Meskipun di mobil aku sempat orgasme, rasanya memekku masih ingin

merasakan dimasuki kontol.

Tak lama suamiku mengetok pintu kamar dan dengan hanya melilitkan

handuk, aku membuka pintu. Rupanya suamiku sudah tidak tahan menyaksikan

adegan yang tadi aku lakukan di mobil dengan bram. Maka dengan bernafsu

ia langsung mencium bibirku dan membuka bajunya. Lalu kami pergi ke

bathtub. Suamiku berbaring di bathtub dan aku langsung menaiki badannya.

Baik aku dan suamiku sudah sama-sama terangsang, sehingga tanpa

pemanasan aku langsung memasukkan kontol suamiku ke memekku. Namun hanya

beberapa goyangan pantatku suamiku langsung memuntahkan spermanya di

dalam memekku. Aku sendiri merasakan orgasmeku makin jauh. Namun aku

bisa memahami kondisi suamiku. Suamiku kemudian terkulai lemas di

bathtub dan setelah membersihkan memekku aku bilang kalau aku mau ke

kamar sebelah. Suamiku hanya menggangguk setuju.

Setelah mengeringkan badanku dengan handuk, aku kemudian memakai celana

dalam tipis berenda berbentuk kupu-kupu yang memperlihatkan memekku

secara berbayang, setelah itu aku mengenakan baju tidur satinku yang

juga tipis dan memperlihatkan lekuk tubuhku tanpa bra. Kemudian melalui

connecting door aku masuk ke kamar bram. Kulihat bram dengan hanya

menggenakan celana pendek tanpa baju sedang berbaring di ranjang

menonton televisi. Aku kemudian berdiri di depan televisi, menghalangi

pandangan bram ke televisi.

bram tersenyum dengan mata yang tak berkedip menatap seluruh liku

tubuhku. Dengan masih dalam posisi berdiri, aku pejamkan mataku dan

mulai mengusap payudaraku dari luar pakaianku. Lalu tanganku bergerak

keseluruh tubuhku, menelusuri halusnya kain satin yang aku kenakan.

Perlahan tanganku mulai menyentuh memekku yang masih terbungkus pakaian.

Lalu kemudian kurasakan tangan bram memeluk tubuhku. Ketika kubuka

mataku, kulihat bram sudah duduk dipinggir ranjang dan mulai meremas

kedua bongkahan pantatku. Lalu kemudian bram menyenderkan kepalanya ke

arah perutku. Perlahan tangannya bergerak ke atas dan membuka dasterku.

Akhirnya dasterku terlepas meluncur ke bawah dan aku kini hanya

mengenakan celana dalam kupu-kupuku.

Kedua tangan bram kini meremas kedua payudaraku sementara mulutnya

mencium perut dan pusarku. Sungguh sangat membuatku makin terangsang.

Lalu bram mulai mengulum puting payudaraku dan mengisapnya bergantian.

Setelah beberapa lama dan memekku sudah terasa sangat basah, bram lalu

menurunkan ciumannya dari payudaraku, perlahan bergerak ke bawah, kearah

perutku lalu ke arah selangkanganku dan menjilat bagian pinggir celana

dalamku. Masih dalam posisi berdiri aku merasasemakin tidak tahan dan

mulai meremas rambut bram dengan gemas. bram lalu menarik tubuhku,

menelentangkanku di atas ranjang. Lalu kemudian perlahan dia membuka

celana dalamku dan mulai menjilat klitoris dan memekku.

Kali ini aku tidak menahan suaraku lagi seperti waktu di mobil, dan

tanparagu-ragu mulai mengeluarkan erangan seiring dengan kenikmatan yang

makin kurasakan. Dan ketika kurasakan orgasmeku hampir mendekat aku

tarik bram sambil minta untuk memasukkan kontolnya sekarang juga. Lalu

bram membuka celananya dan lalu naik ke atas ranjang. Kini kontolnya

yang besar sudah tegak mengacung, aku sungguh tak tahan untuk tidak

mengulumnya walau sebentar. Setelah itu bram mulai mengarahkan kontolnya

ke memekku dan menggesekkan bibir luar memekku, dan dengan satu gerakan

keras bram langsung membenamkan seluruh kontolnya ke dalam memekku.

Karena memekku sudah sangat basah dan baru saja dimasuki kontol suamiku

maka seketika kontol bram langsung masuk. Sungguh suatu kenikmatan yang

tak terhingga. Lalu dengan keras dan cepat bram memompa menggerakkan

kontolnya keluar masuk memekku. Dalam kenikmatan yang makin memuncak aku

terus berkata, ayo bram gerakin yang cepet, aku udah mau nyampe…

Akhirnya orgasmeku tiba dan kulingkarkan kakiku ke pinggang bram dan

menguncinya dengan erat. bram mengimbanginya dengan membenamkan

kontolnya sedalam mungkin ke memekku. Lalu aku terkulai lemas dan mulai

menata nafasku.

bram ternyata belum sampai. bram lalu mencabut kontolnya dari memekku

dan memintaku berbaring telungkup. Aku lalu telungkup sambill memeluk

bantal di kepalaku. Lalu bram mencium rambutku, kemudian turun ke arah

punggungku. Lidahnya bergerak menjilati punggungku yang basah oleh

keringat. Lalu ketika tiba di kedua bongkahan pantatku, bram dengan

lembut menggigit dan mengisap buah pantatku dan meninggalkan bekas merah

setelahnya. Lalu kemudian lidahnya turun ke sela pantatku, dan mulai

menjilat anusku. Sesekali memasukkan ujung lidahnya ke dalam lubang

anusku. Lalu kemudian menjilat garis memekku dari arah anus sampai

klitorisku. Demikian berulang naik turun sampai kemudian gairahku

menggebu lagu. bram lalu memintaku menungging dan perlahan memasukkan

kontolnya dari belakang.

Terus terang ini adalah gaya favoritku karena gesekan kontol bisa lebih

terasa sampai menyentuh mulut rahimku. Biasanya suamiku tidak bisa tahan

lama dengan gaya ini. Namun bram sungguh lain, sebab sudah lebih

setengah jam dia masih kuat menahan ejakulasinya. Sampai akhirnya dia

bilang kalau dia udah mau sampai. Aku bilang ayo bram gerakin yang

cepet, dan minta supaya ejakulasi di dalam memekku. Aku sendiri tidak

khawatir hamil karena aku ikut KB. Lalu bram kemudian menggerakkan

kontolnya makin cepat dan kemudian kurasakan semprotan spermanya yang

hangat di memekku. Aku sendiri kemudian mencapai orgasmeku yang kedua

pada saat yang hampir berbarengan. Setelah itu dengan mendekapku dari

belakang dan dalam keadaan telanjang kami berdua tertidur.

Pagi hari antara sadar dan tidak kurasakan sesuatu yang geli di memekku,

ketika kulihat ternyata bram sedang menjilati memekku. Sekilas kulihat

jam di meja sudah menunjukkan jam setengah lima pagi. Sambil tersenyum

aku kembali memejamkan mataku dan mulai menikmati jilatan lidah bram di

memekku. Tanganku meremas kedua payudaraku mengimbangi kenikmatan di

memekku. Lantas bram bergerak ke atasku, melumat bibirku dan mulai

memasukkan kontolnya kembali. Kali ini kami menikmati persetubuhan

dengan pelan dan dengan bibir yang terus saling berciuman, suasana

terasa lebih romantis. Justru karena suasana itu baik bram maupun aku

tak bisa menahan orgasme terlalu lama, sehingga kemudian bram kembali

menumpahkan spermanya di dalam memekku.

Setelah itu aku tak mau anakku terbangun dan mendapati ibunya tidur di

kamar lain. Jadi aku cepat-cepat memakai dasterku tanpa mengenakan

celana dalam aku kembali ke kamarku dan suamiku. Bunyi pintu rupanya

membangunkan suamiku, ketika dia melihatku datang dia memberi isyarat

untuk mendekat kepadanya. Lalu tanpa berkata apa-apa dia langsung

menyibakan dasterku dan memintaku untuk duduk di atas wajahnya yang

terlentang di kasur. Lalu kemudian dia mulai menjilati memekku yang

masih basah oleh sperma bram. Dengan bernafsu dia menjilati cairan

memekku yang telah bercampur dengan sperma bram yang menetes keluar dari

memekku.

Setelah puas suamiku mengajakku ke kamar mandi dan memintaku menungging

di wastafel. Lalu dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku dan tak lama

ikut mengisi memekku dengan spermanya tercampur dengan sperma bram.

Setelah suamiku kembali ke kasur, aku kemudian membersihkan memekku lalu

menyusul suamiku di ranjang

Enaknya Kontol Sepupu ku

Aku ika,pada suatu hari aku pergi ke rumah pamanku,rumahnya cukup jauh
dari rumahku,saat itu aku hanya berniat mampir saja,seampainya di rumah
paman,ternyata rumah paman kosong,kelihatanya semua pada pergi,ya
sudah,aku putuskan untuk pulang,aku pun segera menuju pintu
belakang,karena aku masuk lewat situ,tetapi ketika aku sudah dekat
dengan pintu,aku mendengar suara berisik,ternyata suara itu brasal dari
kamar mandi di sebelah dapur,aku sangat penasaran dengan sura itu,aku
putuskan untuk mengintip,namun betapa terkejutnya ketika didalam kamar
mandi ternyata ada Dwi,anak pamanku,"wow" teriaku dalam hati,ketika
melihat tubuh bugil sepupuku itu,walaupun kulitnya agak hitam,namun
cukup atletis,karena dia memang adalah seorang atlet.

Kulihat dia sedang mengocok penis besarnya,tapi tiba-tiba dia
terkejut,dia nebngetahui aku sedang mengintip,tapi dia dengan tenang
berucap "eh ika,ada apa ,mau nyoba kontolku ya?" tanyanya penuh
keyakinan,"ah tidak" jawabku malu,akupun segara keluar dari kamar
mandi,tapi belum sampai pintu,tanganya meraih tanganku dan segera
mendudukanku di depan kontolnya,benar2 tepat di depan kontolnya.Aku pun
terkejut "hey,apa yang ingin kmu lakukan,aku ini masih sepupumu."
teriaku,"ah sepupu cuma status,tapi kontolku bukan sepupu kmu kan,dia
pengin di jilatin nih ma kmu" jawabnya,aku sangat tdk prcaya dgn apa
yang dia katakn.

Namun tanpa basa-basi lagi dia segera memasukan kontolnya ke dalam mulut
kecilku,"emmmm" erangku,mulutku sudah di penuhi oleh kontol bsarnya,lalu
dia memompa kontolnya keluar masuk mulutku,lama-kelamaan gerakanya makin
cepat,namun lama-kelamaan juga aku mulai merasakan nikmatnya kontolnya
yang dahsyat,besar dan sungguh mantap.

"Ayo say,trima ini" ucapnya sambil terus memompa keluar masuk
kontolku."emmmmm,,emmmm" aku mulai keenakan. Sembari kontolnya memasuki
mulut dan tenggorokanku,dia agak membungkukan tubuhnya,tangnya
menggerayangi kaos ku.Aku semakin bersemangat melumat-lumat "rudalnya"
itu,"ach ach ach" teriaknya keenakan,"say,aku uda mau keluar nih,siap
ya"ucapnya yang mnandakan bahwa orgasmenya sudah di ujung
lubang.Tiba-tiba...."oooooouuuuccchhh yesss"teriaknya,ternyata dia
orgasme,kontolnya berdenyut di dalam mulutku,menyemprotkan banyak sekali
sperma yang sampai memenuhi semua ruang dalam mulut dan tenggorokanku.

Selesai itu,dia segara mencabut kontolnya dan segera melumat bibirku
dengan bibirnya,kami pun saling bercumbu,"makasih banget yah,uda nemenin
aku onani."ucapnya berterima kasih padaku,"ya,kontol kamu enak
banget,kapan-kapan giliran memeku yang nyoba ya" janji dan pintaku,dia
tersenyaum "oke" dan menjawab penuh kesenangan.

Nikmatnya Kontol Sepupuku


Aku gadis perawan berumur 19 tahun,
Aku sering mengunjungi rumah sepupuku Ade, Biasanya kalo aku ke rumahnya malem2. soalnya kalau pagi dan siang aku sibuk sendiri sama teman2 ku. dan pada tgl 2 Agustus 2014 kemarin aku pergi ke rumah ade jam 7 malam.
"Adeee... Adeeee..." . " Iyaa tunggu..." lalu ade membuka pintu nya dan saat aku melihat tubuh ade aku terkejut karena ade telanjang bulat, dan ade lanhsung menarik tanganku masuk ke kamarnya.
"De.. kamu gila yaa... ngapain sih narik2 aku?" tanyaku. "suuuttt"(menyuruh aku diam) "Kamu ngapain lagi? telanjang? ntar kalo org tuamu tau bisa di hukum kamu!" aku melihat di area kontol nya dia. ada kayak cairan putih dan lengket. " org tuaku nginep di rumah kakek ku 3 hari." jawabnya.
lalu ade mendorongku ke kasur nya. aku sudah tau kalau dia pasti mau sex sama aku. akupun waktu itu lagi bergairah sex banget saat melihat kontolnya ade. lalu ade mencium bibirku tapi tidak lama. dan dia berdiri dan melepas jaket ku. (aku hanya pakai tangtop sama jaket tanpa BH) aku pejamkan mataku. lalu ade mengelus2 payudaraku yang masih tertutupi tangtop. aku mulai merasa keenakan. karna sudah sangat tidak tahan, aku pun melepas tangtop ku dan rok pendekku (kebetulan aku tidak memakai celana dalem) Aku melihat ade. ade melihat seluruh tubuhku dari kaki sampai leher. aku pun berdiri dan aku mengganti posisi, aku berposisi seperti bayi merangkak. aku lihat ade menjilati memekku. dan rasanya ahhh... ssttt.... aduuhh... aku menggigit bibir ku karna sangat enak sekali. "Adee... teruuss.. ahh.. terusss... strr... hhh.. " ucapku dengan sangat horny.. aku merasa lidah ade masuk ke liang vaginaku... "aaaahhhh.... teruss deee.... aku.. maa.. mau keluarr... ahh" ade tak menghiraukan ucapanku, dia makin heboh saja menjilati memekku. "aaaaaa...." aku keluar, lalu ade mengelus2 memekku dengan gerakan memutar. ade menyuruhku berbaring. "Sayaaang.. aku masukin kontol ku yaa"
"cepetan dee... aku udah gak tahan" ade menggosok2 kan kontol nya ke memekku , dan sekitar 2menit baru bisa masuk, karna aku masih perawan jadi masih sangat sempit. JLEBB... "aaahhhhh" aku berteriak kesakitan. "hahaha.. masih sempit.. ahhh sttt..." kata ade. ade pun memaju mundur kan kontol besar nya pelan pelan, ahh.. ahhh.. ahh.. ahh... ahh suara ku dan ade terus berkeluar2an gak bisa diem. "Sayaangg... ahh... " kata ade keenaakan. lalu ade mencbut kontol nya. " kok di lepas? jangan di lepas doongg syaangg" kataku "kamu aja yang bergoyang" katanya.. ade berbaring.. dan aku melihat kontolnya berdiri ke atas. aku mengulum kontol ade terlebih dahulu.. ade mulai metintih keenakan terus.. aku juga merasa kontol ade berdenyut2.. " ahh sayaangg.. aku mau keluaarrr.. ahh.." lalu aku kocok kontol ade sampai spermanya muncrat.. lalu aku menaiki tubuh ade dan aku buka memekku.. aku elus2 kan memekku ke kepala penis ade. alu tidak langsung memasukkannya , supaya kita semakin bergairah banget."aaahhh... sttt.. ahhh... sttt... ahhh.. stt..a aaaaaaaaaaaaahhhhhh...." belum masuk aja udah keluar semua.. lalu aku memasukkan kontol ade ke vaginaku, dan aku goyangkan terus ke atas bawah.. maju mundur.. lalu aku melihat ade, ade melihati payudaraku yang loncat2 naik turun2. ade memeras payudaraku yang loncat2. " ahhh.. okee... oh yess.." kata ade.. "ohh.. aku mau keluar.. cepat cabut memek kmu.. nati kamu hamil" kata ade..
"tenang ade sayang.. aku tadi minun pil kb.. lalu aku semakin mempercepat gerakanku.. sperma ade keluar.. sangat hangat di dalam vaginaku.. suasana rumah ade pun menjadi rmai dengan suaraku dan ade.. ahhh.. stt.. ohh.. yess...
setelah kita berdua kelelahan. aku melepaskan memekku dari kontol nya.. "sayang.. kamu nginep sini yaa .. sama nikmatin kontol aku.." kata ade... "iyaa dee" kataku .. lalu aku berbaring lagi.. ade memasukkan kontol nya.. dan kita berdua tidur dalam keadaan telanjang, dan kontol nya tetap masuk di memekku.. sungguh.. itu pengalaman pertamaku yang sangat membuatku bahagia...

Senin, 14 September 2015

KUMPULAN CERITA GAY


Nasib Anak Kost, Part 2 (gayung bersambut)


Nasib Anak Kost, Part 2 (gayung bersambut)
(Sedikit dari cerita yang lalu : Beberapa hari kemudian, pagi-pagi, waktu saya lagi asyik mandi sambil membayangkan Ary dan apa yang dia kerjakan malam itu, kontol saya ngaceng tanpa dikomandoi. Nggak tahan aku langsung menyabuni wilayah kontol dan sekitarnya. Pas lagi asyik-asyiknya melayani diri sendiri, tiba-tiba Ary masuk. Saya nggak sempat lagi berbalik. Dia sempat melihat aku dengan kontol ngaceng dan daerah genital penuh dengan sabun ! Kontolku langsung lemes, tapi dia bilang "Terusin aja Lex, aku biasa kok ngeliat orang onani" Wah, apa artinya tuh ...........)
Aku nggak tau apa yang musti dikerjakan. Apa itu suatu sign positif atau hanya akal-akalan dia untuk ngetes saya aja. Apa dia menduga bahwa saya ini seorang G, lalu dia mau mastikan hal itu untuk kemudian menmpermalukan saya di depan orang lain seperti yang sering saya orang lakukan terhadap kaum kita ? Atau memang dia sering ngeliat orang masturbasi ? Tapi di mana dan dalam keadaan bagaimana ?
Ary masih mengenakan celana favoritnya yang komprang dan setinggi setengah paha itu. Cuma bedanya dia pakai T-shirt pagi itu. Dengan tenangnya dia menuju pispot di pojok kamar mandi, menurunkan celana komprangnya sedikit, dan menarik keluar senjata rahasia dari dalam Cdnya (seperti biasa, elastiknya disangkutin di bawah bijinya yang berbulu itu). Barang itu, ya barang itu yang saya saksikan dari ketinggian beberapa malam yang lalu, saat ini ada di depan mata saya dan ada dalam jangkauan tangan saya. Ah, andai saja saya bisa memegangnya saat ini...........
Dari samping, barang itu keliatan besar juga, walaupun dalam keadaan lemes. Kontol saya langsung agak ngaceng lagi ngeliat pemandangan seperti itu. Selesai pipis, dia kembalikan penisnya ke dalam sarangnya. Dinaikkannya celananya lalu sambil menghadap saya, seperti biasa juga, dia betulin posisi kontol di dalam celananya lalu dia siap-siap ke luar kamar mandi. Waktu ngeliat barang saya yang agak ngaceng itu dia hanya komentar , " Wah, kontolmu gede juga ya !!!"
Malu, aku berbalik. Saya kira dia langsung ke luar, nggak taunya dia malah mendekati saya. Dia memeluk saya dari belakang, tangannya memeluk perut saya. Persentuhan bulu di perut saya dengan tangannya membuat saya merinding dari kepala sampai ujung kaki saya. Badannya nempel rapet ke bagian belakang badan saya. Saya merasa panas dingin dan gemetar. No way out, no way to turn back. Saya biarkan saja dia begitu. Pantat saya merasakan ada barang yang mengeras di dalam celananya. Terasa lebih panas dari pada bagian tubuhnya yang lain yang nempel di punggung saya.
Lalu pelan-pelan tangan kirinya merayap menuju ke atas. Digosok-gosoknya dada saya yang kebetulan juga berbulu, lebih lebat dari yang dia punya. Agak geser ke samping, dia temukan puting susu saya. Dia meremas-remas dan memijit-mijit puting itu, bergantian kanan dan kiri. Sementara tangan kanannya bergerak ke bawah dan tiba di pangkal penis saya. Tangan itu terus menuju ke bawah dan sampai di kantung pelir saya. Jari-jarinya bermain-main di seputar kantung itu. Menarik-narik, mengukur-ukur besar kedua biji saya.
Kontol saya sudah ngaceng sengaceng-ngacengnya. Panjangnya sudah mencapai maksimumnya (16 cm, kalau mau tau !) Rasa malu dan takut itu hilang entah ke mana. Pokoknya yang penting hepi ..... Que sera sera ..........
Lalu tangan kanannya itu mulai bergerak ke atas. Disusurinya permukaan bawah kontolku sampai ke perbatasan batang dengan kepala burung (wah, seperti pelajaran mengenai pulau Irian saja !). Jari-jarinya menari-nari di situ. Gila, rupanya dia tau persis tempat paling enak untuk dimanipulasi.
Tangan kirinya nggak sabar langsung ikut bergabung. Dengan gerakan cepat diambilnya air dalam gayung, tangan kirinya meraih sabun yang lalu dicelupkannya ke dalam gayung itu. Masih dengan sabun di tangan, tangan kirinya langsung menuju sasaran. Digosok-gosokkannya sabun itu ke kontolku, lalu ke bulu-bulu baokku. Setelah menyimpan sabun, diambilnya sedikit air lalu diusapkan ke regio genitaliaku yang sudah penuh dengan sabun. Dikisik-kisiknya baokku seperti sedang mengeramasi daerah itu. Dibikin begitu, daerah itu jadi penuh dengan busa sabun, memudahkan jari-jarinya waktu dia mulai mengocok batangku. Tangan kanan dan kirinya bergantian menyusuri batangku dari mulai ujung kepala sampai pangkalnya, kemudian naik lagi ke kepala dst.
Makin lama gosokan dan kocokannya makin cepat, nafasku memburu, kudengar juga nafasnya memburu di belakangku. Saya mulai mengerang dan melenguh-lenguh keenakan. Saya merasa pinggulnya menggesek-gesek pantatku, dari kiri ke kanan, kemudian ke kiri lagi, terus ke kanan lagi. Begitu seterusnya.
Lalu pada satu titik, saya tidak bisa kembali lagi. Kedua tangan saya menjulur ke belakang, mencengkeram erat pantatnya dan dalam hitungan detik meriam saya memuntahkan larvanya yang berwarna putih susu ke lantai bursa ..... eh, lantai kamar mandi. Tanpa bicara si Ary cuci tangan, lalu menyiram kakinya dan keluar dari kamar mandi. Apa dia juga menikmati sequel ini, saya nggak tau. Apa dia juga keluar saat ini, saya juga nggak tau. Beberapa hari saya menghindar pertemuan dengan dia. Malu, sungkan dan lain-lain perasaan bersatu.
Hanya satu hal yang pasti, saya musti balas kebaikannya ini. Tapi gimana caranya ???

Nasib Anak Kost (mana tahan) Part 1


Nasib Anak Kost (mana tahan) Part 1
Saya mahasiswa tingkat 3 sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung. Karena saya bukan asli orang Bandung, saya tinggal di sebuah rumah kost khusus cowok. Kamarnya ada 10, penghuninya juga 10 orang. Kebetulan mahasiswa semua.
Salah satu hal yang saya sukai dari tempat kost saya adalah kamar mandinya. Bukan karena bersih atau higienisnya. Bukan juga karena desain, warna cat atau karena sebab yang lainnya. Yang aku sukai dari kamar mandi itu adalah jumlahnya. Ya, jumlahnya yang hanya 3 buah itu membuat kami harus berbagi kamar mandi. Anda bisa bayangkan apa yang pasti terjadi kalau orang 10 harus berbagi 3 kamar mandi. Yang paling heboh kalau pagi-pagi semua ingin pakai kamar mandi. Kadang-kadang kami 'terpaksa' mandi bareng untuk menghemat waktu. Sebetulnya saya senang aja kalau harus mandi bareng. Justru itu yang saya tunggu. Kapan lagi bisa ngeliat onderdil orang kalau nggak 'terpaksa' begitu. Belum lagi kalau kita lagi mandi, tiba-tiba ada orang yang nggak tahan ingin kencing langsung bergabung dan dengan santainya mempertontonkan wilayah rahasianya.
Di antara 9 orang teman kost saya, ada 1 orang yang jadi "man of my dream". Namanya Ary, kamarnya pas sebelahan dengan kamar saya. Orangnya keren, rambut berombak agak panjang, kulitnya putih mirip Indo, tingginya 180-an, bodinya terpelihara karena dia rajin olah raga dan hobinya pakai jeans ketat yang menonjolkan dengan jelas kelakiannya. Kayaknya sih barangnya besar banget!
Kami sesama penghuni rumah kost sering ngobrol. Sekali di kamar satu, lain kali di kamar yang lain. Juga saling pinjam kaset dll. Saya paling senang ngobrol dengan Ary, apalagi di kamarnya sendiri. Soalnya dia selalu hanya pakai celana gombrang setengah paha tanpa apa-apa lagi kalau sedang di kamarnya. Saya bisa puas memandangi bodinya yang berisi, dadanya yang full otot. Yang lebih nggak nguatin adalah bulu-bulu hitam halus di dadanya. Kalau sedang kebetulan celananya agak melorot saya bisa lihat sebagian bulu baoknya (begitu orang Bandung nyebut bulu genital/jembut) yang berbaris rapi menuju udelnya. Kadang-kadang dia juga nggak pakai celdal di bawah celananya itu sehingga kalau dia jalan saya bisa dengan jelas melihat sesuatu yang 'gundal-gandul' di dalamnya. Nah kalau pas gitu, kalau sedang beruntung, waktu dia sila atau mengangkat sebelah kakinya saya bisa liat bijinya yang tertutupi bulu hitam. Mana tahan......... Sayangnya cuma segitu aja yang bisa saya liat selama ini. Saya berharap dan berusaha untuk bisa melihat lebih jauh lagi.
Sejauh ini dia nggak pernah menunjukkan gejala dia itu gay, walaupun kalau ngobrol dia nggak pernah nyinggung-nyinggung masalah cewek, apalagi cerita mengenai ceweknya. Aku mau tanya, takut patah hati kalau tau dia suka cewek atau punya pacar. Jadi saya anggap aja dia itu 'mengandung harapan'
Yang jelas, dia nggak pernah keliatan keberatan kalau saya pandangi badannya sambil ngobrol. Malahan sering kali dia seperti sengaja (aku ge-er kali ya !) mengangkat kakinya supaya saya bisa lebih jelas melihat anatomi tubuhnya, atau berkali-kali membetulkan letak penisnya di depan mata saya. Kalau nggak kuat nahan, kadang-kadang saya 'dengan tidak sengaja' menyentuh badannya atau kakinya atau mana aja, yang penting bisa megang dia. Mau mencoba lebih jauh, takut. Beberapa kali pernah saya mencoba lebih jauh kepada lelaki lain yang saya sukai, yang saya dapat cuma pandangan jijik dan selanjutnya penghindaran. Belajar dari pengalaman, saya nggak mau lagi begitu. Jangan sampai saya nggak bisa lagi ngobrol di kamarnya dan memandangi bodinya.
Terhadap si Ary ini paling maksimal juga saya hanya berani mijetin tengkuknya kalau dia mengeluh nyeri kuduk. Memang satu kelebihan saya adalah pintar memijat (it will be my entrance door in my next story about Ary and me). Sebenernya memijat buat saya seperti simbiosis mutualisme (kata pelajaran Biologi). Yang dipijat dapat enak, aku dapat kesempatan megang-megang badan laki-laki. Kadang-kadang saya dapat kesempatan mijitin orang sampai nyerempet-nyerempet daerah bahayanya, walaupun saya harus berusaha mati-matian untuk tidak menyentuh wilayah terlarang itu. Lagi-lagi dengan alasan takut dihindari orang.
Kembali ke masalah Ary. Satu-satunya jalan untuk bisa melihat dia lebih jauh (maksudnya melihat dia 'totally naked') adalah mencari kesempatan mandi bersama. Beberapa hari saya pelajari pola hidupnya, kapan dia bangun, kapan dia mandi, kapan dia pergi, kapan dia pulang dll. Sayangnya sampai saat ini saya nggak pernah berhasil satu kamar mandi dengan dia. Dia selalu mandi sebelum saya bangun atau pergi kuliah nggak pake mandi.
Saya putar otak, mikirin gimana caranya bisa melihat dia telanjang. Suatu sore, sambil mikir-mikir cara melihat dia telanjang, saya terlentang di kasur memandang langit-langit. Eh, nggak taunya ada jalan ! Ternyata di langit-langit kamar saya ada jalan untuk masuk ke para-para (ruang antara genteng dan langit-langit). Selama ini nggak gitu keliatan karena memang sedikit tersamar.
"Nah, ini dia jalannya!!", kataku. Saya coba dorong-dorong, penutup itu terbuka. Kepala saya melongok ke dalam para-para, lalu saya pun menyusun rencana ........
Besok paginya sengaja aku nggak masuk kuliah. "Pusing", begitu alasanku. Setelah semua orang pergi, mulailah aku melaksanakan rencana itu. Dengan membawa paku, sekrup dan obeng saya naik ke para-para, menuju atas kamar Ary. Saya mencari tempat yang cocok, pas di atas kasurnya, lalu saya mulai melubangi langit-langit kamarnya. Tidak terlalu besar sehingga dia tidak akan curiga, tapi cukup besar untuk mengawasi apa yang terjadi di bawah sana. Pulang dia nanti saya akan buru-buru masuk kamarnya, pura-pura pinjam kaset, sambil membersihkan debu dan kotoran yang mungkin jatuh di atas kasurnya.
Ternyata semua sesuai dengan rencana!
Maka mulailah pengembaraan malam saya di atas para-para. Dua-tiga-empat malam berlalu tampa kejadian berarti. Saya hanya bisa liat dia tidur dengan pakaian hariannya - ya itu kolor doang !!
Lalu pada malam ke lima, waktu saya mulai bosen, tibalah saat yang ditunggu-tunggu itu. Malam itu, ketika saya dengar dia menuju kamar mandi untuk sikat gigi dan persiapan tidur, saya segera naik. Nggak lama dia kembali. Saya dengar dia mengunci kamarnya. Dia naik ke atas kasurnya. Dan - duh aduh - malam ini dia pakai sesuatu yang di luar kebiasaan. Dia hanya memakai celana dalam brief warna putih. Jendolan di depan cdnya jelas terlihat dan besar sekali. Rambut-rambut genitalnya tampak lebih banyak. Wah, pokoknya bikin hatiku nggak karuan deh.
Dia bawa buku bergambar di tangannya. Mula-mula dia baca sambil telungkup. Agak kecewa juga saya, karena hanya bisa terbatas melihat bodinya. Kayaknya sih buku porno, karena gambarnya seperti gambar orang-orang telanjang (nggak terlalu jelas karena agak kecil). Nggak lama dia terlentang. Kepalanya diganjel bantal 2. Tangan kanannya tetap memegangi buku, sementara tangan kirinya mulai menyusup ke dalam celdalnya. Digosok-gosokkannya tangan itu di dalam. Tampak dia menikmati sekali kegiatan itu. Lalu dia tampak mengeluarkan tangannya dari dalam cd nya. Pemandangan menjadi tampak lebih indah karena ternyata dia melintangkan penisnya ke arah kiri di dalam cdnya. Keliatannya sih udah tegang banget dan besar banget. Ujungnya tampak sampai ke pinggir pinggulnya. Dia gosok-gosok barangnya dari luar cdnya sambil terus melihat-lihat buku itu. Tiba-tiba dia lemparkan bukunya ke sudut kamar.
Kedua tangannya sekarang bergerak ke daerah kemaluannya. Digelitikinya penisnya dengan kedua tangannya itu, lalu tangan kirinya menyusup masuk ke daerah sasaran dan menarik penisnya hingga mengacung ke arah pusar. Saya bisa liat sebentuk cendawan yang besar berwarna agak kemerahan mencuat di atas elastik cdnya. Waduh, besar bener kontolnya sampai2 celdalnya nggak muat ! Ujung kepalanya sampai hampir setinggi udelnya. Masih dengan tangan kiri, dia mengusap-usap kepala itu, terutama di seputar pinggiran kepala. Lalu dia elus-elus daerah bawah kepala pas pertemuan kepala dengan batangnya yang berbentuk V terbalik. Saya nggak kuat membayangkannya, karena di situlah daerah sasaran terenak kalau saya sedang melayani diri saya sendiri. Nggak lama dia turunkan elastik cdnya dan dikaitkan di bawah bijinya. Wow, tampak jelas sekali penisnya tegang dan besar. Mungkin lebih dari 19 cm. Dan bulu-bulunya lebat sekaliiii, sampai ke biji-bijinya! Diusap-usapnya batang dan bijinya. Matanya keliatan merem melek keenakan. Kemudian dia menarik botol Vaseline Intensive Care dari bawah bantalnya.
Dituangkannya ke atas penisnya, lalu kedua tangannya mulai mengelus-elus burungnya dari ujung kepala menuju ke pangkalnya. Bergantian tangan kiri dan kanannya mengelus-elus kontolnya. Mula-mula daerah kepalanya doang, lama-lama diurut sampai ke bijinya. Kadang-kadang dia mengkonsentrasikan usahanya di daerah seputar kepalanya. Nafasnya keliatan mulai memburu. Nggak lama kemudian dia turunkan celdalnya sampai lutut kemudian kedua kakinya membantu melepas cdnya sama sekali sehingga dia bugil sebugil-bugilnya. Dia mulai lagi gosok-gosok kontolnya. Makin lama makin cepat dan keliatan makin kuat. Nafasnya terlihat makin cepat dan matanya menutup keenakan. Tiba-tiba dia menghentikan kegiatannya.
Dijauhkannya tangannya dari daerah genitalnya. Dia tampak mengatur nafas. Sekitar 2-3 menit kemudian dia mulai lagi. Begitu berulang-ulang. Rupanya dia sedang mempraktekkan teknik memperlama orgasme. Kali ke 5 dia tidak mengurangi intensitas pengocokannya saat dia mendekati puncak. Dia malah meremas pangkal kontolnya kuat-kuat dengan menggunakan tangan kiri sementara tangan kanannya terus maju mundur di batangnya. Makin lama makin cepat dan makin kuat. Kepalanya tampak membengkak karena remasan pada pangkal penis itu. Lalu dia gosok-gosok kepala kontolnya beberapa saat. Saya tau dia hampir sampai pada batasnya. Bener juga, nggak lama kemudian sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, kedua tangannya dilepaskan dari kontolnya, lalu muatan berwarna putih itu menyembur dengan kuatnya sampai mengenai muka dan sebagian rambutnya. Setelah 5 - 6 kali semburan, Ary tampak lemas. Badannya tergeletak tak bergerak beberapa saat. Tubuhnya penuh keringat. Nggak sadar aku ternyata udah keluar juga!
Pelan aku turun dari para (karena takut ketahuan, juga karena lemas setelah tegang menyaksikan atraksi seru), dan berangkat ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Malam itu aku tidur nyenyak sekali.
Beberapa hari kemudian, pagi-pagi, waktu saya lagi asyik mandi sambil membayangkan Ary dan apa yang dia kerjakan malam itu, kontol saya ngaceng tanpa dikomandoi. Nggak tahan aku langsung menyabuni wilayah kontol dan sekitarnya. Pas lagi asyik-asyiknya melayani diri sendiri, tiba-tiba Ary masuk. Saya nggak sempat lagi berbalik. Dia sempat melihat aku dengan kontol ngaceng dan daerah genital penuh dengan sabun ! Kontolku langsung lemes, tapi dia bilang "Terusin aja Lex, aku biasa kok ngeliat orang onani" Wah, apa artinya tuh ...........
(to be continued)

Teguh Kukuh, Keras Sekaleee...!


Hari Senin hari gilanya Teguh, teman sebangku Epi di 3-IPA-6. Bukan apa-apa seperti hari-hari Senin yang lalu Teguh mengenakan celana dalam garis-garis warna oranye, jelas sekali menerawang di balik celana seragam putihnya. Dan jam ke 5 itu Epi bukannya konsentrasi ke pelajaran Kimia Pak Andriwan tapi malah mikirin cel-dalnya Teguh. Epi sudah bersahabat dengan Teguh sejak mereka masih di bangku SD. Tapi belum pernah Epi tertarik sama benda segitiga berwarna ngejreng yang dikenakan Teguh seperti hari ini.
"Ini bukan hari Rabu,khan Guh!" bisik Epi.
"Iya gue tau, ini hari Senin emang kenapa?"
"Kenapa lu pake zwempak batik sih?"
"Anjir lu, Pi. Celokan ladem gue bukan batik lagi. Babe gue baru dibeliin selusin dari Australi, Bo!"
"Tapi warnanya, Guh, warnanya. Seenggak-enggaknya jangan lu pake hari Senin dong. Apalagi yang sekarang ini lu pake, warna oranye. Awas ditangkap bu Kantin lho, dikira ada kunyit di pantat lu."
"Eh, kampret. Ini kolor mahal tau." Teguh langsung memeloroti risluting celana panjangnya dan memamerkan cawat impor-nya. Epi sampai melotot melihat jendolan di selangkangan sohib kentalnya itu. Kombinasi antara cawat yang minim dengan ukuran alat vital yang dahsyat.
"Iya keren lu, tapi kenapa mesti keras begini sih?" Epi meremas bungkusan kenyal di antara kedua paha kekar Teguh. Si Teguh memang atlet Yudo. Dan dia diam saja digerayangi Epi yang tau-tau malah merundukkan kepalanya ke bawah meja dan langsung aja "self-service" menyingkapkan kancut Teguh yang "electric orange" itu. Dengan santainya di masukkannya ujung kontol Teguh kedalam mulutnya yang langsung aktif menyedot-nyedot. Teguh agak blingsatan, kaget campur doyan. Epi belum pernah segila itu soalnya, menganggap peler Teguh itu sedotan! Susah payah dia berusaha tenang duduknya. Untungnya,teman-teman lain sibuk memperhatikan Pak Andriwan yang terus saja menerangkan. Seluruh urat-urat kelelakian Teguh serasa ingin meledak di kulumi Epi begitu rupa. Sebentar saja anak itu mengejang bagian bawah tubuhnya dan muncratlah persediaan air mani remajanya. Teguh agak menggeliat sedikit dan mulai melenguh, "Ngghhhh....!"
Pak Andirwan menatap ke arah Teguh.
"Ya, Teguh. Ada pertanyaan?"
"Ngghhhh...arrrgggghhhh....nggak ada Pak cuma saya penasaran aja apa benar ini hari Senin?"
Teguh benar-benar gila!" Dan Epi menarik kepalanya dari bawah meja.

"Bolpen saya jatuh, Pak!" tangkisnya melihat Pak Andirwan memandang penuh selidik ke arahnya.Epi menyeka mulutnya kalem. Puas!

Lepas Belenggu



Setumpuk file yang mesti selesai hari ini telah berpindah semuanya di meja managerku. Pandangan disekitarku telah kosong dan jam kerja sebenarnya sudah usai 3 jam lalu. Uh...payah. kuliukkan badan menghempas penat dan kakunya urat leher yang harus menghadap komputer seharian. Aku tersentak karena kurasa ada tangan melingkar di leherku. Tanganku sudah bersiap menjangkau apasaja yang bisa sebagai pertahanan. Rasanya mati sia-sia di tangan psikopat seperti yang sering aku tonton sungguh mengeringkan tenggorokanku.
"Hai... sabar dong, aku nich!. mau mijit doang masa enggak boleh" Teriak Abim cepat-cepat sembari tertawa berkepanjangan.
Tak urung tangankupun melayang melepas kejengkelan atas keusilannya."Ngapain belon pulang, lembur juga." Kembali kurebahkan diri di kursi sambil beresin meja. Kulihat Abim ketawa kecil memamerkan sederetan giginya yang rapi berbaris, tertutup bibirnya yang berselimut bulu-bulu kemachoan. Perawakan Abim cukup berkontur dengan urat tegas menonjol di setiap jengkal kulitnya yang bersih. Tak jarang aku memperhatikannya diam-diam. Beberapa tahun kami kental tak pernah menghilangkan keherananku atas kesendiriannya dibalik potensi fisiknya yang menggetarkan umat. Apalagi jika memperhatikan dibawah pusatnya yang selalu terpamer lewat model ketat yang di sukai. Walau aku dan dia cukup dekat tapi kebanyakan kami enggan membicarakan hal pribadi. Jadi aku jaga sekali prinsip itu.
Kualihkan perhatian mengusir curiga dengan mengemas file terakhir. Disudut mataku terlihat abim menyalakan komputer dan mulai mencari-cari program. "Nggak keburu pulang khan". Tanyanya datar.
"Emang kamu mau lembur, kerja apaan."
"enggak ... mau ngakses aja, temenin yuk."
"Akh bosen..!"
"Eit...sini dulu," Sergahnya menggapai tanganku dan menariknya."Tahu nggak kalau disini ada cerita-cerita oke yang bikin kamu bisa merinding kesukaan."
"Apaan..".
"Sini deh."Ditariknya kursi untuk dudukku di sebelahnya."Di site ini ada satu penulis yang heboh banget cara dia berfiksi, dia membidik pelakunya dengan detail kayak udah pengalaman dan ... akh...aku pingin banget ketemu. bikin penasaran" Komentar abim terus meluncur seirama tangannya yang gesit memainkan mouse membuka jaringan cyber.
Aku ikutan penasaran dan makin keras dadaku berdetak setiap mengikutipage yang abim buka. Aku mengenal sekali Site ini Jangan-jangan. Kupendam dugaanku tak ingin gejolak hatiku memberikan perubahan warna pada raut mukaku.
"Nich dia!"Ujarnya pasti. Dan dilayar terpampang sederetan judul erotic stories dengan nama penulisnya."ini Jun yang bikin aku penasaran."tangannya menunjuk sederet tulisan dengan pengarang yang sama.
"Udah dikontak"
"Berulang kali ... tapi aku ngerti kalau dia juga menyembunyikan identitas. Orangnya cool banget kalau di liat dari tulisannya. Penasaran ku semakin muncak."
"Tapi Bim itu site untuk... ka..kamu?".
"Kamu baru tahu...?"
"Kalau kamu memang Jay yang suka ngemail itu sejak dulu sudah aku tahu."
"Darimana kamu tahu nama Emailku ..atau jangan jangan."
Aku cuma memainkan kepalaku dan mataku tanpa jawab. Abim bangkit dan mendesakkan tubuhnya ketubuhku hingga teringsut di sisi dinding. diangkatnya kepalaku dan ditamparnya pelan. Aku memilih diam daripada harus menebak apa yang akan berlalu. Sekejap tangannya yang kokoh merambat dan mencengkeram pusat pantalonku. Ditekan dan diputarnya. Dalam diam hanya desah dan irama ketidak aturan nafas kami yang berbaur. Abim benar-benar dipuncak hasrat...begitu liar melepas kendali.
"Kenapa tak dari dulu kamu katakan." katanya tersenggal tanpa melepaskan tangan dan bibirnya yang terus meraba merasai seluruh permukaan kulitku yang terbuka dan tidak membiarkan kulit dada yang tertutupi iri menunggu. "Mengapa Jun."
"Akh..aku..akh..uh...," Kurasa aku tak perlu meneruskannya. Kupilih bersama melebur melepaskan hasrat menggapai puncak klimaks tak peduli dengan ruangan apa ini dan dimana ini. Satu hal yang kutunggu, satu hal yang aku inginkan. Tak pantas melepasnya saat didepan mata. Tanganku kukendalikan melucuti pakaian dan celana abim tak terkecuali. Bahkan hanya dengan mengenakan celana dalam putih kami berguling merabai dan mencengkeram kenikmatan yang enggan terlepas. Mencari peluang dan sudut kenikmatan yang kami yakini tanpa batas dan bukan sekedar ilusi. kami ingin merasai...mereguki.
"Aku bisa merasakan kamulah yang menulis cerita itu." Ujarnya terus meraba dan memainkan."Beri aku nikmat seperti yang kau tulis."
"Kau begitu yakin, dia adalah aku.'
"Gerakanmu tak bisa bohong. Kau suka lakukan ini ditulisanmu,"
"Semua orang bisa begini".
"Tapi tak setiap orang tahu persis yang kusuka. kau pasti tahu dari penuturanku."
"Perlu kujawab,"
"Tidak...yang perlu cukup kita rasakan..akh!,"
Dalam debat kami sama-sama memenuhi apa yang dulu pernah terungkap dan kami inginkan lewat huruf-huruf elektronik itu. Seperti tak ada canggung atau risi kami reguk semua yang dulu hanya fantasi...dan hanya bisa kami lakukan sendiri. Mengocok dan terus mengocok.
Dalam keadaan yang telah sama-sama telanjang ini jelas pejantan Abim menentang dalam biasnya yang merah berdenyut. Kubandingkan dalam angan miliknya dengan kuda jantan yang tak jauh beda antara punya kuda dan punyaku. mulutku tak henti memasuki dan menghisapnya sekuat tenaga. Memainkannya. Abimpun seakan dipacu tak kalah mempermainkan bola dan bulu-bulu pusatku. Lidahnya tak lepas menggores memberi kehangatan pada milikku. Aku tercekat merasakan nikmat dunia yang tak pernah kurasa. Dorongan lahiriah yang tak terkendali memberi gerakan meritme makin cepat. Panas membakar setiap pori yang menggeliat di sekujur tubuhku. Terdengar lenguhan panjang abim bernada puas melepas peju hangat di rongga mulutku.
Dan makin cepat dan kuat hisapannya. Disusul kenikmatan tak terkatakan terlepas liar melalui rongga kemaluanku. Abim tak menyia-nyiakan sedikitpun air kehidupan itu tertumpah. Ditelannya dengan rakus...tanpa sisa. Berbasah peluh kami meringkuk di bawah meja dengan pelukan erat...memulihkan tenaga.
Abim Pelan memijatkan tangannya pada belakang leherku. "Besok lembur?"
Aku tersenyum, dalam hati kutahu maknanya.

Pekerja Bangunan


Saya tinggal di sebuah rumah berlantai 3. Kedua orangtuaku selalu pergi setiap pagi kira - kira pukul 9 dan baru pulang kerumah sekitar jam 6 sore. Karena rumah kami masih baru,kamar di lantai 3 belum selesai seluruhnya,sehingga para pekerja masih menyelesaikan kamar di atas. Biasanya pembantu yang menjaga rumah selama orangtuaku pergi dan saya kuliah. Tetapi pada suatu hari saya libur dan penbantu sedang pergi berbelanja bulanan di pasar. Saya disuruh untuk menjaga rumah oleh kedua orangtuaku dan mereka lalu pergi bekerja.
Karena tidak ada kerjaan,saya melihat - lihat ke kamar lantai 3.Pada saat itu para pekerja belum datang. Sekitar jam 10 pagi bel berbunyi,lalu saya membukakan pintu,ternyata para pekerja sudah datang untuk kembali bekerja menyelesaikan pekerjaannya. Karena tidak ada kerjaan saya ikutin ketiga orang pekerja itu ke lantai atas. Mula - mula mereka mengganti baju mereka masing-masing dan hanya bekerja telanjang dada. Ketiga orang itu memiliki tubuh yang atletis karena sering bekerja berat. Merekapun memulai pekerjaan mereka masing-masing.
Mereka saya tinggalkan lalu saya pergi ke kamar untuk menyalakan komputer dan melihat internet.Sekitar jam 12 pembantu saya belum pulang juga dan para pekerja beristirahat untuk makan siang. Biasanya mereka disediakan makan siang oleh pembantu saya,tetapi kali ini tidak ada yang menyediakan. Merekapun bertanya kepada saya " Si bibi ke mana ?" Saya menjawab " Lagi belanja,tapi belon pulang " Merekapun lalu duduk saja sambil bersenda gurau. Salah satu dari mereka pergi ke WC dan tidak lama ia balik,tetapi..Wow.. dia balik membiarkan celananya terbuka dan kontolnya sudah ngaceng. Dalam keadaan begitu ia bergabung lagi dengan teman-temannya tanpa rasa malu.
Sangking kagetnya kontol saya pun mulai menegang dan karena nafsu sudah begitu menggelora,tanpa pikir panjang kudekati pekerja yang bernama Juhara itu. Langsung saja saya menjilati kepala kontolnya yang berwarna merah itu. Dia dan teman-temannya kaget melihat ulah saya,tetapi kedua temannya lalu tertawa dan membuka seluruh pakaian saya. Saya disuruh tiduran diatas meja pendek yang ada di kamar itu. Juhara mulai mengarahkan kontolnya lagi ke mulutku dan saya mengisapnya. Pekerja yang satunya yang bernama Dodi mulai membuka pakaiannya diikuti oleh pekerja satu lagi dan mengarahkan kontolnya ke pantat saya. Salit sekali rasanya,tetapi dalam sekejap kontol Dodi telah masuk seluruhnya ke pantat saya sampai bulunya terasa di pantat saya.
Pekerja yang satu lagi bernama Dede mulai mengisap kontol saya yang sudah menegang,saya menggelinjang keenakan begitu juga Juhara yang saya hisap kontolnya. Sekitar 20 menit kemudian Juhara mempercepat gerakannya dan crot...crot....crot keluarlah krim panas berwarna putih dari kontolnya yang langsung saya hisap sampai habis. Saya pun mengeluarkan cairan saya dan langsung dihisap oleh Dede. Tak berapa lama Dodi pun mulai mengeluarkan "krim"nya di pantat saya.
Saya lalu duduk di lantai dan mulai menjilati kaki Dodi naik ke betisnya yang berbulu dan ke kontolnya yang saya jilati lalu menjilati perut dan mulai mengulum putting susunya yang sudah menegang sementara Juhara mulai menjilati kontolku. Kami semua masih basah oleh keringat dan saya mulai berciuman dengan Dodi. Setelah itu saya mulai mengulum kontol Dede sementara Juhara dan Dodi mengocok kontol mereka di dekatku. Sekitar 10 menit kemudian,menyemburlah peju panas Dede dan diikuti dengan semburan peju kedua temannya di dada dan mukaku. Kami semua lalu mandi dan mereka meneruskan kerjanya.

Saya melakukan itu lagi pada keesokan harinya dan terus sampai sekarang (karena pekerjaan mereka masih belum selesai)

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 3


PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 3
"Terang bulan, terang di Ancol...
Terus terang gue ingin ngisep kontol...!"
Masih terngiang-ngiang pantun kocak Vito waktu atlet polo air yang sekampung dengan si Doel Anak Sekolahan itu mengemut urat kejantanan di selangkangan Obie yang belum pernah ke pantai Ancol dan masih bego masalah sepong-sepongan burung itu.
Obie senyum-senyum sendiri di bangku di tribun penonton stadion renang Senayan sambil memandangi pertandingan polo air antara DKI dan Sumsel di bawah sana. Sebagai warga kota Palembang mestinya dia mendoakan Sumsel untuk menyundulkan kemenangan, namun ia sebenarnya berharap berat DKI yang menggusur Sumsel. Supaya dia punya alasan untuk kasih hadiah ciuman untuk Vito. Ciuman di bawah pusar lho! Daging kemaluan Vito benar-benar nikmoattt sich...!
Biarpun sudah dua kali tukar gawang tetap saja Obie tidak bisa paham pertandingan yang pura-puranya sedang asyik di tontonnya itu. Di bilang permainan bola kok cawatnya ala kadarnya begitu, disebut renang juga kok rebutan bola. Yang jelas Obie termasuk penonton yang kecewa. Habisnya, bagian pinggang ke bawah pemain tidak kelihatan sich! Padahal justru disitu bukti paling otentik bahwa pertandingan ini adalah pertandingan tim putra!
"Prittt...!" tiba-tiba terdengar peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Karena memang sudah diatur oleh penulis cerita ini DKI-pun menang. Obiepun girang bukan kepalang. Sebentar lagi Vito bisa disuruh mengangkang (maksa banget ya ini pantun...!).
Obie masuk ke ruang ganti dengan berdebar-debar, dua tim polo air berbikini ketat dan sempit-sempit seliweran di depannya. Matanya sibuk mengingat-ingat teori-teori matematikanya tentang menaksir panjang dan lingkar suatu benda. Kesimpulannya, jendolan di depan kancut-kancut transparan itu memang tidak kecil (bilang aja gede gitu, kenapa sich?). Tapi yang bikin jantung Obie hampir copot (ralat: atlet tidak mungkin sakit jantung kecuali kalau dia doping, tapi Obie sumpah-sumpah bilang nggak pernah nge-dope) justru selembar Arena warna ungu muda polos yang sekedar nyantel di daerah segitiga emas badan bawah Vito. Jelas kelihatan sekali kalau kemaluan Vito panjangnya sama dengan penggaris bawaan anak SD (tapi yang patah 7 cm, oke!). Pemiliknya masih ngobrol dengan teman setimnya yang juga berjendolan dahsyat. Muka 7, Selangkangan 8.
"Kenalin Obie, pesenam Sumsel!" sapa Vito melihat Obie mendekatinya.
"Benhard!" salam si teman setim Vito. Taruhan pasti Batak. Keren en atletis sekali!
"Hai...! Selamat ya menang!"
"Gimana, seru nggak pertandingannya?" tanya Benhard ramah.
" Lebih seru lagi kalau pake acara pelorot-pelorotan Speedo" jawab Obie dalam hati, sedangkan yang asli keluar dari mulutnya begini: "Seru, cuma nggak ngerti. Bingung sih, baru kali ini nonton. Dibilang bola bukan, dibilang renang juga bukan...!"
"Tapi kan senam lebih aneh lagi," potong Benhard, "Serasa ngeliat pertandingan manjat pohon pinang deh!"
Lucu juga dia. Bibirnya bagus. Kayak apa ya bentuknya kalau dijejali peler?
"Mandi dulu ya!" Vito mohon diri. Dia langsung bergabung dengan yang lain-lain membersihkan diri di bawah pancuran. Suasana ruang ganti sudah seperti pasar burung. Sayang barang dagangan Benhard tidak sampai tergelar di muka umum karena dia tidak sampai mencopot kancut renangnya. Selesai kedua pepolo air ibu kota itu mandi Vito mengajak teman setim dan temis (temen isep-isepannya) itu ke ruang ganti. Ketiga atlet dari dua cabang berbeda itu segera menuju ruang khusus pilihan Vito. Ternyata itu anak sudah matang betul rencana mesumnya. Begitu pintu ditutup dia langsung menurunkan risluting jaket training Obie," Lo juga telanjang dong!"
Dengan agak malu tapi ngaceng berat Obie melirik Benhard. Yang dilirik malah tersenyum porno.
Seperti boneka sex yang banyak ditawarkan di toko-toko sex di Amsterdam Obie diam saja dibugili oleh Vito. Batang penisnya langsung tegap menjulur ke depan ketika dilucuti celana dalam kuningnya. Sementara itu Benhard sudah menurunkan celana renang biru muda polos yang bertuliskan "Speedo" di bagian bokongnya. Torpedonya yang hampir sama panjangnya dengan yang dimiliki Vito itu juga tak kalah kakunya. Tegang dan keras. Urat-urat bertonjolan disepanjang batang kelaminnya yang seperti Vito, tidak berbulu sama sekali. Membuat kelelakiannya begitu menonjol.
"Isep kontol gue, Bie!" tiba-tiba Benhard meraih bagian belakang leher Obie dan membawanya ke arah selangkangannya. Langsung ke pokok pembahasan rupanya cowok keren yang satu ini. Dan Obiepun menurut dengan suka rela. Dijulurkannya lidahnya dan disapanya urat jantan Benhard dengan belitan-belitan lidah dan olesan ludah. Benhard menarik nafas panjang dan mendongakkan kepalanya. Obie sudah mulai ahli dalam urusan oral sex kelihatannya.
Vito yang memerawani Obie juga tidak tinggal diam setelah membebaskan diri dari Arena super ketat yang dikenakannya selama bertanding. Lelaki belia itu langsung jongkok dan mulai membenamkan wajahnya di daerah anus Obie.
Obie terkejut sekali ketika dirasakannya sesuatu yang dingin-dingin empuk menjelajahi anatominya yang paling pribadi itu. Bulu-bulu kakinya langsung berdiri. Geliiiiii........! Tapi mulutnya tersumpal aurat olahragawan dari Sumut yang mulai sibuk ber "ahhhhh......uuuuhhhhhh.....nggggghhhhhhh.....!"
Sambil menjilat-jilat liang pantat (permisi, nggak apa ya ngomong jorok sedikit, enak sich!) Obie, Vito mengoleskan krim "hand & body lotion" disepanjang batang pelernya (hati-hati, Vito, jangan salah ambil Rheumason ya!). Dia sudah benar-benar nafsu ingin memonon pantat Obie di situ juga (sebelum ceritanya keburu abis).
Obie agak kecewa ketika dirasakannya lidah Vito berhenti mencumbu kawasan bokongnya. Namun tidak lama kemudian dirasakannya ujung kelamin Vito menyenggol "pintu belakang"nya. Belum sempat pesenam kece itu protes (kenapa nggak dari dulu digituin!) Vito mulai menghunjamkan batang kontolnya ke dalam bokong Obie.
Blesss.....nggghhkkkkk.........!"
Obie melenguh agak kesakitan, tapi Vito cukup sabar dan sangat hati-hati mendobrak keperawanan temis (arti singkatannya lihat atas!). Sedangkan Benhard tambah naik nafsunya melihat teman satu timnya sedang memerawani atlet senam sekeren itu. Tanpa dapat ditunda meletuslah lava air mani atlet Batak itu dalam letupan-letupan besar yang langsung saja berusaha ditelan Obie. Namun sebagian tetap saja meluber keluar dari sudut-sudut bibirnya. Benhard bergetar badannya ketika menunaikan orgasmenya itu. Sedangkan Vito masih merem-melek menikmati hangat dan ketatnya lubang pantat Vito yang kedua kakinya sampai bergetar hebat merasakan mononan ala olahragawan ibu kota. Pedasnya melebihi kuah cuka pempek, Bo!
Vito menjulurkan tangannya dan mencekali batang kemaluan Obie dan mulai meloco benda yang sedang sekeras besi itu. Pinggulnya sendiri mundur-maju menyetubuhi pasangannya. Tiba-tiba tubuh anak muda itu mengejang dan ujung penisnya mulai menyemprotkan air kehidupan berkali-kali.
"Uhhhh.....uuhhhh...nnnnngggghhhhhh.......!"
Kontol Obie juga mulai berkejat-kejat dan akhirnya memuntahkan segenap benih jantannya ke tangan Vito yang tambah cepat mengocok-ngocok.
Ketiga atlet itu terdiam sejenak menikmati bagian pasca-orgasme mereka yang terasa begitu sempurna.
Lebih nikmat lagi di bagian berikutnya waktu gantian Vito dan Benhard menonton Obie bertanding senam.

PON (Pekan Olahraga Ngaceng), Part 2


Di bawah cahaya bulan (ikut-ikut lagu keroncong) Vito takjub memandangi tubuh liat berotot Obie yang kini tidak berpenutup sama sekali itu. Pesenam Sumsel yang dipelototi penuh nafsu itu cuma menunduk jengah. Padahal pelernya berdiri mengacung gagah ke arah pusar tanpa rasa malu sama sekali. Otot paling jantan Obie benar-benar sudah siap tempur. Vito sendiri berteriak dalam hati, "Siapa takuttt...?"
Tangan atlet polo air berumur 19 tahun itu langsung terjulur ke arah putting tetek Obie dan mengelus-elusnya dengan gairah membuat bulu-bulu tengkuk Obie berdiri semua. Pemuda kota pempek itu tetap belum berreaksi apa-apa. Hanya nafasnya yang tambah memburu. Tangan Vitopun menjalar kesekujur badan tegap teman barunya: dada, perut, gelombang otot perut yang mirip papan penggilasan, dan akhirnya...batang kontol dan buah zakar Obie.
"Belum pernah ya, Bie?" tanya Vito berbisik. Obie yang berkulit kekuningan itu cuma menggeleng dan tambah merunduk.
"Gue isep ya, Bie!" Vito minta izin segala lagi. Namanya juga usaha, Bo!
Lagi-lagi Obie cuma mengangguk, membuat Vito juga ingin merundukkan kepalanya juga, tapi bukannya karena rasa malu malah nafsu ingin segera menyantap keperjakaan Obie.
Slurppp....!!! Vito menyelomot ujung penis Obie dengan rakus dan mulai memandikan sekujur batang kelamin lelaki muda itu dengan lidah dan ludahnya. Mulut dan sepasang bibir pemain polo air itu langsung saja gencar menyedot-nyedot dengan kuatnya. Bergetar seluruh tubuh Obie dibuatnya.
"Arrggghhhh......!" lenguhnya diiringi geliatan-geliatan tubuhnya yang begitu kegelian.
Vito jadi tambah aktif memuluti titit Obie yang terus membengkak hingga mencapai sekitar 20 Cm dalam kulumannya (selain atlet polo air Vito juga jagoan Geometri di sekolahnya, rupanya).
Obie merengkuh bagian belakang teman kencannya dan terus saja mendesakkan alat kelaminnya ke dalam hisapan Vito.
"Uuuuugggghhhhh......isap terussss.......uuuuggggghhhhhh..........!" Obie tambah brutal bergelinjangan. Belum pernah ia merasakan kenikmatan sehebat ini sebelumnya (makanya jangan cuma latihan senam, gaul Bie...gaulll!). Sementara lidah Vito sekarang sedang asyik bercinta dengan kantong menyan (eh salah, kantong buah-buah pelir, maksudnya) Obie yang sampai terangkat ke arah perutnya tanda yang punya sedang di puncak birahi. Obie tambah blingsatan, pinggul dan pantatnya terangkat-angkat dari tempat duduknya. Gerakan mundur-maju pinggulnya tambah gencar, seirama dengan jilatan dan sedotan Vito yang benar-benar sedang kelaparan kontol itu.
Cruutttt....creettttt.......! Begitu saja air mani Obie tumpah ruah dalam volume yang tidak sedikit ke dalam mulut atlet DKI yang belum sampai 1X24 jam di kenalnya itu. Otot-otot tubuh bugil Obie kejang-kejang dan keringat mulai berlelehan di seluruh bagian badannya. Tapi Vito belum mau menyudahi oral sexnya! Dia masih saja menjilat, menyedot dan mempermainkan aurat Obie. Abis suka sih...!
Kali ini lebih lama lagi, ada sekitar 45 menit Vito pesta pora di selangkangan Obie sebelum akhirnya remaja ganteng yang jagoan senam itu mengucurkan persediaan pejunya lagi. Dan Obie benar-benar lunglai begitu habis menyudahi orgasmenya yang kedua. Lemas tapi puas...!
Tiba-tiba Obie langsung mengangkat kepala Vito dari pangkuannya dan segera saja dibukanya celana training dan cawat hitam pepolo air ibu kota itu dan langsung di masukkannya ujung kemaluan Vito yang sudah keterlaluan tegangnya. Baru berapa kali sedot saja, langsung Vito memuntahkan saus kelelakiannya. Obie sempat gelagapan karena letupan peju Vito luber sekaleee...! Banyak yang mengalir keluar dari dalam mulutnya. Obie memang belum pernah nyepong sebelumnya. Ketika Vito selesai melampaui puncak-puncak orgasmenya, Obie mengangkat kepalanya dari celah paha sahabat barunya itu sambil bertanya dengan gaya pemain iklan vitamin C, "Bulunya man...na...?'"
Rupanya Vito sebagai atlet polo air sudah mencukur gundul bulu-bulu di seluruh badan, termasuk yang di pangkal pahanya.
Di bagian berikutnya, Obie nonton Vito bertanding polo air. Tapi keseruannya justru di ruang ganti!

Mandi Berdua