Sabtu, 05 April 2014

Ibuku Selingkuh lagi

- Sudah lebih satu tahun aku kuliah di Yogya sejak tahun 2001 lalu dan
liburan semester kemarin aku berkesempatan pulang ke daerah asalku di
sebuah kota kecil di Sumatra.

Di rumah hanya tinggal aku, kedua orang tua dan adikku yang masih sekolah
si SMU. setiap hari ayahku sibuk usaha. kadang-kadang pergi seminggu dan
cuma beberapa hari dirumah, itupun cuma sebentar saja.

Aku tidak pernah menyangka kalau ibuku termasuk perempuan yang libidonya
tinggi, hingga dengan seringnya ayahku pergi, jelas nafsunya tak
tersalurkan. Aku tahu, ayahku juga punya pacar di kota-kota yang sering
disinggahinya, karena aku pernah pergi dengannya beberapa hari dan
malamnya aku tahu dikamar sebelahku (yang diinapi ayahku) terdengar
suara-suara erangan. Paginya aku masuk ke kamar ayahku dan mendapati
mereka tengah mandi sambil bercinta.

Kembali ke masalah Ibuku, sejak seminggu aku tiba dirumah, ayahku sedang
pergi ke luar kota. Malamnya aku pergi dengan beberapa temanku, kebetulan
malam itu malam minggu. Adikku juga pergi ngapelin pacarnya. Ibuku tinggal
sendirian di Rumah.

Belum jam 9 aku memutuskan untuk pulang ke Rumah untuk menemani ibuku.
Perlu ku jelaskan rumahku ada disebuah desa yang penduduknya tidak terlalu
banyak. Dekat rumahku ada sebuah sungai dan dikelilingi sawah. Rumahku
dikelilingi tembok setinggi 2 meter di samping dan belakang.

Setibanya di rumah, aku mendapati pintu depan dikunci. Aku lalu berjalan
ke belakang, tapi begitu tiba disamping kamar ibuku kudengar suara-suara
orang bercakap-cakap pelan. Ada suara laki-laki. Kupikir ayahku sudah
datang. Tapi kudengar suara itu suara laki-laki yang ku kenal dan bukan
ayahku. Aku berjalan mendekati jendela kaca lebar yang tertutup gorden
putih. Lampu didalam remang-remang. kucoba mencari celah gorden untuk
melihat kedalam dan kutemukan di tengah pertemuan antara dua gorden.

Aku lalu jongkok sambil mengintip ke dalam. kulihat ibuku sedang ngobrol
mesra dengan laki-laki muda yang sudah sangat ku kenal karena dia temanku.
Namanya Akbar. Dia anak tetanggaku yang putus sekolah karena orang tuannya
miskin. Aku nggak tahu bagaimana dia bisa menjalin affair dengan Ibuku,
tapi yang ku tahu kontolnya besar dan cokelat. Aku pernah beberapakali
mandi telanjang di sungai waktu SMU sama dia dan beberapa teman sambil
onani dengan sabun mandi. Kami berteman akrab dengan orang lain dan pernah
mengurutkan ukuran kontol yang paling besar. Akbar, aku, Iwan dan Adi.

Kulihat mereka berhenti bercakap-cakapa sambil pelan Akbar mencium bibir
Ibuku (usia ibuku sekitar 40 tahun). Ibuku membalas pelan dan merek
terlihat romantis sekali. Tangan Akbar meremas payudara Ibuku yang masih
terbalut daster merah yang bertali. Tangan Ibuku mengelus-elus kontol
Akbar yang terbalut celana jeans. Tosisi mereka terbaring
berhadap-hadapan. Akbar dan Ibuku saling menjulurkan lidah dan menghisap
lidah dan bibir masIng-masing sambil tangan terus bergerilya. Tangan Akbar
sudah masuk ke daster Ibuku yang talinya sudah merosot dan menampakkan
payudaranya yang dibalut BH. Lalu Akbar pelan menurunkan ciumannya ke
leher Ibuku sambil tangannya melepas kait BH. Dengan mulut dia melepas
kait BH dari punggu Ibuku hingga menampakkan payudaranya yang mulai kendor.

Ibuku terduduk dengan bersandar di ujung ranjang. Akbar membuka baju
kaosnya dan duduk disamping kanan Ibuku sambil terus menciumi payudara dan
meremas vaginanya. Baju ibuku sudah turun sampai paha, ternyata dia sudah
tidak Pakai CD. Vaginanya terus dielus-elus oleh Akbar. dia menggelinjang
dan mengerang-erang pelan sambil tangannya mencari-cari penis Akbar.
Tangannya mencoba membuka celana jeans Akbar yang bagian depannya sudah
menyesak menggumpal. Akbar menghentikan ciumannya dan turun dari ranjang.
Di depan ibuku yang meraba-raba vagian dan payudaranya sendiri, Akbar
membuka celana Jeansnya, meninggalkan CD putih yang penisnya sudah
menyeruak keluar dan sedikit berlendir.

"Ayo, sayang" erang Ibuku pelan. Akbar berjalan dan naik lagi ke kasur,
kali ini dia berlutut disamping ibuku dan membiarkan Ibuku mengeluarkan
penisnya dan bermain dengannya. Pelan ibuku mengeluarkan penis dari CD dan
mengelusnya pelan, lalu Akbar bergeser kedepan, persis di depan Ibuku.
Lidah Ibuku pelan menjilati penis Akbar yang tegang, hitam kecoklatan.
Lidahnya menjilati ujung penis Akbar seperti makan es krim, lalu
pelan-pelan memasukkan penis Akbar ke mulutnya. Akbar mengerang dan
meremas rambut Ibuku yang terurai.

Pelan-pelan akbar menggoyangkan pantatnya dan membuat penisnya keluar
masuk di mulut Ibuku yang duduk tegak dengan kaki mengangkang diantara
tubuh akbar yang berlutut dihadapannya. Kulihat Akbar dan Ibuku begitu
menikmati permainan mereka dengan erangan dan sentuhan.

Aku yang sejak tadi ngintip sambil jongkok kini berlutut dan mengeluarkan
penisku dari sarangnya sambil mengelus pelan terus melihat adegan didalam
kamar.

Kulihat Akbar mengerang sambil melepaskan penisnya dari mulut Ibuku dan
mengocoknya hingga sperma muncrat di wajah ibuku yang menjilati penis
Akbar.

Akbar lalu berbaring di ranjang, ibuku turun dari ranjang mengambil tissue
dan melap penis akbar yang mulai lemas terkulai. Lalu ia beranjak ke kamar
mandi dengan telanjang bulat.

Ibuku terbalut handuk waktu keluar dari kamar mandi dengan wajah bersih
dari sperma sambil membawa segelas minuman dan mengangsurkannya ke Akbar.

Aku menghentikan kocokan di penisku dengan harapan show akan berlanjut.

Kulihat ibuku beranjak menghidupkan TV, suaranya terdengar sayup-sayup
keluar dan kudengar suara rintihan dan erangan, langsung ku tebak itu VCD
porno. Lima menit ibuku nonton sambil duduk di bibir ranjang. Akbar juga
menonton sambil masih berbaring telentang. Sepuluh menit kemudian kuliahat
penisnya mulai membesar lagi sambil tangannya mengelus-elus sampai ukuran
maksimal. Lalu dia beranjak kebelakang ibuku dan memeluknya sambil
menciumi punggu dan melepas handuk dan meremas payudara ibuku. Ibuku
memeluk leher Akbar dari depan sambil berciuman. Akbar sambil terus
mencium Ibuku beranjak turun dari ranjang dan menghadap ibuku yang masih
duduk di pinggir ranjang, dia berlutut dihadapan ibuku dan mengarahkan
wajahnya ke vagina ibuku.

Ibuku langsung mengangkangkan kakinya hingga akbar leluasa mengarahkan
lidahnya ke vagina ibuku. Akbar menjilati vagina ibuku yang menggelinjang
dan mengerang pelan. Ibuku semakin mengangkangkan kakinya dengan tangan
menyangga tubuh di ranjang. Akbar terus menjilati dan mengulum vagina
Ibuku sampai dia mau orgasme, terlihat dengan tubuhnya yang menegang dan
ia memegang kepala Akbar yang berada diselangkanagnanya. Akbar melepas
cumbuannya dan membiarakan Ibuku tenang dulu dengan menciumi bibirnya
pelan dan mesra sambil merebahkan tubuh Ibuku di ranjang dengan kaki masih
menjulur ke lantai. Penisnya menempel di paha ibuku yang memeluknya sambil
mengelus punggung Akbar.

Aku juga diluar yang mengintip sambil onani nyaris orgasme, tapi kutahan
untuk adegan selanjutnya yang kutunggu-tunggu.

Akbar masih mencumbu bibir Ibuku dengan mesra dan lembut, tangannya
menopang pada kasur hingga tidak menempel di tubuh ibuku, penisnya
digesek-gesekkan di sekitar selangkangan Ibuku. Akbar beranjak menuju meja
rias dan mengambil sesuatu yang ternyata adalah cairan pelicin. Dia
melumuri penisnya dengan pelicin dan juga vagina Ibuku. Lalu akbar
berlutut di depan ranjang dan menarik tubuh Ibuku ke depan penisnya. Kaki
ibuku mengangkang di bahu Akbar yang tengah memain-mainkan penisnya di
liang vagina Ibuku. Setelah siap, Akbar menekan pelan penisnya memasuki
vagina Ibuku yang merekah dihadapannya. Lalu setelah masuk semua, ia mulai
mengocok penisnya di vagina Ibuku. Tanganya memegangi kedua paha Ibuku
yang ada dipunggungnya. Akbar mengocoknya pelan dan romantis sambil
tanganya coba meraih payudara ibuku.

Beberapa menit kemudian, Akbar mengepitkan kedua paha Ibuku dengan kakinya
hingga kaki Ibuku ada di dalam kedua kakinya. Lalu ia bertumpu pada
ranjang persis di hadapan ibuku. Penisnya mengarah ke Vagina Ibuku yang
tertutup rapat dengan paha. Mungkin vagina Ibuku sudah lebar makanya dia
coba dengan merapatkan paha supaya vaginanya merapat lagi. Dengan sebelah
tangannya dia mengarahkan penisnya ke vagina Ibuku. Pelan dia menekan
dengan kakinya tetap merapatkan paha Ibuku. Ternyata susah. Akbar meraih
pelumas di samping ranjang dan melumuri vagina ibuku juga dengan penisnya,
lalu kaki ibuku sedikit direnggangakan. Akbar kembali menekan penisnya di
vagina Ibuku pelan. Setelah masuk setengahnya dia mengocok pelan-pelan,
lalu memasukkannya semua sambil terus mengocok pelan.

Mulailah terdengar erangan dan dengusan nafas dari kedua orang tersebut.
Setiap Akbar mengcok penisnya ke bawah Ibuku membalas dengan
menggoyangkannya ke atas. Akbar memejamkan matanya sambil terus bertumpu
pada kedua tangannya. Keduanya terus saling menggoyangkan pantat. Akbar
pertama terlihat mau orgasme dan langsung mencabut penisnya dari vagina
Ibuku. Lalu dia duduk di bibir ranjang. Ibuku bangkit dan berdiri
dihadapannya. Akbar menarik tubuh ibuku dan menaikkannya ke pahanya dengan
posisi berhadapan.

Ibuku mengarahkan vaginanya ke Penis Akbar yang memegangi tubuh ibuku.
Setelah masuk, Ibuku kembali menggoyangkan pantatnya diatas tubuh Akbar.
Ibuku senagaj mendorong tubuh Akbar hingga terbaring di Ranjang hingga dia
bebas memegang kendali diats. Akbra meraih payudara Ibuku dan meresnya
perlahan seirama dengan Kocokan pantat ibuku di penisnya.

Aku diluar semakin kencang mengocok penisku sendiri sambil kulihat ibuku
mengerang hebat dan semakin mempercepat kocokannya. Lalu semakin melemah
dan akhirnya berhenti. Tubuhnya jatuh di tubuh Akbar yang terbaring.

Akbar lalu membalikkan posisi mereka dan membalikkan tubuh Ibuku, lalu
mengambil pelumas dan melumuri penis dan pantat Ibuku. Penisnya didorong
pelan di lubang pantat ibuku pelan, lalu mengococknya pelan. Ibuku bangkit
dengan posisi merangkak. Akbar semakin leluasa mengocok penisnya dengan
memegani tubuh ibuku, sesekali dia merunduk dan menciumi punggung Ibuku
dan meremas payudaranya.

Aku mencapai orgasme di luar begitu Akbar kocokan penis Akbar semakin
kencang dan dia akhirnya sampai klimaks juga. Mereka berdua terbaring di
ranjang. Tangan Ibuku mengelus dada Akbar. Lima menit kemudian, Akbar
berdiri dan beranjak ke kamara mandi. Keluar dari sana dia sudah bersih
dan mengenakan CDnya, lalu buru-buru berpakaian. Ibuku berdiri dan
menyelipkan selembar uang seratus ribu di kantongnya.

Besok sorenya aku diajak mandi di sungai sama Akbar. Sambil merokok dan
ngobrol kami duduk di pinggi sungai sebelum mandi.

"Gimana cewek-cewek jogja". Tanya Akbar sambil membuka kaosnya.

"Biasa aja." Jawabku.

"Udah berapa yang kau perawani?"

"Belum adalah."

"Kenapa? Kan banyak yang bias dipake disana. Masak kalah sama aku yang
disini, udah merawani 3 cewek, belum lagi Ibu-ibu yang gatal memeknya
pengen kontol anak muda."

"Yang bener, kau udah pernah ngentot?" pancingku.

"hahauahaha.." dia tertawa."Udah biasa itu. Untuk apa punya kontol besar
tapi nggak pernah nikam."

"Siapa aja cewek itu?"

"Rahasialah. Kalau kau mau, nanti aku kenalkan sama temenku yang pernah
kuentoti juga. Gratis kok. Lagian kontol kamu kan lumayan gede, dia pasti
suka."

"Kau pernah ngentot sama Ibu-ibu juga? Siapa?"

"Itu lebih rahasia lagi. Kalau cewek-cewek untuk kepuasan, kalau Ibu-ibu
untuk uang. Mana enak ngentot sama Ibu-ibu, memeknya udah blong, susunya
udah kendor."

Dia berdiri membuang puntung rokok dan membuka celana jeasnnya menyisakan
CD yang membalut penisnya yang menggumpal di selangkangan sambil
dielus-elus.

"Ini asset, harus dijaga dan dirawat." Katanya sambil membuka CD dan
beranjak ke sungai mandi.

--
Using Opera's mail client: http://www.opera.com/mail/