Sabtu, 11 Mei 2013

Di perkosa tetanggaku yg berkontol besar

"mba... Permisi..!" terdengar dari balik pintu suara orang memanggilku.
Aku keluar dari kamar dan langsung membukakan pintu, oh ternyata Mas
Ridwan tetanggaku dia berdiri dengan membawa sebuah piring kosong
ditangan kirinya.
" Mas Ridwan,? aduh mas,Mas Adi (suamiku) nya lagi gak ada di rumah,
Mas." aku langsung berkata seperti itu karena memang tetanggaku ini
teman dekatnya Mas Adi suamiku, tiap malam mereka selalu maen kartu,
maen catur ataupun hanya sekedar ngobrol bareng.
"nggak, bak win! Aku kesini cuma mau minta nasi sepiring tadi berangkat
kerja aku lupa gak masak, istriku dah 3 hari kemarin kan belum balik
lagi dari ibunya,bisa?." Mas Ridwan ternyata hanya ingin meminta
sepiring nasi oh ternyata dugaanku salah.
"ayo masuk,mas. Banyak kok!" kamipun langsung masuk dan menuju dapur berdua.
"Mas Adi kemana,mbak Win?" Mas Ridwan membuka pembicaraan.
"keluar kota, Mas. biasa urusan kerjaan.." aku menjawab dengan sedikit
senyuman.
"wah! Lg Kesepian d0ng? Hahah"
"ah udah biasa,mas." aku menjawabnya sambil memindahkan nasi ke piring
mas Ridwan.
"Mas kali yang kesepian?" entah kenapa aku meneruskan pembicaraanku.
"yah ni mbak win, baru kali ini aku ditinggal istriku, biasanya kami
kemana-mana selalu bareng,mana udah tiga hari tiga malam."
Kemudian Mas RidwanLama tertegun.
"sekalian aja mas, tadi Aku masak lauk kebanyakan" aku langsung berdiri
mengambil lauk pauk dari lemari.dan seketika aku kaget ketika ada tangan
yang begitu kokoh memeluk erat tubuhku. Aku langsung berusaha untuk
berbalik tapi tak bisa Pegangannya terlalu kuat.
"Mas.! Apa apaan ini?? Mas! Lepaskan! Awas kalau kamu macam-macam, Mas!"
suaraku sedikit membentak tapi Dia tak bersuara sedikitpun yang kudengar
hanya desahan nafas berat dibelakang kuduk ku hingga membuat aku
jengah.. Kini tangan kirinya mulai naik dan meremas payudaraku sontak
saja aku langsung berontak sekuat tenaga karena aku tak mau menghianati
suamiku tapi sayang tenaga ku tak ada apa-apanya akhirnya akupun semakin
lemas dan kini puting susu ku sudah mengeras bukan hanya yang dia remas
tapi kedua-duanya, aku hanya bisa berkata lirih yang justru malah
membuat tetanggaku ini semakin liar.
"jangan mas, jangan lakukan ini.. Aaagghh... , MAS! " hanya kata-kata
yang masih bisa aku gunakan untuk melawan tapi Mas Ridwan tetap tak
bersuara.
Aku disered dari belakang menuju kamarku dan aku langsung dilempar ke
kasurku hingga aku tersungkur, dia meraihku kembali dan kini tanpa aku
kira dia menamparku terus menerus hingga aku menjerit kesakitan kemudian
aku dicekik hingga kelojotan karena sesak tapi ku lihat dia semakin
nafsu, ternyata dia adalah tipe pria yang kasar.
Mataku serasa keluar ketika dia menjepit puting ku dengan sangat keras.
"aaahh... Sakit, Anj*ng!" aku berusaha mencercanya.
Tapi dia semakin buas, disobeknya bajuku beserta BH ku hingga
benar-benar dia berhadapan dengan dua puting yang sangat mencuat.
Kemudian dia mengulum putingku bergantian .
"AAARGGHH...! Jangan Mas!" aku memukul mukul kepala dia dengan kedua
tanganku membuat dia berhenti dan langsung menampar
Pipiku dengan sangat keras membuat aku lemas, mataku mulai berkunang
kepalaku pusing dan aku seperti kehilangan semua tenagaku setelah
melihat aku benar-benar tak berdaya dia melanjutkan menyedot putingku.
"Aah... Ah...ah... Mas,. Ah..." kini hanya rintihanku yang keluar dari
mulutku, kepala ini serasa sangat berat.
Dia menurunkan bibirnya ke bawah hingga pusar dan "BRET" dia menyobek
celanaku hingga kini aku hanya memakai celana dalam saja tapi itu tak
lama karena dia langsung menyobek celana dalamku hingga kini nampaklah
daerah rahasiaku dengan jembutnya dia langsung mengecup,menjilat dan
menyedot memekku dengan buas.
"Aaargggh.... argh... Mas..! Jangan!" tiba-tiba air mataku keluar entah
karena aku merasa aku tlah menghianati suamiku atau karena aku menikmati
permainan ini aku tidak mengerti yang jelas dia membuat aku benar-benar
kesakitan.
Dia bangkit dan langsung membuka kaosnya dalam keremangan aku
menyaksikan dada seorang pria yang sangat bidang dengan warna kulit
kuning langsat entah kenapa aku jadi mulai terangsang apa karena tubuh
nya sangat jauh berbeda dengan tubuh suamiku yang buncit entahlah yang
jelas kini aku mulai menikmati.
Dia kembali menyedot memekku.. Tak lama dia memasukan telunjuknya
kedalam memekku.
"AAARGGHHH" aku menjerit.
Dia memaju mundurkan telunjuknya,memutar-mutarkan didalam memekku dan
mencabutnya. Dia memasukan lagi jarinya tapi kini dua jari sekaligus.
"AAAAAAAARGGHHH!! tolong!" aku semakin menjerit.
Setelah dia puas dengan jarinya dia bangkit dan melepaskan jeans nya
Serta celana dalamnya hingga kini nampak sebuah kontol yang begitu besar
panjang dan sangat berurat jauh beda dengan kontol suamiku...
Dia berjalan mendekati wajahku kini kontol itu semakin nampak jelas
karena berada tepat depan pipiku, warna kontol itu tidak begitu hitam,
yang benar-benar membuat aku kagum adalah ukurannya yang begitu
panjang,besar dan sangat keras dengan urat yang tercetak jelas membuat
kontol itu nampak semakin perkasa beda sekali dengan milik Mas Adi
suamiku, tapi tetap aku tak bisa berbuat apa-apa kepalaku masih pusing
bekas tamparan dia, aku hanya bisa melototi kontol tetanggaku ini.
Mas Ridwan memukul-mukulkan kontolnya ke pipiku. Oh God! Aku merasakan
betapa keras dan hangatnya benda itu. Setelah tiga kali dia menampar
pipiku dengan kontol perkasanya kini dia mengangkangi leherku hingga
kontolnya benar-benar tepat didepan mulutku. Selain kontolnya aku juga
kini menyaksikan tubuh nya yang begitu atletis, pria sejati, lehernya
yang begitu kokoh, Dadanya yang bidang dengan bulu-bulu halus, dan juga
perut sixpack dengan bulu dari pusar hingga menyambung dengan jembutnya,
aahh... Dadaku kini serasa panas.
Dia menjamah bibirku dengan jari kasarnya dan kemudian dia membuka
mulutku dengan jarinya hingga aku menganga dan seketika 'BLES' aku
merasakan sesuatu yang kenyal,hangat,dan besar masuk kedalam
kerongkonganku hingga membuat aku sedikit sesak.
"AARGGH." Untuk pertama kalinya Mas Ridwan bersuara.
Dia memompa mulutku, maju mundur maju mundur dan seterusnya beberapa
kali aku tersedak, di mulutku kurasakan ada rasa asin yang menetes dari
kontol mas Ridwan itulah precum Mas Ridwan.
"Aargh... mulutmu anget kali mbak." Mas Ridwan kini mulai berkata-kata,
aku tak bisa menjawab karena mulutku masih disumpal kontolnya.
Mas Ridwan semakin cepat memaju mundurkan pantatnya dan desahannya pun
semakin keras.
"AAARGGHHH!! Ohh.. AAARGGH OHHH!! Enak banget mulutmu mbak win! AARGGHH!
" dia semakin meracau dan aku merasakan kontolnya membesar dan
berdenyut-denyut di dalam mulutku dan seketika...
"Oh NOOOOO! AAAAAAAAAAARRGGGHH!" Mas Ridwan berteriak bersamaan dengan
kurasakannya semburan dalam mulutku, lengket,asin dan begitu banyak
hingga aku tersedak.
Dia mencabut kontolnya dari mulutku masih ku lihat sisa pejuh diliang
kencingnya,tapi kontolnya masih ngacung keras tak berubah sedikitpun
hanya warna kepala kontolnya saja yang jadi keungu-unguan dan kini dia
turun dari kasur.
Huh... Aku hanya menghela nafas, akhirnya semua ini telah berakhir..
Ohh.. Tidak, kulihat dia kini naik kasur lagi tepat di antara pahaku.
"Jangan! mas! Jangan lakukan itu!" suaraku kembali karena aku tak mau
ada kontol lain selain kontol suamiku yang masuk memekku. Tapi mas
Ridwan kembali membisu.
"Aargghh..!" aku mendesah saat kurasakan lidahnya yang hangat menjilati
liang memekku.
"AAAAAAAAAAAAARRRGGGHH!! kini aku bukan lagi mendesah tapi menjerit saat
sesuatu yang besar menyeruak masuk liang memekku, Oh tidak Dia kini
mengentot memekku. Semakin cepat semakin cepat semakin cepat... Hingga
menghapus rasa sakit itu kini aku menikmati tiap hentakannya, oh yah
kontolnya begitu memenuhi memekku, aku tak pernah merasakan senikmat ini
saat dientot mas Adi.
"Ohh... Mas Ridwan, Kontolmu mas... ohh,.!" mulutku mulai tak terkendali.
"Kenapa dengan kontolku? enak? Hah? Kamu sukakan? Hah? Ini rasakan!
Aaargh" tak kusangka dia menjawabku sambil terus menghentak-hentakan
kontolnya dengan keras.
"Yah..! Mas! Enak! Terus mas! Entot aku! Mas! Aaarggh! Ewe aku, mas!
Kontolmu hebat, mas! aargggghhh!" mulutku kini sudah bukan sekutuku
lagi, mendengar ucapanku Mas Ridwan semakin bernafsu kulihat urat nadi
dilehernya menjalar jelas, oh dia nampak semakin macho. Dan
"Aaaarrggghhhh!"aku orgasme, tubuhku semakin lemas, tetap saja Mas
Ridwan terus menggenjotku dan
"Aaaarggghhh..! Yah..! Aarggh..! Aku mau keluar!! Aaargghh! " dan "
Crot..! crot.! Crot...!" didalam memekku serasa ditembak oleh pejuhnya..
Dan dia langsung menjatuhkan diri tepat menindih tubuh telanjangku,aku
merasakan kepuasaan yang seharusnya tak kurasakan. Lama dia berada
diatasku dan setelah kontolnya keluar dengan sendiri dia langsung
berpakaian dan langsung pamitan tak lupa dia meminta maaf atas kejadian
yang baru saja terjadi sekaligus dia berterimakasih untuk sepiring nasi
dan lauknya PLUS MEMEKKU.,