Minggu, 15 November 2015

Kisah Cinta Radit (Antara Cinta Pertama dan Cinta Terakhir)

--Awal Aku Jumpa Dia--

Suara ketukan pintu dan teriakan mama diluar membangunkanku

"dit, udah bangun belum? Ini udah hampir jam setengah tujuh" suara mama
diluar. Aku menoleh ke arah jam weker di meja, "astaga...Jamku mati" aku
sangat kaget ketika melihat jam itu menunjuk pada angka 12. Aku lihat ke
arah jam dinding sudah menunjukan pukul setengah tujuh.

Aku langsung lompat dari tempat tidur menuju kamar mandi.

"bagaimana ini, telat telat telat" gumamku. Kebiasaan mandi 10-15 menit,
sekarang hanya 5 menit selesai. Setelah memakai baju putih dan celana
abu-abu aku langsung berlari kedapur menemui mama. Aku berlari ke meja
makan, langsung mencium tangan papa dan mama "pa, ma radit berangkat
dulu" kataku.

"dit..Dit, tunggu" kata mama.

"radit udah telat ma, assalamualaikum" kataku sambil menarik gas motor
keluar halaman.

Aku tancap gas menuju sekolah, tepat di pintu gerbang pak satpam udah
mau tutup pintu gerbang.

"pak, bentar" Aku teriak ke pak satpam.

"radit, tumben telat?" kata pak satpam.

"ceritanya nanti aja pak, aku mau masuk dulu" aku berlari menuju kelas.

Pintu kelas sudah tertutup, "gimana nie mau masuk kelas gak mungkin,
karena pak teguh guru matematika sangat benci dengan keterlambatan"
gumamku didepan pintu. Perlahan aku pegang gagang pintu dan ku buka
perlahan. "radit, kamu telat ya?" suara ibu vina wali kelasku
mengagetkanku dari belakang.

"i.Iya bu" jawabku gugup.

"yaudah ayo masuk" kata ibu vina.

"tapi bu, pak teguh gak akan ngijinin siswanya telat untuk ikuti mata
pelajarannya" jawabku. Ibu vina hanya tersenyum dan membuka pintu kelas.
Syukurlah ternyata pak teguh gak datang hari ini, dan hanya memberikan
tugas 5 soal matematika dengan tingkat kesulitan yang lumayan.

"ASSALAMUALAIKUM, ma'af ibu mengganggu sebentar" dengan suaranya yang
lembut ibu vina menyapa teman2 dikelas. Aku langsung duduk di bangkuku.

"kalian akan mendapatkan dua teman baru, dia pindahan dari luar kota"
kata ibu vina.

"dheo, lita ayo masuk" ibu vina memanggil mereka. Waw…ternyata gadis
cantik yang masuk dan disusul laki-laki putih dan tampan dibelakangnya.

"ayo kenalkan diri kalian" ibu vina mempersilahkan dheo dan lita untuk
memperkenalkan diri.

" nama saya lita anggraeni, asal dari kota surabaya" lita dengan
tersenyum malu-malu memperkenalkan dirinya. Dan disusul suara dheo.

"Saya nanda dheo, panggil saja dheo. Asal dari manado" dheo dengan
mantap memperkenalkan dirinya dan tanpa ada senyuman dibibirnya.
Tiba-tiba andi temanku dibelakang berbisik, "kayaknya orang ini sombong
banget dit, liat aja ntar kalo sombong kita kerjain aja" kata andi
dibelakangku. " iya benar, sombing banget, tapi si lita cantik
ndi..hehehhe" kataku pada andi.

Tiba-tiba ibu vina memanggil namaku, "Radit atur tempat duduk dheo dan
lita" kata ibu vina.

"maksudnya bu?" jawabku.

"kamu ketua kelas di sini, harusnya kamu tahu harus bagaimana" ibu vina
mengarahkanku.

"baiklah bu, nanti saya usahakan hubungi bagian perlengkapan untuk
menambah satu tempat duduk" jawabku sedikit murung. Beginilah kalo jadi
ketua kelas harus bertanggung jawab atas semua yang ada di kelas. Aku
langsung berdiri dan mempersilahkan lita untuk duduk di sebelah eny
temenku, karena temam sebangkunya tidak masuk. Sedangkan aku menyuruh
dheo menempati bangkuku dan bersebelahan dengan roby teman sekelas ku.
Ibu vina langsung keluar dari kelas dan aku mengikutinya untuk hubungi
bagian perlengkapan.

Setelah semua tempat duduk lengkap dheo langsung pindah ke bangku paling
belakang. Sepertinya dheo orangnya tertutup, dia hanya membaca buku yang
dikeluarkan dari tasnya. Satu jam lagi pergantian mata pelajaran, namun
aku belum satu soal pun ku kerjakan. Aku langsung saja keluarkan buku
tulis dan unruk menghemat waktu aku nyontek pekerjaan roby dan lumayan
tiga soal sudah selesai. Roby dan teman-teman lain sedikit kesulitan
mengerjakan soal no empat dan lima. Aku pandangi soal itu dan berfikir
keras, dengan sedikit menurunkan rumus akhirnya dapat ditemukan
pemecahannya. Dan rumus itu juga dapat di gunakan memecahkan soal nomor
lima. Roby yang mengetahuiku dapat menemukan jawaban kedua soal itu
langsung memberi tahu teman-teman lain. Tidak disangka mejaku penuh
dengan teman-teman yang kerjasama memecahkan soal tersebut, dan kulihat
lita juga menghampiri mejaku.

"yang nomor lima gak mungkin diselesaikan dengan cara ini, karena
masalahnya beda" suara lita terdengar membuat teman-teman lain berhenti
menulis di mejaku.

" seharusnya pakai rumus ini disusitusikan dengan persamaan ini, baru
didapat persamaan baru yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
nomor lima" lita dengan antusias mencorat-coret kertas coretanku dimeja.

" oia, piter banget kamu lit" aku tersenyum pada lita yang cantik itu.

"cie, bakal ada saingan ne dit" kata roby disebelahku. Sontak
teman-teman juga meledekku. aku hanya tersenyum malu, dan mukaku memerah.

Akhirnya teman-teman kembali kebangku masing-masing dan menumpuk
pekerjaan mereka dimejaku. Dan tak kusangka dheo juga mengumpulkan buku
pekrjaannya. Saat dia mengumpulkan buku tugasnya dia memandang wajahku,
dan ku sambut dengan senyuman sekedar menyapa dan bersikap baik
kepadanya. Tanpa ekspresi dia berlalu meninggalkan mejaku.

"heh, sombong banget ne anak…aku gak yakin dia akan punya teman disini
jika dia bersikap seperti itu" gumamku dalam batinku.

Sebelum pergantian mata pelajaran aku langsung menuju ke ruang guru
untuk meletakkan buku pekerjaan teman-teman di meja pak teguh. Tiba-tiba
ada pikiran di benakku, "bagaimana dengan pekerjaan dheo? Padahal dia
tadi tidak berdiskusi dengan teman-teman lain" pikirku. Aku langsung
melihat pekerjaan dheo dan ternyata dheo dapat menyelesaikan semua
pekerjaannya dan penguraiaan rumus adan persamaannya sangat sederhana.
Aku tersenyum melihat pekerjaan dheo "hm, otak kedua teman baruku
ternyata tidak dapat dientengkan" aku bergumam.

## keakrabanku ##

Seminggu telah berlalu, dan hari ini adalah hari senin. Setelah
melaksanakan upacara rutin tiap hari senin kami langsung menuju kelas
masing-masing. Ternyata di kelas ada nita teman sebangku eny yang sudah
seminggu tidak masuk sekolah karena sakit. "waduh, bakal ada rombakan
tempat duduk lagi ni" kataku pada roby. Tidak mungkin ku suruh nita
untuk duduk dengan dheo dibelakang karena nita dan eny sudah sebangku
bersama sejak kelas satu, dan sampai sekarang di kelas tiga ini.
akhirnya roby punya pemecahan masalah untuk mengatasi semua ini, biarlah
roby duduk ditengah bersama ceweknya, sedangkan lita pindah kebangku
cewek roby. Sedangkan dheo sebangku bersama ku.

"aku dengan si sombong itu"? tanyaku pada roby.

"yah kalau kamu mau sih tapi terserah kamu aja, yang pusing kamu sendiri
sebagai ketua kelas" jawab roby datar.

"okelah kalau begitu, ini semua demi kamu dan kelas kita" jawabku

"demi aku?" tanya roby.

"ya iyalah biar kamu bisa berdua sama si selly cewekmu. Hehhehe" jawabku
sambil berlalu menuju bangku. Roby hanya cengengesan dibelakangku. Aku
menghampiri lita untuk duduk di bangku lely, lely langsung senyum ketika
aku pasangkan dengan roby. Selanjutnya aku menuju kebangku dheo dan
mengajaknya pindah ke mejaku.

"dheo, maaf ganggu, ada perubahan tempat duduk karena teman kita yang
sakit sekarang sudah masuk" kataku pada dheo.

"terus apa masalahnya?" jawabnya. Awalnya dheo tidak mau pindah tempat
duduk namun setelah beberapa pengertian dari teman-teman akhirnya dheo
mau berdiri dan pindah dari tempat duduknya.

"Alhamdulillah anak sombong ini mau pindah, nggak harus repot
menghubungi bagianperlengkapan lagi" kataku dala hati. Semua sudah beres
dan pelajaran pertama pun dimulai. Aku dan dheo hari itu tidak tidak
saling bicara. Hingga istirahat menjelang.

"dit, yuk kantin." Kata temenku

"ok, ayo aku udah laper ni tadi lupa gak sarapan" kataku pada mereka
sambil memegang perutku.

"dheo, ke kantin bareng kami yuk" ajakku padanya.

"sorry, saya sibuk" jawabnya datar dan mengeluarkan bukuya.

"yaudah, kita ke kantin dulu" kataku. Dia hanya diam tanpa melihat kami.

"heh dit, si dheo itu kok sombong banget yah" kata rendy

"iya dit, emang kamu tahan dsebangku sama dia? Timpal jony.

"halah dia kan juga manusia, dan mungkin masih kangen kampung halamannya
di manado sana" jawabku pada mereka.

Kantin sangat ramai aku tidak mengerti padahal ada dua kantin
disekolahku ini, namun yang paling rame adalah kantin ini. masakannya
biasa, dan sama dengan kantin lain. Mungkin hanya suasananya yang nyaman
dan adem membuat kantin ini selalu ramai.

"hai dit, ni aku pesenin kamu makanan" lita dengan senyuman termanisnya
menghampiri ku dengan teman-teman. Aku dan beberapa teman langsung duduk
di meja yang belum di huni oleh sisiwa lain.

"lho? Siapa yang pesen makanan ini lit?" tanyaku pada lita saat dia
menyodorkan semangkok mie rebus kepadaku.

"halah…dimakan aja dit, tadi aku denger kamu ngobrol di kelas ma
temen-temen katanya lapar karena lupa gak sarapan,. Yaudah ketika aku
lihat kamu menuju kantin aku langsung pesenin makanan ini, kamu kan suka
yang namanya mie. Hehehe" jawab lita panjang lebar. Aku hanya tersenyum
kepada lita, dan mulai melahap semangkok mie rebus.

"loh lit? kok Cuma radit yang dipesenin?" kata jony

"iya, karena tadi yang laper Cuma radit..hehehe" jawab lita cengengesan.

"ouw, pilih kasih ni ye…mentang-mentang radit ketua kelas" jawab jhony

"iya ne…atau jangan-jangan.." kata rendy menggantung dan langsung menuju
roby yang lagi mesan makanan. Aku melempar rendy yang cengengesan dengan
tisu.

"lit nggak usah dengarkan teman-teman, mereka semua emang gitu. Gokil."
Kataku mencairkan suasana saat ku lihat wajah lita memerah.

"iya dit, gpp" lita tersenyum dan melanjutkan makannya.

Seperti biasa setelah makan ku sempatkan untuk ke perpustakaan sekedar
membaca buku. Pastinya gank ku ini paling anti ke perpustakaan jadi aku
selalu sendiri.

"lit aku mau keperpus, mau ikut nggak?" tanyaku.

" sorry dit, aku nggak bisa, itu teman-teman ku nungguin aku" jawab lita.

"okelah…aku keperpus dulu" kataku pada mereka.

Akhirnya diriku ada didalam perpus, "tumben ya kok sepi?" tanyaku dalam
hati. Aku langsung menuju rak buku dimana buku-buku sejarah tentang
bangsa indonesia diletakan. Ternyata buku yang aku cari tidak ada di
tempatnya, dan aku langsung menuju petugas perpus dan menanyakannya, "
ma'af bu, buku tentang sejarah pemimpin indonesia ada yang pinjam ya?
Padahal kemarin masih belum ada yang minjam" tanyaku pada penjaga
perpus. " maaf dik ibu juga gak tahu, mungkin iya tadi ada yang pinjam,
tunggu aja sekitar seminggu pasti udah dikembalikan." Kata ibu itu,
Padahal aku ingin baca buku itu, tapi mau mau bagaimana lagi, bukunya
sudah ada yang pinjam.

"ini buku yang kamu maksud?" suara yang tidak asing buatku. Aku langsung
menoleh kebelakang dan ternyata dheo memegang buku yang aku maksud.

"iya…buku tentang sejarahpemimpin indonesia isinya bagus lho, tapi
karena kamu yang pinjam yasudah aku nunggu kamu selesai baca aja"
jawabku pada dheo.

"aku suka buku ini, dan isinya sangat terbuka dan tidak ada unsur
menjelek-jelekan suatu orang atau kelompok" kata dheo. "kamu suka
sejarah juga ya?" tanyaku antusias. "yah begitulah, meski kita di
jurusan ipa, kita tidak boleh melupakan disiplin ilmu lain" jawab dheo.
Dheo langsung memberikan buku itu kepadaku dan aku langsung meminjamnya.
Seperti biasa dheo pergi tanpa pamit, dia langsung saja menuju kelas
kitika bunyi bell pertanda masuk jam ke enam. Tiga jam berlalu seperti
biasa aku dan dheo meski kita sebangku hampir tidak pernah berbicara.
Aku jadi penasaran kepada ini anak, wajah ganteng, putih, perfum yang
wangi, dan smart tapi kenapa dia begitu sombong dan cuek ya?

Jam menunjukan tepat pukul 11:30 dan bell tanda pulang pun berbunyi.
Kami semua membereskan buku dan keluar kelas. Aku langsung menuju tempat
parkir dan kulihat ban motorku kempes. Waduh mati aku, jarak rumah
sangat jauh dan disekitar sekolah tidak ada tempat tambal ban. Dengan
wajah kusam aku dorong motorku keluar halaman sekolah. Bebrapa teman
hanya menyapaku tanpa menanyakan kenapa motorku didorong. Begitulah
kalau hidup dikota, semua orang merasa dirinya lebih sibuk sehingga
enggan membantu orang seperti aku. Aku dorong terus motorku menyisir
jalan raya.

"titn..tin" suara klakson motor dan langsung berhenti didepanku. Motor
ninja berwarna hitam di naiki cowok berjaket biru dan berhelem hitam.
Aku hentikan langkahku dan memandangnya, tiba-tiba helemnya dibuka
dengan wajah meringis akibat menahan terik dan silaunya cahaya matahari
dheo menyapaku "hei dit, motormu kenapa?" tanya dheo.

"biasa banku bocor, tapi nggak apa-apa kok tempat tembel ban-nya udah
dekat" jawabku. Aku melanjutkan langkah kakiku mendorong motorku, panas
terik matahari membuat keringatku bercucuran. Akhirnya tempat tambal
motor udah kelihatan dan semakin dekat. Di tempat itu ternyata ada si
dheo, "dheo ngapai disini?" tanyaku rada heran. Nggak ada Cuma mastiin
tempat tambal bannya buka dan kamu bisa sampai disini, kalo pingsan
dijalan gimana?" ledek dhe sambil tersenyum. Pertama kali aku lihat dheo
tersenyum, ternyata senyumannya menambah ketampananya.

"ow, thanks ya…!" jawabku. Dhe menemaniku ditempat tambal ban, dan
ternyata ban dalamku itu harus "yaudah, ayo dit aku antar" dheo
menawarkan diri.

"boleh, tapi kamu gak repot kan? Atau biar aku naik angot aja" jawabku.

"udah nggakpapa ayo cepat keburu sore dan bengkelnya tutup" ajak dheo.

Aku langsung neik kemotornya, sadel motor yang agak nungging dan licin
membuat diriku nempel pada punggung dheo. Agar bagian selangkangku tidak
menyentuh belakan dheo, sengaja aku perpegangan dan menahan di
pinggangnya. Dheo mungkin biasa naik motor sangat kencang, dan nekad
membuat diriku sesekali mengeratkan pegangan tanganku. setibanya
dibengkel aku langsung beli ban motorku dan saat aku rogoh kantong
celanaku ternyata dompetku ketinggalan dirumah. Dheo mungkin melihatku
sedang kebingungan dan tahu bahwa aku tidak bawa dompet. Tiba-tiba dheo
menjulurkan uang Rp 50.000 kepada pemilik toko. dan aku ambil uang
kembaliannya, dheo terimakasih ya atas bantuannmu. Aku tiba di tempat
tambal ban, dan ternyata velegku juga harus di center ulang.

" dheo kamu pulang saja tinggalin aku aja di sini, ntar kamu dicari
orang tuamu" aku menyarankan dheo pulang saja karena mungkin ini masih
lama. Dan aku berencana juga mau pulang naik ojek kerumah, biar nanti
aku ambil motorku sore hari. ternyata dheo menawarkan tumpangan karena
arah rumah kami searah. Aku langsung setuju saja dan aku senang bisa
dekat dengan dheo.

Sesampainya dirumah, mama baru turun dari mobil. Melihat aku datang
dengan seorang teman tanpa membawa motorku mama langsung menghampiriku.

"radit…kamu kenapa?" tanya mama sampil memegang diriku dan memerikasa
keadaanku.

"apa'an sih ma, aku nggak apa-apa motorku lagi dibenerin dibengkel, tadi
bannya bocor dan velegnya disetel ulang, untung ada temanku yang
nganterin aku" langsung saja aku nyerocos kepada mama. Mama langsung
mengerti dan terlihat lebih tenang, aku ajak dheo untuk masuk kerumah,
namun dheo menolak ajakanku. Untung saja ada mama disana, dan dheo
terpaksa masuk ikut kedalam atas ajakan mama. Aku temani dheo duduk di
tuang tamu setelah bibi memberikan jus kepada dheo aku pamit untuk ke
kamar dulu.

"dheo, aku ganti baju dulu ya. Kamu di sini atau mau istirahat ke
kamar?" tanyaku.

"aku mau pulang saja dit, nggak enak aku sungkan ke mama-mu" jawab dheo.
Aku hanya tersenyum dengan jawaban dheo, aku dekati dia dan kutarik
lengannya untuk mengikutiku, "kalau gitu ayop ke kamarku saja yo, bawa
tuh minumannya" ajakku pada dheo. Dheo mengikutiku kelantai dua menuju
kamarku. Aku persilahkan dheo masuk kekamar dan istirahat.

"dheo, aku ganti baju dan sholat dulu ya" aku pamit dan langsung menuju
kamar mandi, lepas itu aku langsung sholat. Ternyata dheo orangnya
pemalu dan ketika ada dikamar dia merasa nyaman karena tidak merasa
sungkan terhadap mama disana. Aku hidupkan komputer dikamarku dan
kuputar music kesukaanku.

"oia, dheo aku boleh tanya sesuatu nggak?" aku membuka pertanyaan.

"tanya apa dit?" jawab dheo.

" banyak yang aku ingin tanyakan padamu" lanjutku

"yaudah tanya aja, tapi satu pertanyaan 10.000, hehehe" dheo mulai
bercanda. Aku hanya tertawa dan melemparnya dengan bantal. Sebenarnya
banyak yang aku tanyakan kepada dheo namun untuk sementara aku hanya
ingin bertanya beberapa hal. dheo pindah ke kota malang ini karena
papanya pindah tugas, dan dia harus ikut dengan papanya. Dan kenapa dia
cuek dan tampak sombong disekolah itu karena dia lagi banyak masalah
dengan papanya setelah dia pindah ke malang. Katanya dia masih butuh
proses untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. dan melihat
penampilan teman-temanku serta diriku sendiri dheo merasa kami adalah
orang-orang yang nggak bener. Tapi sejak sebangku denganku dheo
memperhatikanku dan ternyata dugaanya tentang aku salah. Banyak hal yang
diceritkan dheo kepadaku dan membuat kami berdua sangat akrab.

Keakraban kami membuat teman-teman juga suka bergaul dengan dheo,
ternyata dheo orangnya asik kalau sudah kenal. Dheo juga sering ke rumah
untuk belajar bersama bahkan dia juga pernah sekali nginap di rumah.
Papa dan mama juga sudah mengenal dheo sebagai salah satu teman akrabku,
dan dheo pun tidak lagi canggung menghadapi mama dan papa.

# Malam Bersejarah #

Pada suatu hari papa dheo lagi-lagi ada rapat ke luar kota, sebagai
teman akrabnya dheo mengajakku untuk menginap dirumahnya. Sebelum
kerumah dheo kita jalan-jalan dulu ke kota malang, berkeliling dan
mengunjungi pusat perbelanjaan yang ada disana. Puas berbelanja beberapa
keperluan kita langsung mampir ke warung makan untuk beli makanan untuk
kami berdua, namun malam itu dheo tidak mau makan di warung jadi kita
bungkus saja makanannya. Sesampainya dirumah dheo aku langsung meletakan
barang belanjaanku di sofa ruang tamu. Dheo langsung menuju ke dapur
mengambil piring dan sendok. Aku menyusulnya untuk membawakan air minum,
kita sengaja tidak makan di meja makan karena kita mau nonton bola.
Kebetulan hari itu Arema sedang berlaga. Selesai makan dan nonton bola
mataku merasa berat, ingin tidur.

"yo, aku udah ngantuk ne…seharian aku kurang istirahat" kataku pada dheo
yang sibuk mengganti chanel TV.

"yaudah, kita ke kamar aja dit, lagian chanelnya jelek" kata dheo.

Kita langsung menuju kamar dheo dan aku menuju ke kamar mandi untuk
gosok gigi dan cuci muka. Setelah selesai semuanya aku langsung
merebahkan diri di tempat tidur.

"yo, aku tidur dulu ya" aku minta izin untuk tidur lebih awal

"he'em, aku masih belum ngantuk ne masih mau cari berita di internet"
dheo mengotak atik komputer di kamarnya.

"yaudah yo, met malem" kataku dan memejamkan mata. Beberapa menit
kemudian badanku merasa panas dan aku terbangun dari tidurku.

"yo, kok kamarnya panas sih?" kataku.

"iya kipas anginnya mati dit, kemarin belum sempat di benerin. Atau buka
aja jendelanya" kata dheo.

" nggak usah yo, banyak nyamuk' boleh nggak aku buka baju?" kataku.

"kamu ini dit, kayak baru kenal aja apa yang mau dilakukan mesti harus
tanya dulu." Kata dheo yang masih sibuk dengan komputernya.

"hehehe…gak enak lah yo" kataku sampil tertawa.

"kamu tuh dit, mau buka baju mau telanjang bulat nggak apa-apa asal
nggak malu aja ma aku, heheheh" ledek radit dan dia melihat kearahku.

"wah dit, badan kamu putih dan ramping ya. coba fitnes pasti lebih bagus
dit" kata dheo sambil cengengesan.

"apaan sih yo, aku tidur dulu " aku langsung menyelimuti tubuhku dan
meninggalkan dheo tidur.

Beberapa menit aku tertidur, handphoneku bergetar.

"hemmm siapa lagi yang telfon" aku raih handphoneku di atas tempat tidur
"private number is calling" itu yang aku lihat di layar handphoneku. Aku
pencet dan ternyata di matikan, mungkin orang iseng karena aku sering
dapat telfon seperti itu saat jam tidur. Langsung saja aku matikan
hp-ku. Aku coba pejamkan lagi mataku yang ada didalam selimut.
Samar-samar aku mendengar suara desahan laki-laki dan itu berasal dari
sound komputer dheo. Aku buka selimutku dan kulihat kearah dheo,
ternyata aku tiduk bisa melihat film apa yang di tonton dheo karna
ketutupan oleh kepalanya. Aku yakin itu adalah film porno, dan kulihat
tangan dheo bergerak-gerak di selangkangannya. Aku tahu sekarang " dheo
pasti lagi colly, hemmm aku isengin ah" ide gilaku. Aku langsung turun
dari tempat tidur dan menuju dheo, "hayo…ngapain ni" gertakku padanya
dan alhasil dia sangat kaget dan malu.

"dheoooo? Kamu…? Kataku kaget saat melihat ternyata yang di tonton dheo
adalah film bokep gay.

Aku langsung mundur ke tempat tidur, aku tak nyangka dheo seperti itu.
Dheo langsung menutup film itu, dan berdiri menghampiriku sambil
membenarkan celananya.

"dit, dengerin penjelasanku dulu" dheo mengajakku untuk berbicara.

"kamu gay ya?. Jangan khawatir aku tidak akan membeberkan rahasiamu ke
orang lain" kataku sambil masuk ke selimut untuk tidur.

Jatungku berdetak sangat kencang, aku tak tahu apa yang aku rasakan saat
ini. ***sebenarnya aku takut aku akan kembali lagi masuk kedunia seperti
ini. aku sudah bisa melupakan dunia gay sejak aku masuk SMA dan menjalin
hubungan dengan seorang gadis cantik, ternyata benar kata buku psikolog
yang aku baca, seseorang yang akan meninggalkan kebiasaan buruknya harus
benar-benar menjauh dari semua yang menghubungkan kita kearah itu. aku
akui kalau aku seorang gay, dan aku ketahui saat aku masuk SMP, aku
lebih tertarik kepada seorang cowok ganteng dari pada seorang cewek. Itu
semua karena cewek di kelasku tidak ada yag sesuia dengan kriteriku. Dan
saat aku masuk SMA aku baru bisa tertarik kepada seoarang gadis, dan dia
adalah bintang disekolah. Namun hubunganku hancur karena gadis itu
dikeluarkan dari sekolah gara-gara ketahuan membawa obat terlarang. Dan
terakhir aku tahu bahwa dia sering keluar dengan om2 hidung belang. Saat
itu juga aku putuskan dia, dan aku menjomblo lagi mulai kelas tiga SMA,
namun karena aku terbiasa tidak mendekatkan diri dalam kehidupanku dulu,
aku hampir lupa bahwa aku dulu pernah tertarik pada seoarang laki-laki***.

Memori masa laluku kempali diperlihatkan.

Tiba-tiba ada tangan yang merangkul tubuhku dari belakang. "dit, aku
minta maaf aku tidak pernah bercerita tentang kehidupanku ini" kata dheo
dan terdengar suaranya bergetar. Aku hanya diam dan tidak melepas
pelukannya. Tangan dheo mengarah kedadaku, dan merasakan detak jantungku.

"dit, kamu tidak usah takut. Meski aku mencintaimu aku tidak akan
memaksamu untuk bisa cinta padaku" kata dheo dan semakin mempererat
plukannya.

Aku langsung melepas pelukannya dan langsung duduk diatas tempat tidur.
"cinta?" kataku sedikit meninggikan suara.

"iy dit, sejak aku lihat kamu di depan kelas sepertinya aku suka padamu,
dan rasa itu semakin besar sejalan dengan ke akraban kita" dheo
membalikan tubuhnya membelakangiku.

"dheo, rahasia apa lagi yang belum kamu bongkar kepadaku?" tanyaku.

"rahasia terbesarku sudah kamu ketahui dit, dan semua itu terserah kamu.
Kamu bisa membicarakan semua ini kepada semua teman-teman dan kepada
papaku. Aku tak peduli, karena sebenarnya aku sudah tidak ingin hidup
lagi. aku ingin mati saja dit.." dheo menangis dan menundukan kepalanya.

"yo, jangan ngomong seperti itu, aku tidak akan bercerita kepada siapa
pun" kataku. Dheo masih terdiam membisu.

"yo, aku mengerti perasaanmu, dan aku tahu kamu tidak menginginkan
terlahir sebagai seorang gay" kataku pada dheo dan ku tarik pundaknya
untuk menghadap diriku.

"aku juga punya rahasia yo, sebenarnya aku juga sakit sepertimu, namun
semuanya sudah aku pendam saat aku menjalani hubungan dengan seorang
gadis hingga gadis itu pergi meninghianatiku. Namun aku masih bisa tidak
masuk lagi ke dunia ini. hingga suatu hari kamu datang kesekolahku dan
perasaan itu muncul lagi. aku berusaha menghilangkan perasaan itu,
semakin aku berusaha semakin besar penyakit itu muncul lagi. semakin
hari semakin membesar dan mungkin hari ini sudah mencapai puncaknya. Aku
juga mencintaimu yo." Aku mengakhiri kata-kataku dengan ungkapan
perasaanku padanya.

Dheo langsung mengangkat kepalanya dan menatapku, ku lihat matanya
berkaca-kaca. Aku sedikit tersenyum kepadanya untuk menghilangkan rasa
sedih dan bersalahnya. Dheo langsung memelukku dengan erat, "dit, aku
tidak mau kehilangan kamu, jadilah kekasihku" suara dheo terdengar tulus
di telingaku. Aku mengelus punggungnya "jangan pernah kecewakan aku yo,
aku juga mencintaimu" kataku dan melepas pelukannya. Dheo langsung
tersenyum " aku janji dit" kata dheo sambil menyapu matanya. Aku sedikit
menampar pipinya dan tersenyum padanya.

"kita tidur yuk, besok terlambat kesekolah baru tahu rasa kau" kataku
dan membenarkan diri untuk tidur.

"heh kamu amnesia ya? besok kan hari minggu" kata dheo sambil menuju
komputernya dan mematikannya.

"hahaha, iya aku lupa. Tapi tetap aja kita harus tidur" aku tertawa dan
langsung masuk kedalam selimut.

"tidur? Hanya tidur saja? Tidak ada yang lain?" kata dheo cengengesan.

"pokoknya kita harus tidur, atau aku pulang saja gimana?" jawabku.

"hehehe, aku Cuma bercanda kok sayang" kata dheo sambil mnuju tempat tidur.

"iya, awas macem-macem kau" kataku sambil memejamkan mataku. Dheo haya
tertawa kecil. Dan aku pun tertidur dengan pulas.

Pagi hari aku terbangun dan kurasakan ternyata dheo memeluk tubuhku. aku
hanya tersenyum damai ternyata dheo orangnya bukan tipe berhubungan yang
mengutamakan sex. Ini terbukti dari dia tidak mengajakku ML saat malam
jadi kita. Aku rasakan kontol dheo menegang dan ditempelkan dipahaku,
biasalah seorang laki-laki pasti akan tegang pada pagi ini. termasuk
kontolku juga ikut tegang, dan ini normal bagi seorang laki-laki. Aku
bangunkan dheo dari tidurnya, saat dheo setengah sadar aku pegang
kontolnya " hei, milikmu nggak pernah disekolahkan ya? kok maen nempel
di lahan orang" kataku sambil tertawa. Dheo langsung tersenyum " hehehe,
ada-ada aju kamu dit, pagi-pagi udah buat aku tertawa" kata dheo.

@ kenangan terakhirnya @

pagi hari tepat jam 8:00 aku dan dheo menuju rumahku. Aku ajak dheo
untuk makan bersama papa dan mama.

"dheo, ayo nambah nggak usah malu2" kata papa

"iya nak, jangan kayak radit kurang makan makanya di gak berisi" timpal
mama.

"iya tan, terima kasih, masakan tante enak " kata dheo merayu mama.

"huh mama, biarin meski ngGAK Gemuk kan tetap sehat, iya yo" kataku.

"udah, ayo selesaikan makannya" kata papa.

Setelah makan aku dan dheo duduk di ruang tamu, disusul oleh papa.

"dheo, papa kamu belum pulang ya?" kata papa

"iya om, mungkin besok sore" kata dheo.

"ya udah dheo nginap disini aja biar ada temannya" kata papa.

"terimakasih om tapi aku tidak bisa meninggalkan rumah dalam keadaan
kosong, takut ada apa2" kata dheo.

"dit, kamu temani dheo aja di rumahnya" kata papa.

"tapi besok radit kan sekolah" kataku

"kamu ini, bisa berangkat dari rumah dheo kan? Bawa aja seragam dan
bukunya." kata papa. Dheo hanya tersenyum.

"yaudah pa, nanti sore setelah makan aku ke rumah dheo" kataku.

Sore hari setelah makan aku dan dheo langsung menuju rumahnya. Aku
membawa motor sendiri mengikuti laju motor dheo. Sesampainya di sana aku
langsung mandi dan menonton TV hingga waktu menunjukan pukul 21:00.

"dit, besok kita sekolah ayo tidur" kat dheo.

"iya ayo, jangan lupa kunci semua pintu" kataku.

"udah semua kok, ayo yank kita tidur" kata dheo.

"hmm, manggil sayang pasti ada maunya" kataku

"halah buruk sangka aja kamu dit" sambil mentowel keningku. Aku hanya
tertawa menuju kamar dheo.

Aku buka bajuku dan hanya memakai boxer. Dheo juga membuka bajunya dan
hanya memakai celana dalam. Kita langsung masuk kedalam selimut.

"dit, mama kamu baik yah" kata dheo.

"mama siapa dulu yo, udah aku mau tidur" kataku. Dheo hanya tertawa dan
langsung tak bersuara. Aku langsung pejamkan mataku untuk masuk kedalam
dunia mimpi. Beberapa saat kemudian aku membuka mataku dan menoleh ke
arah dheo. Kulihat dheo belum tidur dan air matanya mengalir.

"dheo, kamu kok nangis?" aku langsung duduk.

"aku ingat mama dit, dan aku sangat merindukannya." kta dheo.

"ma'af yo, emang mama kamu dimana?" tanyaku.

"mama ku di manado yo, papa dan mama sudah bercerai" jawab dheo lirih

"ma'af ya yo, gara-gara aku kamu tambah sedih" aku pegang tangannya
untuk meringankan bebannya. Dheo membalas erat pegangan tanganku. Aku
langsung duduk dan mencium kening dheo "yang sabar ya, sekarang kan ada
aku yang bisa menemanimu" kataku padanya. Dheo langsung mencium bibirku
dan aku membalas lumatannya. Aku naiki tubuhnya dan aku jatuhkan selimut
yang menutupi kita. Dheo masih melumat bibirku dan meraba punggungku.
Aku lepaskan ciuman dheo dan aku beralih ke lehernya.

"dit, jangan bikin tanda" kata dheo. Namun aku sudah terlanjur mengecup
lehernya dan berbekas tanda merah. Aku gesekan tongkat keras kita dan
dheo sepertinya sudah tidak tahan. Dia langsung membalikan tubuhku dan
membuka celana boxer dan CDku. Dheo memegang kontolku dan menjilatinya,
dan terakhir memasukan ke dalam mulutnya. Aku hanya mendesah ke enakan.
Dheo memutar tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya ke mukaku. Aku
langsung melumatnya. Hingga akhirnya kita selesaikan pergumulan cinta
ini dengan saling anal untuk meraih puncak kenikmatan.

Pergumulan cinta malam itu adalah malam pertama aku tumpahkan spermaku
kedalam tubuh orang lain. Orang yang aku cintai dialah dheo.

Beberapa bulan hubungan kami berjalan dan berapa kali kita melakukan sex
namun tidak ada yang tahu tentang hubungan kita. Baik teman terdekat
kami di sekolah, karena aku dan dheo tidak terlalu dekat di sekolah.
Lita murid baru juga sudah menjadi cewekku, dan tentunya atas se izin dheo.

4 desember dheo juga mendapatkan kekasih seorang perempuan, dia adik
kelas kami. Terkadang kami jalan2 bersama mengunjungi tempat wisata yang
ada di malang. Hubunganku dengan dheo semakin dekat. Terkadang kita
tertawa bersama saat mengingat hubungan yang kita jalani, serta hubungan
kita dengan cewek kita. Dheo mengakui bahwa hubungannya dengan adik
kelas hanya sebagai topeng untuk menutupi dirinya. Namun dheo tidak
mempermasalahkan hubunganku dengan lita.

25 desember 2007 aku dan dheo menghabiskan liburan di pantai. Dheo
memberitahukan bahwa pas tahun baru dia akan ke manado menemui mamanya.
Dia sudah sangat kangen mamanya.

"dit, aku mau kemanado tanggal 1 januari, aku kangen mama sekalian
meminta restu untuk UAN" kata dheo.

"berapa lama yo? Kamu mau izin bolos ya?"tanyaku.

"iya dit, mungkin empat hari aku disana." kata dheo.

"aku pasti akan merasa sangat kanget yo" kataku memasang muka sedih.

"udah nggak usah akting, kan ada si lita" kata dheo sambil mencubit
hidungku dan berlari.

"hei, awas kamu ya" kataku mengejarnya.

Tanggal 31 desember 2007 sepulang sekolah aku dan radit jalan2. Ke
tempat romantis di kota batu.

"dit, besok aku mau ke manado selama 4 hari, dan aku yakin aku akan
merindukanmu" kata dheo.

"aku juga akan merindukanmu yo, jangan lupa sering2 hubungi aku ya"
kataku padanya.

"itu pasti sayank, bagaimana kalau kamu nanti menginap dirumah, aku ada
hadiah dan kenang2an buat kamu" kata dheo.

"hus...Jangan ngomong kenang2an yo, kayak gak akan jumpa lagi" kataku.

"hehehe, kan kita sama-sama nggak tahu" kata dheo.

"udah, ayo pulang makin ngaco ngomong ma kamu" aku mengajaknya pulang.
Dan akhirnya aku tiba dirumah, dheo nggak mau masuk karena harus
membereskan barangnya buat besok pagi.

Aku izin ke mama dan papa untuk menginap di rumah dheo, karena aku dan
dheo serta teman2 lain mengadakan pesta tahun baru. Mama dan papa
mengizinkanku. Tepat pukul 7 malam aku langsung mengarahkan motorku ke
rumah dheo. Aku pencet tombol bel rumah. Ternyata papa dhe yang
membukakan pintu itu.

"eh, radit..Ayo masuk dheo ada di kamarnya langsung saja kesana" kata
papanya. Aku dan papa dheo sudah saling kenal karena teman dheo hanya
aku yang sering main ke rumahnya. Dan sejak dheo kenal aku, dheo berubah
menjadi anak yang peduli kepada papanya pasca perceraian dan
perpindahannya ke sini.

Aku langsung menuju kamar dheo, "heh...Ayo kita berangkat teman-teman
udah pada sms ne" kataku.

"Iya aku udah siap kok, aku langsung kerumah dewi [pacarnya]" kata radit.

"ya iyalah dit, masak kamu mau bareng aku, terus lita mau gimana?"
jawabku. Akhirnya aku dan dheo berangkat bersama dan berkumpul dirumah
roby. Acara pesta tahun baru pun dimulai hingga tepat jam 00:00 suara
trompet dan petasan saling bersautan. Kita juga meniup troMpet dan
saling mengucApkan selamat tahun baru.

Selesai acara kami langsung pulang, dan aku mengantar lita ke rumahnya.
Tepat pukul 01:00 aku dan dheo tiba dirumahnya. Papa dheo ternyata sudah
tidur. Kami langsung masuk ke kamar dheo. Aku rebahkan badanku di atas
ranjang. Dheo membuka bajunya dan menuju ke lemari besar dan mengambil
susuatu di dalamnya.

"nah, ini hadiah yang aku maksud" kata dheo sambil memberikan kado kepadaku.

"apa ne yo?" kataku.

"buka saja, pasti kamu suka" jawabnya dengan senyuman termanisnya.
Setelah aku buka ternyata dheo memberikan aku suiter dan di depannya ada
bordiran bertuliskan D&R, aku sangat suka dengan kejutan dari dheo. Tak
kuasa aku memeluknya dan mencium bibirnya. Dheo juga membalas
perlakuanku, dia membuka pakaianku sedikit kasar, dan membuka celanaku.

"wah udah ngGAK tahan ne? Kok buru2 bnget" ledekku. Dheo hanya senyum
dan menelanjangi dirinya.

"aku akan puasin kamu yank malam ini" kata dheo sambil menciumi leherku.
Aku juga tak mau kalah, aku juga bersikap agresif. Permainan panas pun
di mulai, tanpa ada pemanasan lebih dahulu. Dua kali aku orgasme dan
tiga kali untuk radit. Aku sudah tidak kuat lagi, dan kita semua
tertidur telanjang bulat.

Pagi telah datang, aku terbangun tepat jam 6 pagi, aku bngunkan dheo
agar bisa siap2 untuk ke manado. Setelah mandi aku langsung pulang
kerumah dan berjanji akan kembali lagi sebelum jam 8 pagi. Aku arahkan
motorku menuju rumahku, dan berlari ke kamar. Aku ambil jaket
kesayanganku dan aku masukan kedalam tas. Aku temui mama yang ada di
dapur, "ma, dheo mau ke manado, dia nggak sempat pamit ke mama" kataku.

"lho? Dia mau pindah lagi?" kata mama.

"enggak ma, cuma mau nemui ibunya dan minta restu agar uan sukses"
kataku. Aku langsung pamit ke rumah dheo.

Tepat jam 07:30 aku sampai dirumah dheo. Dheo udah siap2 dikamarnya,

"dheo, ini kamu bawa jaket kesayanganku agar kalau kamu kangen bisa
pakai jaket ini" kataku sambil memberikan jaket padanya.

"thanks yank " katanya sambil melepas jaket yang dia pakai dan
menggantinya dengan jaketku. Aku sangat senang melihat dheo memakai
jaketku. Aku langsung memeluknya, "dheo, jangan tinggalkan aku ya"
kataku. "iya sayank, aku tidak akan meninggalkanmu, dan hanya kematian
yang bisa memisahkan kita" dheo memelukku dan mencium keningku.

Akhirnya jam tanganku menunjukan pukul 09:00, papa dheo sudah memanggil
dheo untuk siap2 berangkat. Aku bawakan koper dheo menuju ruang tamu,
"lho? Radit belum pulang ya?" Tanya om prastyo papa radit

"sebenarnya tadi udah balik om, tapi ada barang ketinggalan" jawabku
sekenanya.

Dheo memasukan kopernya ke dalam mobil. Dan aku mengeluarkan motorku ke
pinggir jalan. Mobil yang di bawa papa dheo juga udah keluar dari
halaman, dheo langsung menutup gerbang dan berjalan ke arahku.

"hei sob, aku berangkat dulu yah" dheo memelukku sangat erat.

"heh, ada papamu nggak enak tau." aku berbisik dan melepaskan pelukan dheo.

"nggak apa apa, tenang aja pasti aman" dia mengedipkan matanya dan
berjalan masuk ke mobil.

"radit, kita berangkat dulu ya" kata papa dheo.

"iya om, hati-hati dijalan" kataku. Dheo hanya melambaikan tangannya dan
tersenyum saat mobilnya berjalan.

Aku langsung melajukan motorku ke rumah. Sesampainya dirumah aku
langsung masuk kamar dan istirahat. Sekitar 45 menit aku teringat dengan
suiter pemberian dheo. Aku pakai suiter itu, dan aku sms ke dheo.

"skrg q pke suiter U, dn q sangt mrindukanmu, sdh nyampe mana yank." smsku

"aku juga teringat kamu ketika menciuam aroma jaketmu ini, aku masih di
perjalanan menuju bandara juanda" blz dheo.

"yaudah, nanti kalo udah mau naik pesawat sms Q ya"

"iya sayank"kata dheo. Aku langsung istirahat karena memang sangat
ngantuk. Hingga tepat jam 12:30 aku terbangun suara telfon dari
dheo."halo sayank, aku entar lagi udah masuk kepesawat, dan pastinya
hanphoneQ dimatikan" suara di ujung telfon sana.
"iya nggak apa apa yank, aku kangen berat ne" kataku memanja

"hehehe, iya ku juga kangen" kata dheo.

"nanti di manado jangan nakal ya, awas kalau nakal" kataku meledeknya.

"iya yank, nggak mungkinlah karena kamu adalah cinta matiku" kata dheo.

"hem...Mulai lagi ngegombalnya" kataku.

"hehehe, beneran kamu adalah cinta terakhirku" jawab dheo. Aku hanya
tertawa. "udah yank, aku mau masuk ke pesawat, bye yank." suara telfon
terputus sebelum aku menjawabnya. Aku telfon dheo, ternyata sudah tidak
aktif.

Aku putuskan untuk tidur siang namun aku merasa sangat gelisah saat itu,
aku tidak bisa memejamkan mataku meski aku merasa sangat lelah. Aku
putuskan untuk makan didapur, mungkin jika perut kenyang aku bisa tidur.
Sekarang jam menunjukan pukul 14:00 wib, setelah sholat dxuhur aku
langsung menyalakan televisi. Jam-jam gini acara pada gak seru, semuanya
hanya berisi tentang ibu-ibu, senetron anak-anak dll, aku terus
mengganti chanel hingga aku berhenti di chanel swasta yakni SCTV, disana
ada breaking news tentang hilangnya pesawat ADAM AIR, dan dipastikan
pesawat itu jatuh.

"Pesawat Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan DHI 574 yang melayani
rute penerbangan Surabaya- Manado telah siap di Bandara Juanda Surabaya
pada Senin 1 Januari 2007. Pukul 05.59 UTC atau 12.55 WIB pesawat
tersebut lepas landas dengan mengangkut 102 orang. Diperkirakan pesawat
tersebut mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado pukul 08.14 UTC atau
16.14 Wita. Namun tiba-tiba pesawat tersebut hilang kontak. Komunikasi
terakhir adalah pada pukul 15.07 WITA atau 07.07 UTC. Saat itu, diduga
pesawat naas ini berada di sekitar Rantepao"

Itulah berita ditelevisi, yang aku simak hingga terdengar suara mama di
belakangku,

"radit, itu pesawat ke manado" kata mama mengagetkanku

"iy ma, dheo..!" kataku setengah berteriak dan kaget, panik bercampur
jadi satu.

"dit, coba hubungi dheo" kata mama yang ikut panik. Aku coba menghubungi
nomor dheo tetapi tidak nyambung. Aku semakin gugup mama juga
kebingungan memanggil papa.

"dit, kamu tahu dheo naik pesawat apa?" kata papa

"nggak pa, aku tidak menanyakannya" jawabku

"yaudah kamu hubungi papa dheo tanyakan dheo naik pesawat apa" kata papa.

"aku tidak tahu nomor papa dheo, ma" jawabku.

"yasudah kamu tenang dulu, kita harap dheo tidak ada di pesawat naas
itu" kata papa

"amin" mama menimpali.

Aku izin ke papa dan mama untuk kerumah dheo, mungkin papa dheo sudah
ada di rumah. Papa mengantarku kerumah dheo, namun om pras papa dheo
belum datang. Aku meminta papa nunggu setengah jam lagi dan ternyata
mobil papa dheo datang. Ku lihat papa dheo turun dari mobil dan dan
membuka pintu gerbangnya. Aku berusaha turun namun papa menghalangiku
dengan alasan biarkan om pras masuk kerumah dulu. Setelah memasukan
mobilnya aku dan papa langsung turun dari mobil mendekati om pras.

"om, boleh tahu tidak dheo naik pesawat apa?" kataku gugup.

"ada apa dit kok nanyak tentang pesawat dheo? Oh..ini papa radit ya,
prastyo? Kata om pras sambil menjabat tangan papa.

"beny" kata papa

"dheo naik pesawat ADAM AIR dari surabaya ke manado emang ada apa ya?"
tanya om pras heran.

"Tidak mungkin..tidak mungkin" kataku. Papa langsung memegang pundakku.
Jatungku seperti berhenti berdetak ketika ku dengar dheo ada di dalam
pesawat itu.

"kenapa?" tanya om pras.

"kita omongin di dalam saja pak" kata papa. Kami bertiga langsung masuk
ke dalam rumah dheo. Papa menjelaskan bahwa tadi ada berita bahwa ada
pesawat adam air hilang kontak dan kemungkinan jatuh.

"itu nggak mungkin" kata om pras sambil menyalakan Televisi. Om pras
makin sedih ketika semua stasiun televisi memberitakan tentang hilangnya
pesawat adam air.

"dheooooo…" teriakan om pras dan langsung pingsan. Untung disana ada
papa, jadi aku dan papa membaringkan om pras di sofa. Aku berlari
kedapur untuk ambil minyak kayuputih dan air. Aku tahu semua sudut rumah
ini karena aku sering main di rumah ini. setelah om pras sadar, om pras
langsung menelfon mantan istrinya menanyakan tentang dheo, dan ternyata
mama dheo menunggu dheo di Bandara Sam Ratulangi Manado dan juga
mendengar kabar naas ini dari pihak bandara. Ternyata benar dheo ada di
pesawat itu. aku tak kuasa menahan air mataku mengalir di pipiku, "dheo,
ternyata semalam kenang-kenangan terakhirmu" aku meratapi kepergian
dheo. Sehari telah berlalu tidak ada kabar dari puing-puing ADAM AIR.
Aku yakin dheo sudah tidak lagi ada di dunia ini. teman-teman semua
berdoa agar dheo selamat, namun tuhan berkata lain dheo telah tiada
jasatnyapun juga tidak ada. Aku merasa sangat kehilangan dheo, papa dan
mama sangat tahu bahwa aku telah kehilangan seorang sahabat. Namun mama
dan papa tidak tahu kalau aku telah kehilangan cinta pertamaku. Aku
berjanji pada dheo untuk bisa lulus pada UAN nanti dan aku tidak boleh
mengecewakan dheo sebagai teman belajarku. Kelulusanku adalah kelulusan
dheo. Akhirnya aku bisa menerima kepergian dhio dan lulus dengan nilai
memuaskan. Suiter pemberian dheo adalah kenang-kengan yang paling
berharga. Selamat jalan dheo semoga kamu di tempatkan di Tempat
terbaik-NYA, amin.

Inilah kisah perjalanan cinta pertamaku yang akan selalu aku kenang.
Setelah aku lulus SMA, aku kuliah di universitas udayanna BALI, karena
papa pindah tugas, dan mama juga mau mengembangkan usahanya di pulau
bali. Hingga suatu hari aku berjumpa dengan Romy, wajah dan sikap romy
mendekati dheo. Aku tahu romy bukan dheo namun aku menemukan cinta dheo
di dalam diri romy. Dan aku mencintai romy dan aku harus mendapatkannya
meski aku tahu romy memiliki kekasih yakni jimmy. jimmy maafkan aku, ku
rebut cintamu. Dan sekarang aku memiliki romy dan aku menyayangi dan
mencintainya sebagai romy, biarlah dheo bersemayam didalam memoriku. Romy

I LOVE YOU.