Rabu, 30 Januari 2013

Diperkosa di dapur baru

Karena saya dilahirkan dari keluarga
yang taat agama, maka saya pun seorang yang taat agama.Setelah
pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami saya oleh perusahaan ditugasi
untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kami
diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang
istri yang taat, saya menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat
tinggal saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat saya tinggal,
baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup
jauh letaknya dari rumah kami.

Karena
rumah kami masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika
kami mau memasak saya harus memasak di halaman belakang yang terbuka,
ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun
dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang
tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa
memiliki barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur
tersebut tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor
sedangkan saya tetap kuliah.

Sampai suatu hari, saya sedang libur
dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Hamzah
sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan
saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang
sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak Sastro dan dua orang
temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut
melihat saya ada di rumah, karena saya tidak bilang sebelumnya bahwa
saya libur.

"Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?"
"Iya
nih Pak Sastro, lagi libur.." jawab saya sambil membukakan pintu rumah.
"Kalo
gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng.." katanya.
"Oh,
silahkan..!" kata saya.

Tidak lama kemudian mereka masuk ke
belakang, dan saya mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidur
saya. Namun ketika baru saja saya mau menuju tempat tidur, saya lihat
melalui jendela kamar Pak Satro sedang mengganti pakaiannya dengan
pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah
terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak Sastro tidak menggunakan
pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya
yang bagus dan yang paling penting penisnya yang sangat besar jika
dibandingkan milik suami saya.

Saya seketika terkesima sampai
tidak sadar kalau Pak Satro juga memandang saya.
"Eh, ada apa
Neng..?" katanya sambil menatap ke arah saya yang masih dalam keadaan
telanjang
dan saya lihat penis itu mengacung ke atas sehing terlihat
lebih besar lagi.
Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup
jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi
perasaan aneh, belum pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya
selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami saya,
suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat
seluruhnya tubuh kami.

Saya mencoba mengalihkan persaan saya
dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Akhirnya saya
putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar
mandi dan mandi. Setelah selesai, saya baru sadar saya tidak membawa
handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan
sudah saya basahi dan penuh sabun karena saya rendam. Saya bingung,
namun akhirnya saya putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh
jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan
pintunya tertutup. Saya yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun
mulai berlari ke arah kamar saya yang pintunya terbuka.

Namun
baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga
terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah
Pak Sastro.
"Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng
Anggie nggak ada di kamar. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak
saya.." katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau saya sedang
telanjang bulat.

Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat
putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152
cm), namun tubuh saya sangat proposional dengan dua buah payudara
berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.

Saya
begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah saya.

Namun
Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, "Nggak usah malu
Neng.., tadi Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok.."

"Jangan
Pak..!" kata saya, namun Pak satro malah mengangkat saya ke arah
halaman belakang menuju dua orang temannya.

Saya berusaha
memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengan santainya malah
berkata, "Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suara teriakan Neng nggak
bakal ada yang denger.."

Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman
Pak Sastro segera bersorak kegirangan.

"Wah, bagus betul ni tetek.."
kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara saya
sekeras-kerasnya."Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor
siapa-siapa.." kata saya.

"Tenang aja deh kamu nikmati aja.." kata
teman Pak Sastro yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba
bulu kemaluan saya, sedang Pak Satro masih memegang kedua tangan saya
dengan kencang.

Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya
mulai melepas pakaian mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang
mengkilat karena keringat dan penis mereka yang mengacung karena
nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh saya di atas pasir.
Kemudian Pak Sastro mulai menjilati kemaluan saya.

"Wah.., memeknya
wangi loh.." katanya.

Saya segera berontak, namun kedua teman Pak
Satro segera memegangi kedua tangan dan kaki saya. Yang botak memegang
kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan saya sambil menghisap
puting susu saya. Tidak berapa lama kemudian Pak Sastro mulai
mengarahkan penisnya yang besar ke lubang kemaluan saya. Dan ternyata,
yang tidak saya duga sebelumnya, rasanya ternyata sangat nikmat.
Benar-benar berbeda dengan suami saya. Namun karena malu, saya terus
berontak sampai Pak Sastro mulai mengoyangkan penisnya dengan gerakan
yang kasar, tapi entah kenapa saya justru merasa kenikmatan yang luar
biasa, sehingga tanpa sadar saya berhenti berontak dan mulai mengikuti
irama goyangnya.

Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan
mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau
memberontak lagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya
terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau
dilepaskan saya tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro.

Tidak
lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi doggie
tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa
dikomando si gendut langsung memasukkan penisnya ke mulut saya. Saya
berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras, sehingga
saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa,
sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa
yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan
jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Satro belum selesai, sehingga
genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan
memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya.

Begitu Pak Sastro
mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milik
saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si gendut
mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam mulut saya dan tanpa
aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam mulut saya. Banyak
sekali spermanya yang saya rasakan di mulut saya, namun ketika saya
hendak membuang sperma itu, Pak Sastro yang saya lihat sedang duduk
beristirahat berkata.

"Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur
mani itu yang lama.. pasti nikmat.. ha.. ha.. ha.."

Dan seperti
seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan seperma itu.

Sementara
si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya, saya melihat
Pak Sastro masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan membawa
sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk saya masak serta
sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lama kemudian si
botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas pasir
tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampiri saya
sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak.

"Sambil menunggu
tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini.." katanya
sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam vagina
saya.

Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua
temannya segera memegangi saya.

Dan tidak lama kemudian, "Bless..!"
terong itu masuk 3/4-nya ke dalam vagina saya.

Rasa sakitnya
benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan pantat saya
ke kiri dan kanan.

"Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha.. ha..
ha.." kata si botak.

"Sekarang kamu merangkak keliling halaman
belakang ini, ayo cepat..!" kata si gendut.

Dengan perlahan saya
merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.

Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi
setiap saya
berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak berapa lama
saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak Sastro kemudian
menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang
sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus saya.

Saya
kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, "Tahan dikit ya..,
nanti enak kok..!"

Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal
seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung
tersebut dia berkata.

"Sekarang kamu maju pelan-pelan.."

Dan
ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus
saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampai kemudian
mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan
anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme dengan arti saya
menikmati diperkosa.

Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami
saya pulang, saya sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut
kepadanya, sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang
setiap saya sedang tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, mereka selalu
menyelingi dengan mengerjai saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu
berlangsung sampai dapur saya selesai dibangun.

Kontol Tatang, teman suamiku

 

Sebut saja nama ku Reni, wanita umur 28 thn dan orang-orang bilang  bentuk tubuhku amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukuran  buah dada 34B, ditunjang wajah cantik (itu juga orang-orang yang bilang)  dan kulit putih cerah. Sebelumnya aku memang sering bekerja menjadi SPG  pada pameran mobil dan banyak orang mengelilingi mobil yang aku  pamerkan bukan utk melihat mobil tetapi untuk melihatku. Menikah dengan  Deni, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk tidak  punya anak terlebih dahulu dan kehidupan seks kami baik-baik saja,  Deni dapat memenuhi kebutuhan seks ku yang boleh dibilang agak  hyper..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Deni berangkat kerja dan  malam sebelum tidur. Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Deni  bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang  sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja Lembur,  pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini  harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar  karena kadang Deni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam  baru pulang.

 

 

Mulailah cerita ini ketika Deni mendapat tanggung  jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya  Tatang dari luar kota. Pertama diperkenalkan Tatang langsung seperti  terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih. Tatang cukup  tampan gagah dan kekar. Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor  Deni memutuskan agar Tatang tinggal di rumah kami utk sementara. Dan  memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami.  Tatang tidur di kamar persis di seberang kamar kami.

 

 

Sering di  malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang  diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur  bertelanjang agar jika Deni datang bisa langsung bercinta. Pernah  suatu saat ketika pagi hari aku dan Deni bercinta di dapur waktu  masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Deni dari depan,  tiba-tiba Tatang muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk  dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang  dalam puncaknya dan Deni yang membelakangi Tatang dan aku juga tidak  tega menghentikan Deni, akhirnya ku biarkan Tatang melihat kami  bercinta tanpa Deni sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu  Tatang melihat tubuh telanjangku ketika Deni melepaskan Kontol nya dan  terjongkok di bawah meja.

 

 

Setelah  kejadian itu Tatang lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku.  Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Deni betul-betul sibuk sehingga  hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Rabu kantor tempat Deni  bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Deni.  Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada  semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku  mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang  terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh  kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH, bagian bawahpun  terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya  merasa sangat seksi dan Tatang pun sempat terpana melihatku keluar dari  kamar.

 

 

Sebelum berangkat aku dan Deni sempat bercinta di kamar  dan tanpa sepengetahuan kami ternya Tatang mengintip lewat pintu yang  memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup  untuk melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau  terburu-buru mau pergi Deni orgasme terlebih dahulu dan aku  dibiarkannya tertahan. Dan Tatang mengetahui hal itu.

 

 

Malam itu  ketika acara sangat ramai tiba-tiba Deni dipanggil oleh atasannya  untuk diperkenalkan oleh customer. Deni berkata padaku untuk menunggu  sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik,  di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang  melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah  cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan  mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin,  tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Tatang. “Udah nanti kacanya  pecah lho..cakep deh..!”, canda Tatang “Ah bisa aja kamu Tatang”,balasku  tersipu. Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Tatang meminta  tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya  dan gelasku. “Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil  langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut.

 

 

Tanpa  bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku  yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh  keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih  seksi. Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Tatang meraba leherku dan  membuatku geli dan detik berikutnya Tatang telah menempelkan bibirnya di  leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas  dan masih dengan memegang gelas Tatang yang telah menyudutkanku di  dinding dan menciumi leherku dari depan. “Tatang apa yang kamu  lakukan..lepaskan aku Tatang..lepas..!”,rontaku tapi Tatang tahu aku tidak  akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.  Tatang terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas  meraba Payudara ku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil  meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba- tiba  tangan Tatang mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku.  “Tatang..hentikan Tatang aku mohon..tolong Tatang..jangan lakukan  itu..”,rintihku, tapi Tatang terus menyerang dan jari tengah tangannya  sampai di bibir Memek ku yang ternyata telah basah karena serangan itu.

 

 

Dia  menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di  pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah  G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras  mengganjal pahaku. Ketika Tatang sudah semakin liar dan akupun tidak  dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Deni memanggil dari  pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Tatang terlepas, lalu aku  langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Deni yang tidak  melihat kami dan meninggalkan Tatang dengan G-string hitamku. Aku sungguh  terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah  yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau  dalam kategori diperkosa.

 

 

Ternyata pesta malam itu berlangsung  hingga larut malam dan Deni mengatakan dia harus melakukan meeting  dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang  bersama Tatang. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Tatang,  diperjalanan dia hanya mengakatakan “Maaf Reni..kamu sungguh cantik  malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai  dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di  kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami  perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat  oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah. Tanpa sadar ternyata  Tatang telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku  terkejut ketika mendengar suaranya’, “Reni aku ingin mengembalikan ini”‘  katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek  saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu  juga Tatang telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil  langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya.  Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan  dia langsung menindihku.

 

 

Aku meronta- ronta sambil menendang-  nendang?”Tatang..lepaskan aku Tatang..ingat kau teman suamiku  Tatang..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara  nafsu dan malu, tapi Tatang terus menekan hingga aku berteriak saat  Kontol nya menyeruak masuk ke dalam Memek ku, ternyata dia sudah siap  dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.  “Ahhhh?Braam..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah  perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis  pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara Kontol nya yang besar  keluar masuk di dalam Memek ku yang sudah sangat basah hingga memudahkan  Kontol nya bergerak. Lama sekali dia menggenjot memek ku dan aku hanya  terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam  hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh  panjang “Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku  sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian  Tatang mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Tatang di telingaku  “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan Memek ku penuh dengan cairan kental dan  hangat sekitar 30 detik kemudian Tatang terkulai di atasku. “Maaf Reni  aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan  meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam  berapa Deni pulang hingga pagi harinya.

 

 

Esok paginya seperti  biasa aku berenang di kolam renang belakang, Deni dan Tatang  berpamitan untuk nerangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku  memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang  tanpa disadari, Tatang ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali  pulang, karena Deni sangat mempercayainya maka dia izinkan Tatang  pulang sendiri. Tatang masuk dengan kunci milik Deni dan melihat aku  sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan  melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,  “Tatang..kenapa kau ada di sini?” tanyaku, “Tenang Reni suaimu ada di  kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang  kekar dan Kontol nya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan  telanjang masuk ke dalam kolam “Pantas saja semalam Memek ku terasa  penuh sekali”‘pikirku. Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani  keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga.

 

 

Saat  aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2  Tatang di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku  merasakan Memek ku hangat sekali, ternyata Tatang ada di bawah air dan  sedang menjilati Memek ku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa  meronta. Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh  sisi Memek ku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir  menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia  mengerjai Memek ku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yang  aku tahu dia telah berada di depanku dan Kontol nya yang besar telah  meneyruak menggantian lidahnya? “Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang  sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Deni. Akhirnya aku membiarkan  dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang  aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati Payudara ku  sambil terus memasukan Kontol nya keluar masuk. Bahkan saat dia tarik  aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti  perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan  bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku.

 

 

Di pinggir kolam  dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau  sangat cantik dan seksi Reni..ahh” bisiknya ditelingaku. Aku hanya  memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur  aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi  goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara Kontol nya maju  mundur di dalam Memek ku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah  berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali aku yang  mengalami orgasme diawali eranganku “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku  sambil memegang keras pinggiran kolam, “Nikmati sayang?”demikian  bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Tatang lah  yang berteriak panjang, “Kau hebat Reni..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan  aku merasakan semburan kuat di dalam Memek ku. Gila hebat sekali dia  bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut Kontol nya  yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan  memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti  kekesalanku padanya atau karena dia mencabut Kontol nya dari Memek ku  yang masih lapar.