Senin, 16 Februari 2015

ABANG GANTENG PEKERJA BANGUNAN

"AAHH.. OOHH.. UUHH.." erangnya.
"Hhohh.. Aahh.." desahku saat kubiarkan dia memelukku lagi. Lalu kini
gantian saya yang berbicara.
"Oohh.. Yaa.. Gue pengen dingentot.. Aahh.. Gue pengen berhomoseks ama
abang.. Oohh.. Tolong ngentotin gue, Bang.. Hhoosshh.. Kontol abang..
Aahh.. Gede sekali.. Gue suka kontol.. Aahh.."

Sengaja kujilati leher dan telinganya. Reaksinya, sekujur tubuhnya
seakan-akan tersengat listrik.

"Oohh.. Gue suka badan abang.. Oohh.. Gue mau menyepong kontol abang..
Aahh.. Boleh kan?"

Tanpa bicara, abang itu mendorong tubuhku turun. Dengan senang hati,
saya berlutut dan menyembah kontolnya. Bagiku kontolnya sangat indah
sekali. Kepalanya besar dan mengkilat bagaikan buah ceri. Batangnya yang
panjang nampak kokoh, menyatu dengan tubuhnya. Sedangkan kedua bola
pelernya menggantung-gantung dengan sensual. Ah, saya tidak tahan lagi.
Saya harus mencicipi kontolnya! Tanpa takut ataupun ragu, kupegangi bola
pelernya dan mulai kuperas-peras seraya kutarik-tarik. Saya bayangkan
bahwa bola pelernya seperti pegangan pompa air. Jika saya menarik
bolanya, maka kontolnya akan menyemburkan pejuh segar untukku.

Abang itu mendesah-desah keenakkan saat kuremas-remas bola pelernya.
Kepalanya ditengadahkan dan matanya terpejam rapat-rapat, menikmati
sentuhan tanganku yang hangat. Berhubung kepala kontolnya nampak sangat
menggoda dan indah, sebelum kusedot, saya mencium-cium kepala kontol itu
terlebih dahulu. Baru kemudian, kutelan kontolnya, seluruhnya.

"AAMM.."

SLURP! SLURP! Rasa precumnya langsung menyerang lidahku, asin-asin
nikmat. Saya berusaha menjilat-jilati bagian bawah kepala kontolnya dan
memastikan bahwa dia mengerang lagi. Kemudian, kumain-mainkan lubang
kontolnya. Kontolnya terangsang dan lebih banyak precum dikeluarkan.

"Aahh.. Oohh.. Yyeess.. Sedot terus.. Aahh.. Sedot kontol gue.. Aahh.,..
Hhoosshh.. Sedot terus.. Aahh.. Jangan stop.. Aahh.. Loe hebat banget..
Aahh.."

Menyedot kontol memang bukan masalah sebab saya sudah sering menyedot
kontol cowok. Saya memang sangat memuja kontol. Bahkan di laciku ada
sebuah dildo (kontol palsu) yang sering kucium sebelum saya tidur. Dari
semua kontol yang pernah kusedot, kontol abang itulah yang paling enak!
Kepalanya pun terasa licin dan enak di lidah. Apalagi dia baik sekali,
menghadiahkanku precum banyak sekali. Saya sampai kewalahan menyedot
precumnya. Enak banget.

"MMPPHH.. MMPPHH.. MM.." Saya hanya mampu bersuara seperti itu, dengan
kontol abang itu menyumbat mulutku. SLURP! SLURP!

Abang itu mengerang semakin keras dan dia mulai ingin mengendalikan
permainan. Kini dialah yang pro-aktif. Kontolnya disodok-sodokkan ke
dalam mulutku seperti gerakan orang ngentot. Namun saya bersikeras untuk
menyedotnya, maka pertarungan pun terjadi. Mulutku sering kali
bertabrakkan dengan kontolnya. Dia ingin mengentot mulutku dan saya
ingin menyedot kontolnya. Sampai akhirnya dia pun tiba pada puncak
kenikmatannya.

Dengan melenguh panjang bak kerbau, kontol abang itu mengembang dan
mulai menembak-nembakkan pejuh ke dalam mulutku. CCRROOTT!! CCRROOTT!!
CCRROOTT!! CCRROOTT!! Langsung saja kusedot dan kutelan semua pejuhnya
itu. Mm.. Sungguh nikmat! Pejuh terlezat yang pernah kutelan. Rasa asin,
pahit, dan manisnya bercampur dan terasa pas di lidah. CCRROTT!!
CCROOTT!! Sementara itu, abang itu terus saja mengerang-ngerang sampai
pejuhnya habis terkuras di dalam mulutku.

"AARRGGHH!! UUGGHH!! ARRGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!!" Tubuhnya terkulai
lemas, namun masih sanggup berdiri. Setelah kontolnya bersih kujilati,
baru kulepaskan kontolnya dari mulutku. Setetes pejuhnya menempel di
bibirku namun langsung kujilat habis. SLURP!

"Abang masih kuat? Sebab gue masih belum dientot dan gue kepengen banget
dientot. Ayolah, Bang. Ngentot yach?" mohonku sambil menunggingkan
pantatku dan memain-mainkan lubang anusku dengan jariku.

Saya merasa sangat rendah seperti pelacur, namun saya tak dapat
menyangkal hasrat birahi homoseksualku untuk abang itu. Pokoknya abang
itu harus menancapkan kontolnya di anusku! Abang itu hanya tersenyum
mesum melihat kelakuanku. Lalu tanpa bicara, dia langsung menarik tubuhku.

Sebelumnya saya sedang menungging dengan pantatku menghadap wajahnya.
Abang itu menarikku ke arahnya, tepat ke kontolnya! Kontol abang itu
besar sekali, tapi saya tidak takut. Malah saya mengharapkan kontol itu
untuk merusak anusku. Saya ingin disodomi! Saya ingin dingentot! Saya
ingin berhomoseks! Ngentotin saya! Dan abang itu pun mengentotin pantatku.

Sambil memelukku dari belakang, abang itu menusuk-nusuk lubang anusku
dengan kontolnya. Butuh beberapa saat sampai kontolnya akhirnya berhasil
masuk dan membenamkan dirinya. PLOP! Aahh.. Hangat sekali kontolnya.
Abang itu meraba-raba tubuh bagian depanku, terutama dada dan putingku.
Tak lupa juga dia mengerjain kontolku yang sudah belepotan precum. Kami
terbakar nafsu dan kami akan segera terbakar hangus.

"AARRGGHH!!" erangku saat dia mulai menggenjot pantatnya.
"AARRGGHH!! AAHH!! sakit sekali, Bang! AARRGGHH..!! Ayo, terus!
AARRGGHH!! ngentot yang keras.. AAHH.. OOHH!!" Meskipun sakit,
kupaksakan diriku karena saya memang butuh kontol.
"AARRGGHH!! UUGGHH!! OOHH!!"

Eranganku semakin menjadi-jadi saat abang itu semakin membabi-buta
dengan ngentotnya. Lubang anusku dipaksa untuk mengakomodasi kontolnya
yang gemuk. Belum pernah ada kontol sebesar itu masuk menginvasi anusku.

"AARRGGHH!!" erangku lagi.
"Oohh.. Aahh.. Hhoohh.. Oohh.. Hhoosshh.." napas abang itu menderu-deru
seperti banteng ngamuk.

Matanya tertuju pada punggungku, serius sekali. Wajahnya sedikit
meringis menahan rasa sakit akibat kontolnya harus dipaksakan masuk ke
lubang sesempit anusku. Namun dia juga puas dan memaksakan dirinya.
Kontolnya terus menerus memompa lubangku bagaikan kerja mesin yang tiada
henti. Seiring dengan sodokannya dia selalu menyuarakan erangannya.

"AARGGH!! AARRGGHH!! AARGHH!! AARRGGHH!!" Cairan precum semakin banyak
dikeluarkan kontolnya, melumasi jalan masuk ke anusku. Kontolnya
kurasakan berkedut-kedut dengan gairah.
"Aahh.. Oohh.. BANGSAT! aahh.. Ketat banget pantat loe.. Aahh.."

Dengan memegangi pundakku, abang itu menyodomiku makin keras. Semakin
lama, tubuh kami saling terguncang akibat sodokan kontolnya yang maha
dahsyat.

"AAHH.."

Syaa terpaksa harus mengocok kontolku sendiri karena abang itu telah
berhenti mengerjai kontolku. Tanpa ampun, saya remas dan saya kocok
kontolku, memaksaku untuk ngecret secepat mungkin. Nafsu birahiku
semakin tinggi dan terlihat apd akontolku yang semakin ngaceng. Rasanya
nyaris sakit, sebab kontolku butuh pelepasan dengan ngecret.

"AARRGGHH!!" erangku.
"Ngentot terus.. AAHH.. OOHH.. Ngentot! aahh.. Negntot terus! oohh..!!"

Kontolku mulai berkedut-kedut, pertanda orgasmeku mendekat. Demikian
pula dengan kontol abang itu, juga mulai berkedut-kedut. Kami akan ngecret!

"AARRGGHH!! BANGSAT! Gue bakal ngecret! AARRGGHH!! Terima pejuh gue!!
AARRGGHH!!" Dengan itu, abang itu pun mendorong kontolnya sedalam
mungkin dan terjepit di dalam tubuhku.
"AARRGGHH!!" Kontolnya akhirnya meledak, memuncratkan pejuh berliter-liter.

CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Sementara itu, dia terus-menerus
mengerang-ngerang dan menggeliat-geliat, mirip orang kesakitan.

"AARRGGH!! UUGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!! UUGGHH!!"

Sungguh pria yang sangat jantan, pejuhnya terasa sangat penuh
sampai-sampai saya merasa seakan-akan pejuhnya akan keluar lewat
hidungku. Rasanya pun hangat; sekujur tubuhku menghangat dan rasanya
sungguh nyaman.

Lalu tibalah giliranku..

"AARGGHH!!" Tubuhku mengejang-ngejang seperti kuda liar lalu kontolku
memuntahkan isinya. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Pejuhku muncrat
banyak sekali, membasahi tubuhku dan juga lantai.
"AARRGGHH!! UUGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!!" Orgasme menyiksa tubuhku dan
saya harus menggeliat-geliat, menahan kenikmatan.

Abang itu lengah dan kontolnya pun terlepas. PLOP! Seiring dengan itu,
banjir pejuh langsung mengalir dari luabng anusku yang menganga.
Bayangkan saja tampangku pada saat itu. Pejuh keluar dari kontolku dan
lubang pantatku. Lantai kamarku kotor sekali. Saya lalu terjatuh ke
lantai, lemas sekali. Tubuhku bermandikan keringat dan pejuh. Sementara
itu abang ganteng itu menundukkan badannya dan menciumiku. Tangannya
menepuk pantatku. Kudengar dia bersiul.

"Wah, lobang pantat loe menganga terbuka, kayak angka nol." Dia pun
tertawa dengan leluconnya sendiri.
"Abang suka ama lobang pantat gue?" tanyaku, membalikkan tubuhku dan
memandangnya.

Astaga, saya berharap saya dapat menjadi kekasihnya. Tubuhnya, wajahnya,
suaranya, dan kontolnya, semuanya saya suka. Namun apakah dia akan
mencintai seorang cowok Cina seperti diriku? Kontolku kembali berdiri
dan berkedut-kedut saat pikiranku melayang membayangkan abang itu dan
saya naik ke atas ranjang pelaminan sebagai sepasang pengantin homo.

"Ya, Abang suka banget ama loe. Dan kalo boleh, Abang pengen ngentotin
loe lagi," katanya, menciumi leherku dengan bernafsu.

"Astaga? Lagi?", pikirku. Namun saya senang, akhirnya saya menemukan
pria yang bisa mengimbangi nafsu seks-ku. Kami berdua sama-sama suka
berhomoseks. Dan kami pun kembali ngentot. AARRGGHH!! Kurasakan lubang
pantaku semakin besar, di-bor oleh kontolnya. Kuharap anusku bisa sembuh
dan tidak menganga seperti angka 0 untuk selamanya

Bisek dan Kucing

Kehidupanku di Kota Kecil Malang, terbilang cukup lumayan. Ada rumah di
kawasan elit di Araya, pekerjaan mapan di bank swasta terbesar d
Indonesia, punya istri yang cantik juga. Tapi untuk urusan seks, memang
tidak pernah ada batasnya, meski telah melakukan berbagai tekhnik dan
variasi, tetap saja ada keinginan untuk mencoba sesuatu yang berbeda.
Dan ternyata pengalaman dengan seorang gigolo panggilan (kucing) yang
biasa mangkal di Alun-alun Kota Malang telah membuatku ketagihan. Hari
ini aku cukup sibuk dengan pekerjaanku di Kantor. Mesti bolak-balik
telpon dan buka internet. Duh melelahkan juga. Ingin rasanya cepat
sampai di rumah, nonton TV dengan santai ditemani istri dan juga
camilan-camilan. Seharian ini aku mesti selesaikan tugasku di kantor,
walaupun aku kesulitan berkonsentrasi. Hampir seminggu ini aku
merindukan sensasi aneh yang pernah aku rasakan bersama istriku dan
seorang gigolo cowok (kucing) bernama Febrian. Saat jam pulang, aku
buru-buru melajukan mobilku agar cepat sampai di rumah.
Begitu masuk kamar, aku langsung nelpon ke HP agar Febrian datang ke
rumah kami.
Ketika Febrian datang ternyata dia masih ingat padaku dan pada istriku.
Dan istriku nampak sangat emosional, diterkamnya Febrian dan dipagutnya,
Di depanku istriku sudah tidak canggung untuk berasyik masyuk dengan
lelaki lain.
Kubiarkan. Toh aku ikut menikmati juga adegan itu. Aku bayangkan
seandainya aku yang memaguti si Febrian ini. Sekali lagi kuperhatikan
bokong Febrian yang sangat seksi itu.
'Ma, Febrian, aku tinggal ke lantai bawah yaa... Aku mau minum bir di
ruang tamu.
'Ya oom'.
'Ya masss.. trims yaa...'. Istriku sudah laiknya bergaya anak muda
'Trims'. Ha ha... duniaku... Aku minum bir dan duduk nonton TV. Oyaa,
aku lupa nggak bawa rekamanku. Biarlah, ulangan ini...
Belum sampai 15 menit sejak kutinggalkan istriku bersama Febrian di
kamar, HP-ku memanggil. 'Pa, papa naik saja ke sini ..'.
'Emangnya udah selesai... '. Tanyaku heran
'Belummm tapi.. nih Febrian mau ngomong?'.
Selintas aku bertanya-tanya mau ngapain...

'Oomm, omm katanya seneng njilatin memek tante yang penuh pejuh yaaa??
Oom ke kamar saja.., ikut gabung sama kita'. suara Febrian terdengar
menimpali di tilpon

Darahku tiba-tiba serrr...!! nggak pernah aku pikirkan sebelumnya...
menyedot langsung pejuh lelaki langsung dari batang kontol lelaki,
sementara isrtiku masih ada di situ, ngliatin aku menjilati pejuh sesama
lelaki.

Aku ngga sempat menjawab, Kutaruh botol bir dan bergegas aku menuju ke
kamar. Saat istriku membukakan pintu, pertama-tama yang kulihat adalah
Febrian yang duduk di tepian ranjang. Istriku merangkulku, mencium
pipiku. 'Papa mau khan?...'.

Aku nggak menjawab, tetapi aku mulai melepas kancing-kancing bajuku,
kemudian celanaku. Sementara istriku yang telanjang menuju ranjang dan
merebahkan dirinya. Si Febrian berdiri di tepi ranjang itu dengan kontol
yang masih loyo tapi tetap saja sedemikian gede dan panjangnya.

'Uh uh uh... lihat pa... Dia nggak sunat paa.. lihat nihhh', sejak awal
dalam hal sikap birahi aku berada di sisi istriku dimana Febrian menjadi
obyek bersama kami. Saat istriku menunjukkan kulup besar yang membungkus
kepala kontol Febrian.

Sementara aku sungguh takjub, kontol yang masih loyo itu sudah
menunjukkan ukurannya yang luar biasa. Dalam keadaan tidur saja
panjangnya nggak kurang dari 12 cm.

Istriku terus mempermainkan kulup Febrian. Sebentar di tariknya hingga
merekah menampilkan jamurnya yang tersobek oleh celah lubang kencingnya.
Dia jilat-jilat lubang kencing itu. Dan tanpa sadar jakunku naik turun
menelan ludah.

Febrian sendiri bersikap masa bodoh,. Istriku tidak berhenti. Dia cium
dan jilati betis Febrian, lututnya, pahanya. Dengan setengah bangun di
juga gigiti dada gempal putih si Febrian ini, kemudian
putting-putingnya. Sementara itu jakunku berkali-kali naik turun menelan
air liurku sendiri.

Pelan-pelan kontol Febrian bangun juga lalu dia berdiri bergerak ke
ranjang, merebahkan tubuhnya, telentang di sana. Istriku menyusul
langsung menggeluti kontolnya. Istriku berada diantara paha Febrian.
Mukanya dibenam-benamkan ke selangkangan Febrian yang putih bersih itu.
Uhh... Aku lihat bagaimana istriku yang penuh kegilaan ini menyedoti
segala macam yang berada di kawasan selangkangan Febrian.

Bermenit-menit berlangsung. Aku sendiri akhirnya sangat tergerak untuk
mendekat, menyaksikan bagaimana ekspressi wajah istriku pada saat
kegilaannya datang itu. Matanya setengah merem, hitam matanya ke atas
hingga putihnya nampak lebih banyak. Lidahnya tak henti-hentinya
menjilat, menisiri batang tegar, kokoh, gede, panjang dan megkilat-kilat
itu. Bungkus kontolnya tidak lagi nampak. Kontol yang sangat ngaceng itu
meninggalkan bungkus kulupnya tepat di belakang bonggol jamur merekahnya.

Aku dengar bagaimana Febrian mendesah-desah. Dia merintih dan meracau.
'Enak oomm, enak tanteee... Ooommm.. tanteee.. aku entot istrimu ya
oommm, aku entotin istrimuu ya oommm...',

Rupanya kehadiranku sebagai suami istriku ini sangat membantu
mendongkrak nafsu birahinya. Aku jadi ingat yang dia adalah pengkhayal.
Kali ini kahayalan ngentot istri orang didepan suaminya sendiri
terlaksana. Dia menngelinjang semabari menaik-naikkan pantatnya,
mendorong kontolnya agar istriku mengisep-isepnya lebih dalam lagi. Dan
itu disambut istriku dengan penuh nafsu pula.

'Aku entotin binimu yaaa... aku entotin dia yaaa... Kamu lihat yaaaa..
binimu akan keenakan nihhhh... ', racau Febrian ini benar-benar
merangsangku. Ingin rasanya aku terjun tapi, aku... ah nggak lucu ahh...

'Lihat nihh oommm... Kontolku oommm.. entar kalau keluar pejuhku omm
jilat-jilat yaaa...oomm', ternyata Febrian sendiri meracau dengan mata
setengah tertutup untuk lebih menikmati landaan birahinya.

Sesudah ucapannya yang terakhir itu dia bangkit. Dia seret istriku ke
atas kasur. Dia telentangkan dan dia kangkangkan pahanya lebar-lebar.
Dia akan mulai melakukan penetrasi. Kontolnya yang telah ngaceng
maksimal itu dipegang dan diarahkannya ke memek istriku. Tentu istriku
menyambut dengan sangat gembira. Dia raih pula kontol Febrian, kemudian
dituntunnya menuju luang kontolnya. Dan tak lama, blesssss.

Uuhh uhh... bukan main... Aku terbengong-bengong... Kontol segede pisang
tanduk itu amblas ditelan memek istriku. Aku lihat secara langsung
bagaimana klitoris istriku membelah membuka kesempatan bonggol jamur si
Febrian mendesak lubang vagina hingga melesak dan sekaligus membuat
bibir klitoris itu ikut terbawa melesak. Hal demikian hanya terjadi
dikarenakan kontol si Febrian itu kelewat gede.

Dan lihat, demikan pula saat ditarik, batangan kontol itu juga membawa
kembali bibir klitoris itu. Demikian akan terjadi berulang-ulang,
puluhan kali, bahkan mungkin ratusan kali.

Dan apa yang terjadi? Setiap sodokkan dan tarikan yang sesesak itu
dengan sendirinya akan menggerusi dinding vagina yang dipenuhi
saraf-saraf peka birahi istriku. Dan itulah yang menyebabkan istriku
bisa berteriak-teriak histeris ditimpa kenikmatan yang tak terhingga
karena dia mencapai puncak orgasme secara beruntun. Pada saat itu malu,
sungkan, takut atau khawatir sudah tak ada lagi. Pada saat macam itu
hanya satu tujuannya. Orgasme.

Tuh, dengar, istriku langsung berteriak mengaduh saat dia mencapai
klimaks orgasme yang ke dua kalinya. Bokongnya langsung
menggoyang-goyang menahan kegatalan yanga amat sangat. Sementara itu si
Febrian tidak menunggu lagi. Dia genjotnya kontol istriku dengan kontol
gedenya itu. Dia tusukkan hingga ke dasarnya. Mentok habiss !!!!

Berbagi racauan berebut dalam kamar rumahku itu. Dari mulut istriku,
dari Febrian dan dari aku. Dari dalam kamar itu terdengar suara orang
sedang dilanda birahi yang secara histeris saling berebut tumpang
tindih. Aku dengar istriku berteriak keras sekali, menandai datangnya
orgasmenya yang ketiga kalinya. Aku sendiri menunggu kesempatan.

Melihat istriku kehabisan tenaga karena sudah 3 kali mencapai puncak
orgasme, Febrian tidak tega meneruskan entotannya dan segera mencabut
batang kontolnya lalu dia membiarkan tubuh istriku roboh dalam keadaaan
lemas dan puas.

Dan begitupun Febrian roboh kesamping tubuh istriku sehingga aku melirik
pada kontol Febrian yang masih ngaceng di samping istriku. Kulihat
disitu kontolnya masih basah berlepotan cairan dari dalam vagina
istriku, lalu dia berbalik tidur tengkurap membiarkan aku dan istriku
dalam kesunyian.

Setelah beristirahat sejenak, Istriku masuk ke kamar mandi untuk mandi
dan bersih bersih. Biasanya dia agak lama di kamar mandi bersih bersih.

Dan pada saat itulah aku lihat pantat telanjang si Febrian. Dengan
posisinya yang tengkurap itu, aku saksikan pantat yang putih bersih itu
mempertontonkan lubang duburnya. Uhh... Warnanya kemerahan, rapet...
Pinggirannya nampak kerutan yang mengarah ke pusat lubang. Saking
menariknya lubang dubbur itu, nggak tahu, aku sangat pengin menciuminya,
menjilatinya...

Aku tak tahan lagi!!!. Dan dengan lenguh serta desah yang nggak bisa aku
kendalikan, aku nekad mendekat ke bokong Febrian, dan kubenamkan wajahku
ke pantatnya, lidahku langsung menjilati lubang itu. Aroma pantat
Febrian yang langsung menyergapku memacu nafsuku makin tinggi terasa
berbau khas laki laki jantan. Aku ikut menggila dan ahh!, sabodo!, tokh
istriku sedang di kamar mandi dan tidak melihat kegilaanku terhadap Febrian.

Dan ketika aku rasakan tangan Febrian merengkuh kepalaku agar terbenam
lebih dalam lagi ke analnya, aku gembira banget, karena Febrian sendiri
langsung menikmati perbuatanku, dan terutama Febrian seperti benar benar
mengerti keinginan dan hasratku terhadap dirinya. Aku semakin menggebu.

Aku nggak lagi bisa menahan diri. Kubalik tubuh Febrian sampai
terlentang dan kuraih kontol Febrian. Dan kujilatinya dan kuisep dengan
penuh nafsu. Hilang sudah perasaan malu dan dan perasaan terhadap
istriku yang masih ada di kamar mandi. Yang kurasakan adalah nafsu yang
menggebu gebu dan kerinduan akan kontol laki laki serta rasa haus dahaga
ingin meminum air mani Febrian.

Aku memuaskan hasratku menyelomoti dan ngisep kontol Febrian, dan
mendadak! tangan Febrian merengkuh kepalaku...!.

Ooooh.... Febrian mengelusi rambutku. Dia sangat senang dengan
perlakuanku pada kontonya itu. Tentu itu merupakan tambahan kenikmatan
yang diberikan Febrian padaku.

Tak diduga Istriku keluar dari Kamar mandi dan melihat suaminya sendiri
sedang bernafsu menyelomoti batang kejantanan miilik sesama lelaki.
Istriku bengong, terpana tak percaya penglihatannya, tapi kupikir.
Ahh...!, kepalang tanggung!, aku siap menghadapi segala resikonya.

Istriku terus memperhatikan pada seluruh apa yang saya lakukan itu dan
astaga!, mendadak tanpa rasa marah sama sekaloi istriku berkata.

'Paa.. papa suka juga yaa...? Papa senang yaa.. kontol Febrian enakk yaa
paa..??'.

Bagiku kata-katanya itu sudang sangat cukup. Dia menerima kelainanku.
Atau setidak-tidaknya, kelainanku ini akan menunjang kelainan dia pula.
Wwwooooooo...

Akhirnya harapanku terpenuhi. Tubuh Febrian terkejang kejang dan ooooh,
mendadak sperma Febrian tumpah ruah membanjiri mulutku. Sperma Febrian
masuk mulutku, ke-kenyam-kenyam sebelum mengalir dan membasahi
tenggorokanku.

Bukan main, di bawah sini aku menguras seluruh isi sperma Febrian. ohh
baunyaaaa... seperti mata air pedesaan dan sperma Febrian itu gurih
banget. Aku kembali menikmati kentalnya sperma Febrian. Lendir-lendir
itu uuuuhhh... Nikmatnya bukan alang kepalang.

Istriku menganga melihat dahagaku yang begitu lahap mereguk sperma
sesama lelaki, tapi dia bahagia bisa membuat suaminya berbahagia.

Tapi gairahku masih menggelegak, kuraih pantat Febrian dan kuhujamkan
kontolku yang telah teracung keras sejak tadi.

Febrian melenguh dan menjerit, seolah merasakan kesakitan, tapi kulihat
diaun meinmati sensasi luar biasa itu. Semakin dia mengangguk angguk
pertanda sangat menikmati hujaman kontolku, semakin beringas aku
membenamkan seluruh batang kontolku. Kumaju mundurkan kontolku di lubang
pantat Febrian. Ohhh ternyata rasanya lebih nikmat dibandingkan memek
istriku. Ada sensasi luar biasa yang karasakan pada pijitan lubang
pantat Febrian ini.

Akhirnya aku menyerah, hanya dalam hitungan menit dan beberapa kali
genjotan, spermaku muncrat dan memenuhi dinding usus besar Febrian. Ahhh
crott..crottt…

Selesai itu semua, kami sama-sama bangkit. Kemudian sama-sama istirahat.
Ketika saat makan malam tiba, istriku pesan makanan siap saji lewat
delivery sebuah resto terkenal. Malam itu kami serasa pesta, beragam
makanan, minuman dan buah tersaji dalam kamar, dan dengan tetap
telanjang kami menyantap sama-sama.

Febrian setuju malam itu nginap bertiga di kamar. Ini ide istriku yang
pasti dengan maksud erotis. Dan kami semua menyambut dengan senang. Aku
sendiri berpikir, kemungkinan menjilati bokong Febrian yang seksi itu.
Siapa tahu?!

Selesai makan aku pesan bir 2 botol. Febrian senang juga minum bir.
Kemudian kami ngobrol macam-macam. Sampai soal perang Iraq yang
dilancarkan Amerika.

Peristiwa semacam kami ulangi lagi tengah malam. Istriku yang terbangun
pada jam 3 dini hari, dia mulai membongkar selimut yang menutupi kontol
Febrian. Dia mengemotinya hingga Febrian terbangun. Sesudah ngaceng
banget Febrian kembali menindih istriku, dia mulai ngentoti istriku
sepanjang subuh hari itu.

Aku saksikan bagaimana istriku menerima entotan itu. Goyang pantatnya
yang melampiaskan gatal birahinya, mengimbangi tusukkan-tusukan bertubi
tanpa jeda dari kontol Febrian. Pada kesempatan itu aku yang menyaksikan
istriku dientot orang ini dan terlempar ke puncak orgasme sampai 2 kali
berturut turut dan akhirnya istriku roboh kehabisan tenaga dengan
Febrian yang tetap menindih tubuhnya dan batang kontol Febrian yang
masih menancap erat didalam vagina istriku.

Tapi istriku sudah tak mampu lagi mengimbangi gairah dan kejantanan
Febrian sehingga dia menyerah takluk dan minta Febrian melepaskan
cengkramannya.

Pada saat itu Febrian menatap tajam kearahku dan Febrian langsung
menyuruh aku. 'Ayyoo oom.. ciumin pantat Febrian.. masih nafsu
nihhh...', ajaknya yang membuat kontolku langsung ngaceng. Dengan
mengucek-ucek mata aku bangun, diam sesaat untuk menyesuaikan diri.

Tangan Febrian bergerak nggak sabaran meraih-raih kepalaku.
Ditarik-tariknya kepalaku kearah bokongnya. Aku jadi nafsu banget..
Mungkin bagi kami bertiga adegan malam tadi masih memiliki nilai sensasi
yang tinggi. Terbukti pengulangan ini kami lakukan dengan penuh semangat
dan birahi.

Tiba tiba tanpa kuduga sama sekali, Febrian mencabut kontolnya dari
lubang memek istriku lalu dia beralih mendekatiku Aku menggelinjang geli
merasakan kehangatan lidah Febrian yang menari-nari di sela-sela otot
punggungku. Rupanya berbeda denganku yang menyukai bagian dada dan
perut, Febrian sangat suka dengan bagian belakang tubuh cowok, tertama
bagian pantat.

Dan jilatan Febrian yang makin rakus di sela bukit pantatku. Aku
merasakan geli nikmat yang luar biasa saat Febrian menyapukan ujung
lidahnya di lobang pantatku. Febrian terus melakukannya di lobangku
sambil diselingi dengan ciuman dan sedotan mautnya yang membuat meram
melek saking nikmatnya.

"Sekarang menungging, Oom..", instruksi Febrian.

Aku segera menurutinya. Kulihat Febrian membasahi jarinya dengan mani
yang yang masih menempel di selangkangan dan di kontolnya yang tadi
dikeluarkan dari vagina istriku dan masih belum sempat di lapnya. Ia
lalu mulai memasukkan jarinya ke lobangku.

Sebenarnya aku sangat takut dengan yang namanya anal sex. Tapi saat itu
aku pasrah saja berhubung sudah sangat nafsunya.

"Aduh.. sakit Febrianaaa..", aku mengaduh saat kurasakan jari tengah
Febrian memasuki lobangku hingga aku terus mengencangkan otot anusku.

"Santai aja Oom.. Nanti pasti nikmat..", kata Febrian dengan suara agak
parau.

Kemudian giliran jari telunjuknya yang masuk. "Ssshhhh..", aku meringis
kesakitan sambil memejamkan mata saat Febrian mulai menggerakkan jarinya
keluar masuk lobangku.

Tak lama kemudian rasa sakitnya mulai berkurang dan aku mulai bisa
menikmati gerakan jari Febrian yang menghasilkan sensasi nikmat di dalam
lobang pantatku. Melihat aku yang mulai rilex Febrian mengeluarkan
jarinya dan mulai mengarahkan kontolnya yang licin oleh lepotan mani ke
sasaran.

"Sekarang aku mau ngentotin suami Tante yaaaah...?" tanya Febrian pada
istriku..

Tapi istriku sudah terlampau kehabisan tenaga dan tak berreaksi

"Aku pengen ngentot suami tanteeeeeeee" ulangnya lagi tanpa minta
persetujuan.

"Pelan-pelan Dhik..", aku agak ngeri juga membayangkan kontol Febrian
menjebol lobangku.

Febrian membuka pantatku dan mengarahkan kontolnya ke sana "Aduuh..
pelan-pelan Dhik, sakit tau.. aww!" rintihku waktu dia mendorong masuk
kontolnya. Dapat kurasakan kepala kontolnya yang besar secara perlahan
bergerak masuk yang membuatku meringis lagi sambil menegangkan otot dubur.

Febrian sejenak menghentikan aksinya dan saat aku mengendurkan otot
dubur tiba-tiba saja Febrian menghentakkan pantatnya hingga kontolnya
masuk seluruhnya ke dalam.

"Aakh..", aku hampir menjerit merasakan sakit yang cukup hebat. Perutku
juga rasanya mulas melilit-lilit. Untung mentalku cukup kuat seperti
seorang tentara.

"Tenaang.., janji deh pasti nikmat", desah Febrian sambil tangannya yang
satu memainkan puting tetek di dada bidangku.

"Iya paaaap, sabaaar ya paaap, enak kok dientotin si Febrian..." timpal
istriku

Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali batang kontol besar.
Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah
menjadi rasa nikmat yang menjalari tubuhku.

Aku menjerit sejadi-jadinya ketika Febrian menyodok pantatku dengan
kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, Febrian
malah makin buas menggenjotku sambil melumat bibirku dan memainkan
lidahnya di dalam mulutku, lalu dia meludahkan air liurnya kedalam
mulutku sehingga air ludahnya tumpah tercampur masuk kedalam relung
relung mulutku sampai tertelan semuanya. Ooooh, betapa nikmatnya bisa
meminum air liur laki laki tampan yang jantan ini!.

Aku mulai tenang menikmati permainan batang kontol Febrian yang ahli
dalam membakar gairahku. Kemudian Febrian mulai menarik dan memompa
kontolnya yang membuatku merasa sangat mulas sekali hingga tanpa dapat
kukendali aku mulai menegang-negangkan otot duburku.

"Enak.. Oom, lobangmu benar-benar masih perawan, lebih enak dari memek
istrimu". Sambil berucap Febrian mulai memajumundurkan pantatnya lagi.

Dari rasa sakit dan mulas lama kelamaan aku mulai merasakan sensasi
nikmat yang makin menghebat. "Teruss.. Dhik.. Enak.. Ohh.. umph..
akh..", lepas kontrol aku mulai mengeluarkan suara lenguhan dan desahan
nikmat yang membuat goyangan Febrian makin hebat.

Sodokan Febrian di bawah sana menghunjam-hunjam demikian hebatnya hingga
nikmatnya membuat aku lupa segala-galanya, lupa pada istriku yang sedang
tergolek tak berdaya disampingku.

Sodokan tongkat panas dan panjang Febrian demikian dalam menembusi
lubang duburku hingga merojok isi perutku. Sementara otot otot didalam
saluran anusku yang dipenuhi saraf-saraf peka terus melumat dan
meremas-remas batang bulat gede itu karena kegatalan.

Dan semua peristiwa itu tidak lepas dari tatapan mata istriku yang
memperhatikan dengan penuh nafsu dan menyaksikan setiap detik dari detil
adegan penetrasi anal seks antara Febrian yang kini telah tersambung
sempurna jadi satu dengan tubuh telanjang aku, suaminya sendiri.

Istriku begitu terpukau dan terkagum-kagum menyaksikan peristiwa yang
selama ini hanya hidup dalam khayalannya itu.

Istriku tanpa berkedip terus menyaksikan setiap gerakan kontol Febrian
yang mulai bergerak keluar masuk anusku dengan lembut dan lancar. Dan
Istriku makin terpacu nafsu birahinya ketika ia menyaksikan kontol
Febrian sepanjang 17 cm benar-benar telah amblas tertelan oleh
kehangatan anusku.

Istriku benar-benar kagum melihat adegan demi adegan seks antara Febrian
dan Aku yang diperagakan tepat di hadapan matanya itu. Ia terkagum-kagum
melihat betapa gagahnya kontol Febrian keluar masuk liang anusku dengan
lancar dan konstan. Ia juga kagum melihat kehebatan pantatku yang mampu
menampung batang kontol Febrian yang panjang dan besar itu.

Istriku menjadi semakin tidak sabar untuk menanti gilirannya mendapatkan
kenikmatan kenikmatan seperti yang sedang dirasakan Aku dari Febrian.
Ya, Istriku semakin tidak sabar lagi untuk mewujudkan semua impian dan
khayalannya dan sudah tidak sabar ingin merasakan lagi hebatnya
kenikmatan yang dihadirkan melalui sodokan dan penetrasi penuh birahi
dari kontol Febrian.

Istriku sempat terkejut ketika ia mendengar Aku dan Febrian sama-sama
mengerang dan mendesah panjang. Desah kenikmatan dua laki laki yang
sedang bercinta!.

Lalu Febrian menekankan dan membenamkan kuat-kuat seluruh batang
kontolnya dalam anusku. Bersamaan dengan itu, Aku mengunci dan
mengerutkan kuat-kuat otot-otot anusku, sehingga anusku benar-benar
menjepit dan memilin batang kontol Febrian.

Saat ini Febrian benar-benar sedang memberikan kenikmatan yang tak
terhingga padaku, dan aku sungguh-sungguh ditimpa derita nikmat yang tak
terperikan, sehingga tanpa dia minta kini aku benar-benar mengeluarkan
desahan, rintihan dan teriakan-teriakan demikian hebat yang bahkan tak
bisa kukendalikan lagi.

Hal itu berlangsung terus menerus tanpa henti sampai aku merasakan
tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang
dan memeluk irgan erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya.

Dan ketika tongkatnya terasa makin legit dan sesak keluar masuk dalam
anusku, aku tahu bahwa sebentar lagi dia akan mempersembahkan kenikmatan
yang tak terperi padaku. Aku sendiri bergegas menerima puncak-puncak
derita hasil perbuatannya.

"Aaahhhhh..!", Mendadak tubuhku dan tanpa terkendali. Selama beberapa
detik tubuhku menegang dalam dekapan Febrian dan "Oooooooooooh", air
maniku memancar deras keluar membasahi perut dan kasurku.

Pada saat itu aku tak lagi ingat macam bagaiman kegaduhan yang terjadi
dalam kamar ini atau istriku yang sedang menonton perbuatan kami. Yang
kuingat hanyalah aku ter-rebah nungging dan tengkurap ke atas kasur dan
Febrian mencabut batang panasnya dari lubang duburku.

Namun Febrian masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas
ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga.
Tiba-tiba pelukan Febrian terasa makin erat sampai membuatku sulit
bernafas, serangan Febrian juga makin dahsyat, putingku disedot
kuat-kuat oleh Febrian sambil menjambak rambutku.

Sebelum sempat berbuat apa apa, mendadak Febrian mendekatkan batang
kontolnya kewajahku,

"Buka mulutmu Oom" ujar Febrian sambil mengarahkan kontolnya ke arah
mulutku. Awalnya aku berusaha menolak karena kontol Febrian barusan
dipakai untuk mengaduk aduk lubang duburku, tapi dia menjambak rambutku
dan memaksa sehingga aku terpaksa membuka mulutku dan menelan batang
kontol Febrian yang masih basah berlepotan cairan lendir dari dalam anusku

Kini giliran mulutku yang dientot habis habisan oleh Febrian, lebih
cepat dan tiba tiba "Crot.. crot.. crot".

"Ah.. yeahh.. ahh.." Febrianku mengerang.

Spermanyapun tumpah ruah di dalam mulutku sebagian lagi jatuh ke
badanku, melihat sperma yang begitu banyak tertampung dalam mulutku
segera dikulumnya mulutku akupun membalas kuluman itu, kami saling
berbagi sperma Febrianku itu dalam mulut yang bersatu.

"Itu air mani Febrian Oom, telan aja enak kok" kata Febrianku dengan
tersenyum lalu kembali menciumku.

Kulirik istriku ternyata sudah tidur pulas, karena merasa sudah puas dan
terlampau kecapaian mengimbangi darah muda Febrian. Istriku tak peduli
lagi kalau suaminya sendiri sedang disodomi oleh sesama lelaki.